Part 26

543 40 3
                                    

Shaka memperhatikan gerak-gerik Hanum saat membereskan karpet seusai mereka sholat. Badannya terasa jauh lebih baik hari ini namun Hanum melarangnya untuk beraktivitas seperti biasa jadi yang dia lakukan hanya makan, tidur dan menonton tv. Saat ini Shaka duduk menyandar di kepala ranjang dan matanya tidak pernah lepas dari Hanum.

Semenjak kepulangannya dua hari lalu yang membuatnya tumbang karena kelelahan, hanya ini yang bisa Shaka lakukan, memperhatikan Hanum. Memandang keluar jendela memikirkan setiap ucapan Mamanya beberapa hari lalu. Dia merasa ragu dengan perasaannya saat berada dekat dengan Hanum. Oleh karena itu selama dua minggu terakhir dia berusaha menghindari Hanum. Dan dia tidak menyangka jika Mamanya mengetahui jika ada yang salah dengan rumah tangga anaknya. Shaka menghembuskan nafas frustasi. Dia memperhatikan sekeliling kamarnya dan tidak menemukan Hanum yang tadi sedang membereskan karpet. Selama itukah dia melamun hingga tidak tahu jika Hanum keluar kamar.

“Dari mana?” tanya Shaka saat melihat Hanum masuk ke dalam kamar.

“Dari dapur. Ambil air karena teko air di kamar sudah habis.” Hanum meletekkan teko di nakas dekat sisi dia tidur. Kemudian beranjak lagi untuk mengambil remot tv dan menghidupkan tv namun tangannya ditahan oleh Shaka.

“Mau kemana lagi? Duduk. Temani aku disini.” Tanya Shaka dengan mencekal pergelangan tangan Hanum. “Mau nonton tv Mas. Memangnya Mas nggak bosan?” Shaka melepaskan cekalannya dan membiarkan Hanum mengambil remot tv. Hanum kembali duduk disamping Shaka yang sudah merebahkan diri. Menarik tangan Hanum untuk mengusap kepalanya hingga dia tertidur.

Semenjak sakit, mengusap kepala hingga Shaka tertidur sudah menjadi kebiasaan Hanum sekarang. Shaka akan meminta Hanum mengusap kepalanya kapanpun untuk mencari kenyamanan dari Hanum. Hanum bingung melihat perubahan sikap Shaka saat sakit. Ketika Shaka mulai dengan kebiasaan barunya dia akan mengalihkan pandangannya pada objek yang lain. Ada perasaan aneh saat mereka terlalu dekat seperti saat ini. Perasaan yang belum sempat tumbuh saat dia bersama Sagam dulu. Perasaan cinta kepada suaminya.

Namun Hanum merasa ragu, tidak tahu apa yang harus dia lakukan setelah yakin dengan perasaannya terhadap Shaka. Mengingat sikap Shaka berubah menjadi cuek dan dingin selama dua minggu terakhir. Hanum tidak berani mengartikan sikap manja Shaka saat sakit. Bisa saja setelah sembuh nanti Shaka akan kembali menjadi cuek dan dingin serta mencoba untuk menghindarinya lagi.

“Apa yang harus aku lakukan Mas?” ucap Hanum lirih dengan terus mengelus rambut Shaka. Cukup lama Hanum memandangi Shaka lalu menglihkan pandangannya ke tv yang menyala. Takut Shaka tiba-tiba terbangun dan memergokinya sedang mengamati wajahnya. Hanum memilih fokus pada acara tv meskipun tidak ada yang menarik. Sepagi ini hanya ada acara berita yang tayang. Tapi itu lebih baik ketimbang harus fokus pada Shaka.

Menjelang sore Shaka sudah siap dengan pakaian casualnya. Membuka lemari untuk mengambil jaket. Menuju meja rias Hanum untuk mengambil kunci mobil lalu turun mencari Hanum.

“Hanum… aku mau keluar. Ada janji sama Bang Radit. Nggak usah ditungguin aku bakalan pulang malam.” Ujar Shaka saat melihat Hanum di dapur sedang membantu Mbok Jum menyiapkan makan malam. Hanum menghampiri Shaka saat namanya dipanggil.

“Tapi Mas… baru saja sembuh.” Ucap Hanum khawatir.

“Aku sudah sembuh. Lagipula hanya aku yang tahu apa yang aku rasakan sekarang dan aku sudah sehat. Jika itu yang kamu maksud. Aku pergi, Assalamu’alaikum.” ujar Shaka dingin.

“Wa’alaikumsalam.” Hanum mengambil tangan Shaka untuk diciumnya sebelum Shaka pergi.

Setelah Shaka tidak terlihat, air mata Hanum luruh. Ucapan Shaka tadi membuatnya sedih. Apakah memang Hanum tidak penting bagi Shaka? haruskah dia menyerah dengan sikap Shaka sekarang? Dengan perasaannya yang baru saja tumbuh? Hanum mengusap air matanya, menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya agar tidak terlihat setelah menangis. Kembali ke dapur membantu Mbok Jum memasak makan malam.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang