Warning, sedikit mengandung unsur 15+
°°°
Tak!
Suara piring kosong yang Monica simpan di atas meja terdengar nyaring di kamarnya, ia mengelus perutnya yang ia rasa membuncit, karena kekenyangan. Ternyata begini rasanya setelah seminggu tidak makan dan minum, ia akhirnya menghabiskan setidaknya tiga piring nasi dan dua gelas jus satu gelas air putih dan beberapa dessert keju.
"Ahh ya ampun, rasanya perutku ingin meledak. Boom!" Ucapnya sambil terkekeh kecil, ia berdiri menatap dirinya di cermin.
"Menyedihkan sekali penampilanku ini hiks, apakah aku tidak mandi selama seminggu? Kyaaa!! Iwhh.. jorok! Beberapa menit lagi, aku akan pergi mandi sampai wangi dan bersih."
Tok tok tok
"Masuklah" titahnya, setelah itu Jake memasuki ruangan.
"Nona, saya akan mengambil piring-piring ini ke dapur. Apa kau membutuhkan hal lain, nona?"
"Ah iya silakan.. terima kasih. Emm.. Jake? Aku membutuhkan sabun dengan wangi bunga mawar, apa kau bisa membelikannya untukku? Aku sangat ingin segera membersihkan diri, k--karena.. aku belum mandi selama seminggu, bukan?" Ucapnya pelan tanpa memandang ke arah Jake, karena malu.
Jake tersenyum kecil, "baik akan saya belikan secepatnya. Hanya sekedar memberitahumu nona, selama kau tidak sadarkan diri Tuan lah yang merawatmu. Berhubung di mansion ini tidak ada satupun pelayan wanita, jadi.. em, Tuan yang melakukan itu" jelasnya tanpa malu.
Monica membelalakkan matanya, "APA?! SELAMA INI ARDOLPH MERAWATKU? KEBOHONGAN MACAM APA ITUU?!!"
"M--melakukan apa?"
Jake menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "membersihkan dirimu, nona."
Blussh~
Monica menutup wajahnya yang memerah karena malu, jantungnya berdetak kencang."J--jadi, Ardolph sudah melihat semuanya?!! Brengsek, dia mencari kesempatan dalam kesempitan! T--tapi, apa.. aku harus berterima kasih juga karena dia sudah mau merawatku? Ah tidak-tidak! Itu tidak perlu, aku kan tidak menyuruhnya melakukan itu jadi aku tidak perlu merasa berhutang budi padanya."
"Nona, apa kau tidak apa-apa?" Tanya Jake membuyarkan lamunan Monica, gadis itu mengangguk pelan dan setelahnya Jake berpamitan.
---------
"Bagaimana keadaannya?"
"Baik, nona terlihat lebih baik dari sebelumnya. Dan hari ini ia lebih banyak pergi ke taman untuk memetik bunga."
Aidyn menghela panjang, sudah terhitung dua minggu sejak Monica sadar ia tak bertatap muka dengan gadis itu. Aidyn hanya tahu kegiatan apa saja yang gadis itu lakukan lewat Jake, bukannya ia tak ingin menghampiri gadisnya. Namun, ia belum siap jika Monica memandangnya benci.
"Hah.. kau tidak mau bertemu dengannya?"
Aidyn menatap Jake sekilas, ia terdiam. "Bukan tak ingin, hanya saja.."
Aidyn menggantung kalimatnya, sebenarnya ini menyakitinya juga. Hatinya berteriak ingin menemui gadis itu, ia merindukannya. Merindukan mata indah yang selalu memandang takut dan lembut bersamaan padanya.
"Kau ini.. seperti remaja yang kasmaran saja. Aku tahu kau ingin sekali bertemu dengannya, kenapa tidak kau coba saja? Jika ku perhatikan baik-baik, nona juga seperti berharap kau pergi menemuinya."
Aidyn menoleh ke arah Jake cepat, "maksudmu?"
"Yah.. kau tahu, dia selalu menatap pintu kamarmu secara diam-diam. Istri kecilmu sangat lucu, Aidyn. Dia malu untuk bertanya kabar tentangmu, alih-alih langsung to the point, tapi justru ia menanyakan kabar semua orang dahulu." Jake tertawa kecil membayangkan wajah nonanya ketika bertanya keadaan Aidyn, bewajah so tidak peduli namun terlihat sangat penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xiu Juan Transmigrations
FantasyJudul awal : Different soul Genre : fantasy-Transmigrations ini cerita first aku genre transmigrasi >< semoga suka♡ ------- Di hina, Di khianati, dan terakhir di racuni. itulah nasib malang seorang gadis yang bernama Xiu Juan, yang di juluki putri t...