Part 10

561 33 0
                                    

Sagam Pov
“Kamu nggak pulang, Dek? Besok aku mau lamaran lho. Masak iya kamu nggak pulang.” Pinta Sagam saat mereka sedang melakukan video call seperti biasa. Dengan Sakha dia akan melakukan video call menjelang tidur sedangkan dengan Hanum mereka video call saat selesai sholat subuh.

“Sorry nggak bisa. Pekerjaanku nggak bisa ditinggal ini. Aku juga udah ngomong sama Mama dan Papa kalau nggak bisa pulang.”Sakha merasa bersalah karena tidak bisa ikut dalam lamaran Kakak kembarnya.

“Ck. Katanya bakalan sering-sering balik ke Indo tapi mana. Aku belum pernah dengar Mama cerita kalau kamu pulang.”

“Iya emang belum. Masih selesain dulu kerjaan disini sebelum mantau proyek yang di Lombok itu.”

“Kenapa kantor pusatnya nggak di pindahin aja ke Jakarta sih. Disini juga banyak kok pengusaha-pengusaha yang kompeten. Mau sampai kapan kamu disana? Nggak kasihan sama Mama, anaknya pada jauh semua. Aku masih mending bisa sering pulang sekarang. Lha kamu sama sekali nggak.”

“Ini udah masuk wacana mau pindahin kantor pusat ke Jakarta. Masih proses mangkanya kerjaan jadi double. Butuh waktu juga buat mindahin kantor pusat nggak bisa langsung pindah gitu aja.”

“Bagus deh jadi nanti kalau aku nggak ada, ada yang jagain Mama sama Hanum di rumah. Tahu sendiri kan di rumah banyak setannya.”
Shaka mengernyit bingung dengan perkataan Sagam. “Maksudnya apa? Emang Hanum nggak ikut pindah ke Bandung setelah kalian nikah?”

“Nggak karena setelah satu bulan menikah aku dapat promisi pindah ke Mabes Polri Jakarta. Jadi daripada dia bolak-balik mending tetap di Jakarta aja.”

“Selamat deh kalau gitu. Kirain bakalan LDR-an. Aku mesti pamit nih Bang. Semoga besok acaranya lancar. Kirimin videonya nanti yak. Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumsaalam. Hati-hati disana selalu jaga kesehatan. Cepat pulang biar ada yang bantuin aku buat jaga Mama sama Hanum.”
Sagam Pov End

Acara lamaran di langsungkan pada malam hari  agar saat acara selesai mereka bisa makan malam bersama sebagai sebuah keluarga.

Di rumah Hanum sibuk lalu lalang orang untuk mempersiapkan acara nanti malam. Dan sekarang hari sudah menjelang sore sehingga keluarga Hanum semakin sibuk mendekati waktu acara. Hanum di bantu Sekar, Maya dan Lea untuk merias diri dan bersiap-siap. Sengaja tidak memanggil penata rias karena tidak ingin terlihat terlalu heboh toh ini hanya lamaran yang di hadiri keluarga saja.

Jam setengah tujuh tepat, rombongan keluarga Sagam sudah datang. Tidak banyak yang datang hanya keluarga dekat saja. Kakek Haryo, Papa Wisnu, Mama Anisa, Pakdhe Wahyu-kakanya Pak Wisnu dan Budhe Anna-istri Pak Wahyu, serta ketiga sepupu Sagam.
Sedangkan dari keluarga Hanum yang datang Kakak Bunda Rita beserta istri dan ketiga anaknya serta Kakak tertua Ayah Bagyo beserta istri dan dua anaknya. Sebagai info Bunda hanya dua bersudara sedangakan Ayah lima bersaudara namun semuanya tinggal di luar Jakarta kecuali kakak tertua Ayah. Dan tidak ketinggalan kedua sahabat Hanum.

Acara dimulai jam tujuh kurang setelah semua siap dan hadir di ruang tamu keluarga Hanum yang diubah menjadi lesehan agar terlihat lebih luas. Sagam dan Hanum duduk dengan diapit oleh kedua orangtuanya. Pak Wisnu memulai membuka acara ini sebagai orangtua Sagam dan dari keluarga Hanum diwakili oleh Kakak tertu Ayah.

“Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum.. Saya sebagai wakil dari keluarga Sagam sekaligus orangtua Sagam ingin menyampaikan maksud dari anak saya untuk meminta putri dari keluarga Bapak Bagyo menjadi istrinya. Mengingat mereka sudah saling mengenal satu sama lain dengan baik begitu pula dengan keluarga masing-masing, kami berharap  maksud dan tujuan kami datang kesini disambut dan diterima dengan baik oleh keluarga Pak Bagyo terutama Nak Hanum.” Ujar Papa Wisnu menyampaikan maksud kedatangan kelularga mereka.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang