. . .
Mereka pun sampai di kamar penjaga Villa tersebut.
"Eh, non Zahra sama temen - temen nya. Ada yang bisa saya bantu non? Mas?" ucap Penjaga Villa itu dengan ramah.
"Mmm, gini pak. Tadi, temen saya Fiki, liat orang pake jubah hitam kesini. Kira - kira bapak liat ga ya?" tanya Zahra
"Ooh, itusii saya non. Tadikan sempet hujan rintik - rintik. Jadi saya pake jubah itu" ucap penjaga Villa sambil menunjuk ke arah jubah hitam yang sedang di jemur, "lagian non, bukannya setiap kamar disedikan jubah hitam ya oleh paman nya non?" tanya Penjaga Villa kepada Zahra.
Zahra pun terdiam sejenak.
"Ra? Jadi lo udah tau sebenernya paman lo nyediain jubah hitam itu disetiap kamar kita?" tanya Ricky
"Iya gue tau kak, tapi gue sama sekali gatau alasannya kenapa" ucap Zahra.
"Fix, gue yakin yang nyekap Icha ada diantara kita semua" ucap Shandy, "pokoknya kita harus cari Icha. Icha dalam bahaya gais" ucap Shandy dengan penuh kepanikan.
"Iya kak iya, tapi kita bisa cari nya besok. Ngga sekarang" ucap Irma, "udah terlalu cape kita ngelakuin banyak hal, memikirkan banyak hal hari ini" sambung Irma.
"Bener kata Irma Shand. Lagian sekarang udah malem, kita butuh istirahat. Besok, kita sama - sama cari Icha ya" ucap Gilang.
Akhirnya mereka semua pun memutuskan untuk pergi istirahat kedalam kamar masing - masing kecuali beberapa orang yang masih terjaga karna merasa kehilangan Icha.
Mamel terus menangis didalam kamar nya ditemani dengan Fiki.
"Fik, gue gabisa kaya gini Fik! Gue jahat bangettt! Gue takut Icha kenapa napa. Gue gabisa Fik! Gue terbiasa tidur bareng Icha Fik! Gue kangen Icha!" ucap Mamel sambil menggoyang goyangkan lengan Fiki.
"Mamel udah ya, lo gaboleh lemah kaya gini. Lo harus semangat. Lo gaboleh nangis. Gue bakal disini nemenin lo tidur ya, gue gabakal pergi kemana mana" ucap Fiki sambil mengelus elus rambut Mamel, "udah sekarnag lo istirahat ya. Besok kita cari Icha bareng - bareng. Gue nyanyiin ya" ucap Fiki.
Lalu Fiki pun menyanyikan lagu untuk Mamel sampai akhirnya Mamel tertidur.
Saat Mamel tertidur Fiki pun kembali ke kamarnya untuk melihat keadaan kak Shandy. Kak Shandy terlihat sangat terpuruk ia melamun tak karuan memandang kearah jendela kamar yang hanya kegelapan yang dapat dilihat olehnya.
"Kak, lo ngeliatin apaan si. Di luar kan gelap" ucap Fiki.
"Gue lagi nungguin Icha Fik. Hidup gue bakal segelap halaman itu kalo gaada Icha" ucap Shandy
"Kak, lo tenang aja. Besok kita pasti nemuin Icha kok. Gue yakin" ucap Fiki.
"Gimana cara kita bisa nemuin Icha" ucap Shandy perlahan menengok kearah Fiki, "GIMANA FIK!" Sambung nya kali ini dengan nada lebih tinggi.
Lalu Shandy memukul - mukul kepalanya sambil berteriak.
"Aaaarrrrrggghhhhh!"
"Kak, udah kak udah" ucap Fiki sambil menahan tangan Shandy.
"Coba aja waktu itu gue kejar sosok itu yang mencoba buat ngebunuh dia. Pasti gue bisa nemuin dia Fik" ucap Shandy dengan nada lirih.
"Kak, lp gaboleh terus - terusan nyalahin diri sendiri kaya gini" ucap Fiki.
Shandy pun menghiraukan ucapan Fiki dan pergi menuju keluar kamar
"Lo mau kemana kak?" tanya Fiki
"Cabut, gue mau nenangin diri dulu Fik. Lo istirahat duluan aja" ucap Shandy lalu pergi.
Shandy pun keluar kamar dan mulai mendekati Ricky, Fajri dan Zweitson yang sedang berkumpul di teras Villa.
"Shand, lo mau kemana?" tanya Ricky.
"Gatau Rick, gue mau nenangin diri aja" ucap Shandy.
"Udah, lo disini aja kak. Kita juga mau bahas soal hilangnya Icha" ucap Fajri
Zweitson pun mengangguk. Akhirnya Shandy pun bergabung dengan mereka.
"Jadi kak, tadi gue sama Fajri nemuin ini de pintu belakang" ucap Zweitson sambil memperlihatkan kain yang ia dan Fajri dapatkan tadi kepada Shandy.
Shandy pun memutar - mutar dan terus memperhatikan kain tersebut. Tiba tiba Shandy terdiam dan terfokus pada suatu tulisan
"Lo kenapa kak?" tanya Fajri
"Ini, ini kayanya tanggal sesuatu ga sii?" tanya Shandy sambil menunjukkan tulisan yang berada di kain tersebut.
26 - 08 - 1893
"Wah, lo bener banget Shand. Lo teliti juga ya" ucap Ricky, "tapii, kira kira ini tanggal apaan ya?" Sambung Ricky.
"Tunggu - tunggu deh, kayanya gue ga asing deh sama tanggal ini" ucap Zweitson lalu berdiri
"Lo mau kemana son?" tanya Fajri"Gue mau ambil kamera dulu bentar ya" ucap Zweitson lalu pergi begitu saja.
Tanpa butuh waktu lama, Zweitson sudah kembali dengan kamera nya dan mulai mencari - cari sebush photo di kameranya.
"Lo nyari apaan si son?" tanya Fajri
"Bentar bentar gais. Tunggu bentar" ucap Zweitson.
"Nah, ini dia!" ucap Zweitson lalu menunjukkan photo tersebut kepada teman - teman mereka."Photo pamannya Zahra? Lo kurang kerjaan banget sii moto - motoin tuh orang" ucap Ricky.
"Coba lo liat lebih fokus lagi deh kak" ucap Zweitson, "foto itu gue ambil waktu gue sama Icha coba buat minta keterangan dari pamannya Zahra" sambung Zweitson
"Eh, coba di zoom deh!" ucap Shandy, lalu Shandy membesarkan photo tersrbut dan memfokuskan pada pergelangan tangannya, "tanggal di tangan pamannya Zahra sama di kain ini sama gais" ucap Shandy lalu ia pun berdiri.
"Lo mau kemana Shand?" Tanya Ricky sambil menahan lengan Shandy.
"Lo semua ikut gue, gue harus ke kamar Zahra sekarang" ucap Shandy lalu pergi memimpin teman - temannya menuju ke ksmsr Zahra dan Irma
TOK!
TOK!
TOK!
Irma pun membukakan pintu kamarnya, tanpa sepatah kata oun Shandu langsung masuk ke kamar Zahra tanpa permisi,
"Lho kak? Ada apa?" tanya Zahra yang kaget melihat keberadaan Shandy
"Mana handphone lo!" Ucap Shandy, lalu Zahra pun menyerahkan ponselnya. Shandy langsung melakukan panggilan vidio kepada pamannya Zahra,
"Lo mo ngapain si kak?" tanya Zahra."Ra, gue minta tolong sama lo kali ini aja. Lo cukup tanya kabar paman lo. Dan lo minta paman lo buat tunjukin pemandangan di Korea sana" pinta Shandy memohon dengan nada lirih.
Zahra pun tak bisa menolak dan akhirnya mengangguk.
"Hai om!" ucap Zahra ketika pamannya sudah mengangkat telponnya.
"Iya nak, ada apa?" tanya paman Zahra kebingungan.
"Emmm, kabar om disana gimana? Baik - baik aja kan?" tanya Zahra"Iya Om baik kok" ucap pamannya Zahra.
"O iya om, aku boleh liat pemandangan Korea di malam hari ga om? Biar aku bisa tidur aja" ucap Zahra.
"Boleh dong sayang" ucap Paman Zahra lalu mengarahkan kameranya ke jalanan.
"Oh, yaudah om makasih ya om. Babai om" ucap Zahra lalu mengakhiri panggilan vidionya.
"Udah nih kak, sebenernya ada apasi?" tanya Zahra
"Gapapa kok Ra, kita cuma mau mastiin aja kalo om lo baik baik aja disana" ucap Ricky, "hayu Shand kita keluar" ucap Ricky lalu menyeret Shandy keluar.. . .
Hai gais, sorry banget ya kali ini minnca post nya edisi 1000 kata dulu hehe 😁 Next nya Insyaallah tengah malem nanti atau paling lambat besok sebelum siang ya gais.
Thanks for support gais ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Travelling Season 1 | UN1TY | (Tamat + Sudah tebrit)
HorrorPertemuan keempat sahabat perempuan dengan sebuah boyband asal Indonesia bernama 'UN1TY' Perkenalan mereka yang bermula dari keributan, akhirnya bersatu menjadi sebuah geng dan berlibur ke berbagai tempat yang dipenuhi dengan misteri. Dimulai denga...