Seminar yang di isi oleh Hanum baru saja selesai. Hanum menghela nafas lelah serta memijit keningnya. Banyak pertanyaan yang diajukan oleh siswa yang hadir. Meskipun lelah Hanum senang bahwa masih banyak generasi muda yang peduli tentang masa depannya terutama perempuan.
Banyak orangtua yang menganggap bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi karena akan berakhir menjadi ibu rumah tangga. Namun pemikiran tersebut salah, meskipun nantinya perempuan akan berakhir menjadi ibu rumah tangga juga harus berpendidikan tinggi untuk melahirkan dan mendidik generasi penerus bangsa yang cerdas.
“Capek tapi seneng karena banyak siswa yang antusias dengan pembahasan tadi.” Ucap Hanum lelah sambil menyenderkan punggung di kursi mobil.
“Istirahat aja dulu. Mau langsung ke hotel atau kemana dulu.” Tanya Niko yang sedang menyetir mobil.
“Jangan balik hotel dulu lah, lapar kali Bang. Udah waktunya makan siang juga ini” Jawab Adin melirik Hanum di kursi belakang, sambil mencari kawan agar tidak langsung kembali ke hotel dulu.
“Iya Kak, sudah waktunya makan siang. Lapar juga ternyata.” Seru Hanum setuju dengan Adin.
“Makan steak yak, lagi pingin nih.” Putus Niko final dengan memberikan cengiran senang.
“Lagi Bang? Yang hamil siapa yang ngidam siapa. Heran deh!”
“Nanti kamu juga bakalan mersakan pas istrimu hamil.”
Hanum hanya tersenyum mendengar percakapan mereka berdua. Hal ini sering terjadi setelah Risma, istrinya Niko dinyatakan hamil tiga bulan. Tim Hanum terdiri dari tiga orang yaitu Hanum, Niko dan Adin.
Hanum dan Niko memiliki background pendidikan yang sama sedangkan Adin lulusan manajemen. Mereka berdua bertugas mengatur jadwal sekaligus menjadi asisten dan sopir pastinya. Terkadang tim mereka mengajak Vita, pacar Adin untuk ikut karena memiliki profesi yang sama dengan Hanum.
Mereka menuju restoran yang menyediakan menu steak. Setelah sampai, Niko mengambil buku menu dan menuju tempat duduk yang sudah dipilih oleh Hanum tentunya. Hanum selalu memilih tempat duduk di dekat jendela karena ia sangat menyukai memperhatikan hiruk pikuk jalan, aktivitas orang bahkan pemandangan yang berada di luar jendela resto. Tempat favorit orang yang ingin menenangkan pikiran atau menyendiri.
“Kalian pesan apa?” Tanya Niko setelah ia selesai mencatat pesanannya sendiri.
“Aku pesan milkshake strwaberry dan steak kakap.” Jawab Hanum setelah melihat menu apa saja yang ada pada daftar menu.
“Aku pesan milkshake chocolate, air mineral dingin sama double chicken steak.”
“Oke. Aku ke kasir dulu.” Setelah mencatat semua pesanan Niko pergi ke kasir untuk menyerahkan pesanan mereka sekaligus membayar.
Menunggu pesanan mereka datang Niko dan Adin membahas rencana liburan mereka sebelum menjemput Risma yang di rumah sahabatnya yang baru saja melakukan lamaran dan menunggu kedatangan Vita yang menyusul nanti malam. Sedangkan Hanum lebih memilih melihat keluar jendela memerhatikan hiruk pikuk jalan. Mengabaikan dua orang tersebut yang menggodanya akan menjadi obat nyamuk nantinya. Hanum belum terlalu memikirkan soal pasangan sekarang meskipun terkadang iri dengan teman-temanya yang sudah memiliki pasangan bahkan anak.
Tiga puluh menit kemudian pesanan mereka datang. Namun steak kakap pesanan Hanum berganti dengan tenderloin steak. Sebenarnya Hanum tidak masalah memakan itu tapi bagaimana dengan orang yang memesannya.
“Maaf mas, ini bukan pesanan saya. Saya tidak masalah memakannya tapi bagaimana dengan orang yang memesan ini. Takutnya nanti dia komplain karena pesanannya salah.” Terang Hanum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta
RomanceHanum Khairunissa, perempuan 24 tahun seorang pembicara dan memiliki beberapa usaha dengan sifat ramah, sopan dan wajah yang ayu. Seorang perempuan berhijab yang mandiri sejak masa SMA. Sagam Alif Mahendra, laki-laki 28 tahun seorang polisi yang ber...