Buku Nikah

138 59 2
                                    

Malam itu Shandy, Ricky, Fajri dan Zweitson memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan dimana mayat keluarga Zahra ditemukan untuk kesekian kali nya lagi.

Mereka diam - diam masuk kedalam ruangan tersebut untuk mencari petunjuk lebih banyak lagi.

"Shand, lo yakin kita bakal nemuin petunjuk lagi disini?" tanya Ricky

"Gue yakin Rick, as lo tau. Kita udah pernah nemuin photo pamannya Zahra sama ibunya Zahra disini. Dan gue yakin, kita bisa nemuin yang lebih dari itu Rick" ucap Shandy menjelaskan.

Tak lama kemudian Fajri dan Zweitson menemukan sepasang buku pernikahan yang sudah lama tersebut.

Tertulis nama 'Eka Pratiwi' dan 'Anjas Nawawi' dengan tanggal pernikahan yang sama, yaitu 26 - 08 - 1993 namun, tanpa adanya photo. Sepertinya photo tersebut sengaja di hilangkan.

"Ooh, jadi tanggal itu tanggal pernikahan" ucap Fajri sambil mengangguk angguk.

"Tapi, kira - kira ini buku pernikahan siapa ya?" tanya Ricky

"Menurut gue itu buku pernikahan pamannya Zahra lah kak. Buktinya pamannya Zahra bikin tato tanggal pernikahan nya kan?" ucap Zweitson.

"Hmm, kira - kira siapa ya istri dari pamannya Zahra ini" tanya Fajri

"Ayo, kita ke kamar Zahra lagi" ucap Shandy memimpin ke kamar Zahra

TOK !

TOK !

TOK !

Lalu Irma pun membuka pintu kamarnya.
"Eh, kak Shandy ada apa kak?" tanya Irma

"Zahra nya udah tidur?" tanya Shandy

"Baru aja tidur kak" ucap Irma

"Oh, yauda" ucap Shandy, "eh, betewe lo udah lama kan temenan sama Zahra?" tanya Shandy

"Iya kak, ada apa?" tanya Irma

"Hmm, apa bener nama ibunya Zahra itu Eka Pratiwi?" tanya Shandy

"Wah, bener banget kak. Kak Shandy tau dari mana?" tanya Irma.

"Dari sini!" lalu Shandy pun menunjukkan buku nikah yang ia dan teman - temannya temui diruangan sebelumnya.

Irma kaget, matanya terbelalak melihat buku nikah tersebut ada di tangan Shandy. Ia terdiam sejenak sembari memperhatikan buku nikah tersebut lalu menutup pintu kamarnya dan mengambil buku nikah dari tangan kak Shandy dan mencoba melihat - lihat isinya.

"Ada yang aneh ga sii Ir sama buku nikah itu?" tanya Fajri

Irma hanya mengangkat bahunya sambil terus melihat tiap lembar dari buku - buku tersebut.

"Gue yakin banget cowok itu pamannya Zahra" ucap Zweitson.

Kali ini Irma menatap tajam ke arah mata Zweitson, "lo tau darimana?" tanya Irma

"Soalnya, gue nemuin kain bertuliskan tanggal pernikahan yang sama. Dan, paman Zahra juga punya tato tanggal pernikahan yang sama juga" ucap Zweitson menjelaskan.

"Aaahh, gamungkin orang dibuku nikah ini jama mempelai pria nya Anjas Nawawi kok. Ini kan, bokap nya Zahra" ucap Irma.

"Hah!" Shandy, Ricky, Fajri dan Zweitson secara bersamaan menbuka mulutnya.

Irma pun mengangguk cepat, "iyaa, ini berarti buku pernikahan bokap sama nyokapnya Zahra" ucap Irma.

"Yauda Ir, makasih ya atas infonya. Kita cabut dulu" ucap Ricky lalu mengajak teman - temannya pergi dari kamar Irma

Diperjalanan menuju kamar mereka masing - masing mereka masih merasakan keganjalan.

"Kalo emang ini tanggal pernikahan bokap sama nyokap nga Zahra. Kenapa pamannya Zahra bikin tato tanggal pernikahan nya ya" tanya Ricky

Fajri pun mengangakat bahunya.

Saat, yang lain sudah masuk ke dalam kamar nya masing - masing. Zweitson beranjak untuk segera tertidur tanpa adanya Fenly. Fenly memutuskan untuk ke dapur sebentar untuk memasak nasi goreng.

Baru saja Zweitson terlelap sejenak tiba - tiba sebuah bantal menutupi wajah Zweitson sampai Zweitson hampir kehabisan nafas. Tiba - tiba Fenly datang membawa satu piring nasi goreng buatannya untuk dimakan bersama Zweitson.

"Son, ini gue bawaiin..." Fenly terhenti dari kata - katanya ketika melihat temannya dalam bahaya.

Fenly mendekat kearah sosok berjubah hitam itu. Lalu menumpahkan nasi goreng yang sudah ia buat sebelumnya sampai piringnya pecah.

Namun, saat Fenly khendak membantu Zweitson. Sosok tersebut memukulkan pot bunga yang terbuat dari keramik ke kepala Fenly sampai kepalanya berdarah, dan Fenly terduduk lemas tak berdaya.

Sosok, tersebut pun berhasil kabur dari kamar Fenly dan Zweitson. Namun sayangnya, kaki sosok tersebut berdarah karna mengenai pecahan piring Fenly. Fenly berjalan dengan posisi duduk untuk menarik kaki sosok tersebut. Namun sosok tersebut malah menusuk tangan Fenly dengan serpihan piring tersebut.

"AARRGHHHHH!" Fenly teriak kesakitan

Sosok tersebut pun akhirnya berhasil lari dari kamar mereka.

Tak lama kemudian, Sela dan Wawa datang menghampiri kamar Fenly dan Zweitson setelah mendengar teriakan Fenly.

Betawa terkejutnya mereka melihat kondisi Fenly penuh darah ditambah melihat tubuh Zweitson yang terbaring tanpa daya diatas kasurnya.

Sela melemas, tubuhnya terjatuh dan akhirnya menangis. Wawa membopong Sela dan membantu Sela untuk berdiri dan menenangkan Sela.

"Sel, tenang ya tenang. Ayo kita beresin serpihan piring ini terus kita selametin Fenly sama Zweitson" ucap Wawa menenangkan.

Lalu mereka berdua pun membersihkan serpihan piring serta pot bunga tersebut dan mulai membantu menyadarkan Zweitson serta Fenly dikamar mereka tanpa bantuan siapapun lagi, hanya Sela dan Wawa saja. Karna teman - teman yang lain mungkin saja masih tertidur nyenyak karna kelelahan.

. . .

Hai gais, part 12 nya udah ready nih. Sorry ya kalo lebih singkat dari pada part - part sebelumnya dan agak lama juga upload nya. Because, udah mulai ke konflik hehe 😁 so, mimin harus mikirin alur yang special banget buat part - part ini.

Happy Reading Gaiiss 🤗🤗💐❤️

Travelling Season 1 | UN1TY | (Tamat + Sudah tebrit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang