Part 11

495 28 0
                                    

“Sudah siap?” Tanya Sagam melihat Hanum keluar dari kamarnya yang terletak di samping ruang keluarga.
Yap.

Sagam sedang duduk di ruang keluarga rumah Hanum untuk menjemputnya. Hari ini rencana mereka adalah mengunjungi WO yang sudah ditunjuk Bu Anisa untuk pernikahan mereka. Fitting baju, pemilihan konsep dan memilih undangan. Dan yang terakhir mereka akan membeli cincin nikah nanti.

Ini pertemuan pertama mereka setelah acara lamaran dua minggu lalu. Esok harinya Sagam harus kembali lagi ke Bandung dan hanya berpamitan melalui telfon. Mereka sangat terbantu dengan keluarga mereka terutama Bu Anisa yang begitu antusia menyiapkan pernikahan anak sulungnya. Sehingga tugas mereka hanya menemui WO dan menentukan pilihan mereka mengenai undangan, baju dan konsep. Selebihnya kedua keluarga yang mengurusnya.

“Sudah mau berangkat?” Bunda muncul dari dapur dengan membawa minuman untuk Sagam. “Minum dulu sebelum pergi.” Lanjut Bunda.

“Iya Bunda. Janjian sama orang WO nya jam sebelas ini udah jam sepuluh.” Terang Sagam.

“Ya sudah. Hati-hati di jalan jangan ngebut yak.” Pesan Bunda.

“Oh ya Bunda. Setelah semua selesai, Mama meminta Sagam mengajak Hanum ke rumah untuk makan malam sekalian berkenelan dengan Shaka karena semalam dia pulang.”

“Iya Nak. Nanti pulangin Hanumnya jangan malam-malam yak.” Ucap Bunda menggoda calon menantunya.

“Bunda apaan sih.” Gerutu Hanum mendengar ucapan Bunda.

“Siap Bunda. Assalamu’alaikum.” Pamit Sagam lalu mencium tangan Bunda. Hanum juga melakukan hal yang sama dengan Sagam.

Kemudian mereka pergi meninggalkan rumah Hanum.
Beruntung jalanan ibukota tidak terlalu macet siang ini. Setelah tia puluh menit mereka berkendara akhirnya mereka sampai di gedung WO tempat mereka janjian.

“Siang Mbak kami sudah membuat janji dengan Mbak Pita hari ini.” Ujar Sagam saat sampai di meja resepsionis.

“Atas nama siapa ya Mas?” tanya mbak-mbak resepsionis.

“Sagam dan Hanum.”

“Saya konfirmasi dulu ya.” Resepsionis tersebut menghubungi seseorang kemudian menutup telfonnya setelah mendapat jawaban. “Silahkan Mas, Mbak ikuti saya.”

Mereka diantarkan ke lantai dua ke rungan penanggungjawab pernikahan mereka.

“Selamat siang Mas, Mbak. Silahkan duduk. Hari ini client saya hanya kalian berdua jadi kita bisa membahas pernikahan kalian sampai menghasilkan kata sepakat. Sebelumnya perkenalkan dulu nama saya Pita.” Ujar Mbak Pita menjelaskan.

“Saya Sagam dan ini calon istri saya Hanum.” Mereka saling bersalaman.

“Jadi kalian mau konsep pernikahan seperti apa?”

Hanum Pov
Saat ini Aku dan Mas Sagam berada di kantor WO pilihan Mama. Kami membuat janji untuk menentukan konsep pernikahan serta hal lainnya yang ditangani oleh WO ini. Kami berada di ruangan Mbak Pita penanggungjawab pernikahan kami. Sejujurnya Aku bukan orang ribet jadi ini tidak akan membutuhkan waktu lama.

“Jadi kalian mau konsep pernikahan seperti apa?” tanya Mbak Pita kepada kami.

Mas Sagam menoleh padaku, membiarkanku memilih konsep pernikahan kami.

“Yang jelas simple dan warna broken white.” Jawabku.

“Wah Mbak Hanum ini sederhana sekali. Biasanya para perempuan miliki keinginan tersendiri untuk pesta pernikahan impian mereka. Saya keep ya untuk warna broken white ini. Kalau dari Mas Sagam sendiri ingin yang seperti apa? Kami bisa memadukan pilihan kalian berdua.”

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang