“Akhirnya kita sampai juga di Malang. Sejuk banget udaranya, betah rasanya kalau tinggal lama disini.” Ucap Hanum setelah merka sampai di villa milik keluarga Sekar.
“Jelas Dek, lihat saja sejauh mata memandang hijau semua.” Sambung Hangga.
Hanum menoleh untuk melihat Hangga yang berdiri di sampingnya. Matanya lalu tertuju kepada Erlangga yang berada dalam gendongan ayahnya. Erlangga masih terlihat mengantuk setelah perjalan cukup jauh terlihat sangat menggemaskan dengan matanya yang mengerjap untuk mengusir kantuk. Hanum langsung mengambil alih Erlangga dalam gendongannya.
“Duh Baby Erlang masih ngantuk ya. Sini main sama Onty biar nggak ngantuk lagi.”
Hanum memcoba menurunkan Erlangga di halaman belakang yang ditumbuhi rumput. Tentu saja Erlangga langsung terjaga dari rasa kantuknya karena merasakan geli pada kakinya. Sebelumnya Hanum melepas sepatu dan kaus kaki bayi gembul itu. Erlangga mengangkat kakinya agar tidak menyentuh rumput sambil mengoceh memprotes tindakan dari Ontynya. Sontak saja siapapun yang melihat kejahilan Hanum tertawa melihat reaksi Erlangga yang mengangkat kedua kakinya.
“Sudah Dek, Erlang geli itu kasihan dia. Sini biar Erlang mimik dulu baru lanjut main lagi.” Ucap Sekar.
“Istirahat dulu Dek, nanti lagi mainnya. Kamu nggak capek apa?” sambung Pak Bagyo melihat kelakuan anak gadisnya.
“Capek Yah. Ya udah Hanum ke kamar dulu mau istirahat.”
“Hari ini kita di rumah aja dulu, istirahat. Besok baru kita jalan-jalan. Bunda pingin barbeque-an nih. Nanti jam empat kita belanja ya.” Ujar Bunda pada Hangga.
“Beres Bun. Nanti Hangga antar kemanapun Bunda mau. Hangga masuk kamar dulu ya Bun, capek.”
“Ya sudah Ayah sama Bunda juga mau istirahat dulu biar rada segeran dikit.”
Akhirnya mereka masing-masing istirhat. Villa keluarga Sekar terletak di Kota Batu dekat kawasan Secret Zoo dengan hawa sejuk dan dingin karena di kelilingi gunung dan bukit. Villa yang cukup luas dengan dua lantai, kolam renang yang terletak di belakang rumah bersebelahan degan taman serta kebun apel yang terletak di belakang villa. Membuat nyaman siapapun yang datang kesana untuk melepas penat.
“Bunda mau belanja apa saja?” Tanya Hanum yang berdiri di sampig Bundanya dan mendorong troli.
“Enaknya apa lagi ya Dek? Sosis sudah, daging sudah, sayur juga sudah. Apa lagi yang kurang?” Tanya Bunda.
“Ayam Bun. Hanum pingin makan ayam kecap besok sama sayur capcay.”
“Boleh. Ayo balik lagi kesana. Kenapa nggak bilang daritadi kan sekalian daripada bolak balik gini.”
“Baru kepikiran sekarang Bunda.”
Mereka kembali ke bagian daging dan sayur. Setelah itu menuju rak makanan ringan untuk stok cemilan di rumah. Kebiasaan keluarga Hanum akan selalu mencari makanan ringan setelah bangun tidur bukannya minum lebih dulu.
“Sudah? Nggak kurang cemilannya?” Tanya Bunda.
“Cukup Bun. Hanum pingin nyobain jajanan pasar aja.”
“Ya sudah ayo ke kasir. Telfon Kakakmu kasih tahu kalau kita ke kasir duluan.”
“Oh mereka sudah antri di kasir Bun. Ayo kesana.”
Setelah selesai membayar mereka pulang. Di rumah, Pak Bagyo dibantu penguru villa menyiapkan segela keperluan untuk pesta barbeque ini. Jagung, sosis, daging dan sayur semua sudah siap dan tugas Hangga untuk memanggang semuanya. Setelah semua siap mereka duduk di gazebo menikmati makanan yang ada. Di selingi tangisan Erlangga karena kejahilan Hanum, mereka membahas tempat mana dulu yang ingin dikunjungi selama di Malang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta
RomanceHanum Khairunissa, perempuan 24 tahun seorang pembicara dan memiliki beberapa usaha dengan sifat ramah, sopan dan wajah yang ayu. Seorang perempuan berhijab yang mandiri sejak masa SMA. Sagam Alif Mahendra, laki-laki 28 tahun seorang polisi yang ber...