Part 9

475 33 3
                                    

“Gimana restoran kalian? Udah sampai tahap apa?” Tanya Sagam tanpa menoleh pada Hanum. Dia fokus pada jalan di depannya karena sedang menyetir.

Mereka sedang menuju rumah Sagam saat ini. Dua hari lalu Sagam memberthu bahwa dia akan pulang dan mengajak Hanum ke rumahnya. Karenan Mama Sagam-Ibu Anisa, memaksa Sagam mengajak datang ke rumah. Sudah tidak sabar mengenal calon menantunya meskipun Sagam sudah menjelaskan bahwa Hanum belum menerima lamarannya.

“Alhamdulillah sudah selesai tinggal menunggu pre-open minggu depan.” Hanum merasa gelisah jika keluarga Sagam nantinya tidak menyambutnya dengan baik. Oleh karena itu sedari subuh Hanum merecoki Bundanya untuk memilihkan naju yang akan ia kenakan.

“Semoga lancar pre-opennya. Kalau pembukaan resminya kapan?”

“Tiga hari setelah pre-open.” Sagam tersenyum mendengar jawaban Hanum.

“Tenanglah. Kelaurgaku tidak akan memakanmu. Mereka yang memintaku untuk segera mengajakmu datang ke rumah. Artinya mereka bisa menerimamu bahkan sebelum bertemu langsung denganmu. Hanya kamu yang belum menerimaku.” Kata Sagam menenangkan Hanum yang merasa gugup. Dan menggumamkan kalimat terakhir berharap Hanum tidak memndengarnya.

“Jika aku tidak menerima, aku tidak akan mau ikut untuk menemui keluargamu Mas.”

Sagam menginjak rem mendadak. Ia menoleh pada Hanum menuntut penjelasan lebih dari ucapannya barusan namun Hanum hanya tersenyum. Untung saja mereka sudah memasuki area perumahan tempat tinggal orangtua Sagam sehingga tidak mengganggu pengguna jalan lain karena berhenti mendadak.

“Apa makasudnya? Apa ini artinya kamu menerima lamaranku? Bersedia menikah denganku?” Tanya Sagam beruntun. Hanum memberikan senyum terbaiknya dan mengangguk mengiyakan.

“Alhamdulillah. Terimakasih Hanum terimakasih banyak.” Dengan menggenggam tangan Hanum seraya mengucapakan rasa syukur dan ucapan terimakasih. “Maaf kelepasan belum muhrim ya.” Sagam menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa bersalah.

Sagam menjalankan mobilnya kembali. Hanya butuh waktu beberapa menit untuk sampai di rumah orangtua Sagam. Mereka berdua turun dari mobil tidak lupa mengambil kue yang dibawa Hanum dari rumah di jok belakang. Hanum merasa lebih gugup saat mereka berada di depan pintu.

“Tenanglah. Mereka pasti menyukaimu.” Lalu Sagam membuka pintu rumah dan mengajak Hanum masuk. “Assalamu’alaikum…” ucap Sagam saat melihat rumahnya kosong. Lalu terdengar suara derap kaki dari ruang keluarga.

“Wa’alaikumsaam.. Akhirnya datang juga. Mama udah nungguin daritadi.” Menjawab salam Sagam namun matanya tertuju pada Hanum. “Wah ini pasti Hanum. Kamu cantik banget Sayang. Mama nggak nyangka kamu secantik ini. Melihat penampilan kamu seperti ini rasanya adem banget. Duh Mama pingin kekepin kamu di rumah ini aja, sayang kamu belum menikah sama Sagam. Maklum Mama nggak punya anak perempuan jadinya senang banget ngeliat kamu.” Cerocos Bu Anisa menatap kagum pada Hanum. Dia benar-benar menyukai gadis ini. Memeluk erat Hanum semenjak dia melihatnya tadi.

“Saya Papanya Sagam. Saya tidak tahu kalau apa yang di ceritakan Sagam selama ini itu salah. Kamu jauh lebih baik dari yang dia ceritakan pada kami. Masya’allah orangtua kamu pasti bangga mempunyai anak seperti kamu.” Terang Pak Wisnu, Papanya Sagam dengan melepas paksa pelukan istrinya pada Hanum.

“Semoga kamu tidak berubah pikiran untuk menikah dengan Sagam setelah bertemu kami, Nak. Lihatlah mereka berdua, memalukan. Ayo ikut Kakek ke dalam kita cerita berdua saja di dalam. Tinggalkan mereka.” Ujar Pak Haryo, Kakek Sagam lalu mengajak Hanum masuk tanpa memperdulikan keluarganya yang lain.

“Ayah/Kakek.” Mereka teriak tidak terima mendengar ucapan Kakek yang membuat Kakek tertawa keras melihat reaksi anggota keluarganya.

Hanum terenyum lega melihat reaksi keluarga Sagam padanya. Dia tidak menyangkan akan diterima dengan baik di keluarga Sagam mengingat dia sempat ‘menggantung’ status Sagam. Namun lebih dari itu di sangat bersyukur sangat diterima pada pertemuan pertama mereka ini.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang