Enam belas-Hukuman

86 9 2
                                    

Hallo><

Maaf baru bisa up, soalnya kemarin-kemarin gak punya waktu pisan T_T

Yang lupa lagi, ayok baca part sebelumnya biar ingat hehe:)

Selamat hari raya idul fitri 1443 H, semuanya♡

•••••••••••

Brak!

Monica membanting keras pintu kamarnya, ia sangat kesal dengan Aidyn. Pria itu sangat membingungkan, Monica merebahkan tubuhnya di ranjang.

"Katanya tidak peduli, tapi menyuruhku ini itu!"

"Kenapa aku harus mempunyai suami yang sangat sangat sangat menyebalkan sepertinya?! Tak bisakah aku--"

"Apa kau sudah puas menghina suamimu sendiri?" Ucapnya dengan nada rendah dan dingin

Monica membelalakkan matanya, ia melirik ke arah pintu dimana Aidyn sedang menatapnya tajam. Seketika nyalinya menciut jika berhadapan dengan Aidyn

"Kau!" Aidyn melangkahkan kakinya mendekati Monica yang sekarang posisinya menjadi duduk, menatap Aidyn was-was.

"Aku akan memberikanmu hukuman.."

"H--hukuman? K--kenapa?! Memangnya aku melakukan kesalahan apa?" Mata monica bergetar, ia menelan ludah kasar. Aidyn menyeringai

"Kau.. lupa? Atau pura-pura lupa?"

"A--apa?" Aidyn semakin mendekat, kini jaraknya hanya sejengkal. Ia menunduk menatap raut muka Monica yang ketakutan

"Pertama, kau keluar tanpa seizinku. Kedua, kau selalu menghinaku saat aku tidak ada! Ketiga, karena kau.."

Monica memejamkan matanya, karena hembusan nafas Aidyn menerpa wajahnya. Membuat badannya mematung seketika

"Kau.. tatap mataku Ella," bisiknya pelan.

Monica membuka matanya pelan, kini iris mata mereka beradu, saling menatap dalam diam.

"K--karena aku apa?"

"Karena kau.. sangat keras kepala!"

Cup!

Aidyn menjauhkan wajahnya setelah mengecup ujung bibir Monica, gadis itu kini mematung dengan wajah yang sangat merah.

"Itu hukuman pertamamu. Yang kedua, kau.. tidak boleh dekat dengan pria lain! Termasuk Jake!" Aidyn melangkahkan kakinya menuju keluar kamar

"Kenapa?! Jake, aku suka jake." Monica menatap nyalang ke arah Aidyn yang kini menghentikan langkahnya, meskipun jantungnya masih berdetak tak karuan sebisa mungkin ia harus terlihat berani di mata Aidyn.

"Apa kau bilang?" Aidyn menatap dingin ke arah Monica

"A--aku suka Jake! Aku menyukainya, karena dia.. karena dia baik! Tidak sepertimu yang jahat dan tidak sopan!"

Aidyn mengepalkan tangannya, "bagaimana jika hukuman ketiga aku akan membunuh Jake?"

Aidyn menyunggingkan senyumnya, melihat Monica yang menutup matanya. "J--jangan!!"

"Maka dari itu, menurutlah Ella. Jangan dekati pria lain, selain diriku."

"Kau.. mulai mencintaiku?" tanya monica sambil tersenyum manis, matanya mengedip sebelah membuat jantung Aidyn berdetak kencang.

"Dalam mimpimu! Aku tidak akan sudi mencintaimu, perempuan tidak waras."

Monica menatap kepergian Aidyn, ia menghembuskan napas panjang. "Apa Ardolph sejenis iblis? Mulutnya sangat pedas, mengalahkan ucapan ibu-ibu biang gosip."

---------

"Jake!"

"Iya tuan" Jake menunduk melihat Aidyn dengan deru napasnya yang tidak beraturan.

"Aku ingin sekali membunuhmu," jawab Aidyn sambil memandang Jake tidak suka.

"M--maaf tuan? Maksud tuan apa, kesalahan apa yang saya buat?"

"Kau.. sudah membuat Ella menyukaimu! Memangnya apa yang kau miliki.. tampan? Aku lebih tampan darimu" Aidyn menunduk melihat wajah Jake yang terkejut.

"Kaya? Hartaku tidak akan habis sepuluh turunan.."

"Apa yang membuat Ella menyukaimu, Jake?!"

Jake menghela pelan, ia kira apa yang menjadikan Aidyn marah-marah seperti ini, sehingga dirinya akan dibunuh.

"Ternyata masalah cinta.."

"Saya tidak tahu tuan,"

"Kau harus tahu!"

"Tapi saya--"

"Kau tidak menuruti keinginanku?"

Jake tersenyum masam, untung saja Aidyn ini adalah tuannya. Jika tidak, Jake sangat ingin menghantamkan wajahnya itu ke tembok.

"Lalu, apa yang harus saya lakukan tuan? Jika tuan ingin saya menikahi nona saya berse--"

Bugh!

Jake mendapatkan lemparan sepatu Aidyn, seketika mulutnya terdiam. "Jika kau masih tetap ingin pistol ini berada di sakuku, berhenti membual, Jake. Kau teman yang tidak berguna, pergilah ke neraka!"

Jake tersenyum kecil, ia mengambil sepatu Aidyn lalu menaruhnya di meja.

"Hahaha, maafkan aku Aidyn, aku bercanda. Apa kau cemburu? Apa kau mulai mencintai gadis itu?"

"Tidak! Aku tidak sudi mencintainya, matanya yang indah tidak akan membuatku nyaman menatapnya, suaranya yang lembut bagaikan melody merdu, tidak ingin aku mendengarnya, dan tangannya itu, selembut sutra tidak akan membuat jantungku berdetak.."

Aidyn menatap kosong di depannya, Jake menatap datar Aidyn.

"Sungguh, inilah yang di sebut apa yang diucapkan tidak sesuai dengan hati."

"Kau mulai mencintainya Aidyn, sekeras apapu  kau menyangkalnya. Kau, tertarik, padanya. Kau cemburu!"

"Aku bilang ti--"

"Cukup! Sekarang sudah malam, kau harus beristirahat.. mulailah buka hatimu untuknya Aidyn, menurutku, dia sangat manis."

Aidyn mendengusbtak suka mendengar Jake memuji Monica, ia berlalu meninggalkan Jake yang tersenyum oenuh arti.

"Dasar Tsundere."

Monica memeluk gulingnya erat, bayangan Aidyn mengecup ujung bibirnya masih teringat jelas.

Ia tersenyum dan seketika bibirnya melengkung ke bawah. "Kenapa harus ujung? Kenapa tidak langsung di bibirku saja?"

"Jadi.. kau mau aku melakukannya langsung? Tepat di bibirmu?"

Deg!

"A--ardolph... Kau?!"

Aidyn tersenyum miring, "aku baru tahu, ternyata.. kau, mesum."

Monica menutup wajahnya yang sangat merah hingga ke telinga, "TOLONG SIAPAPUN! BUNUH AKU!!!"

••••••

Jangan lupa vote & komen ya gaes:)

Xiu Juan TransmigrationsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang