Enam- Akhir Xiu Juan

119 17 5
                                    

Slamat membaca><

_
--------------

Mata itu terbuka secara perlahan, ia mengerjap beberapa kali menerima cahaya yang masuk ke indra penglihatannya.

“Kau sudah bangun rupanya”

Xiu Juan menatap kearah seseorang yang sedang duduk di sampingnya, gaun putih yang gadis itu kenakan menambah kesan menawan dan anggun. “K—kau lagi?” Tanya Xiu Juan kaget, saat melihat Monica berada di sampingnya.

Gadis itu tersenyum lebar, ia terkikik kecil. “Syukurlah kau masih mengingatku, bagaimana keadaanmu,emm—Xiu Juan?”

“B—baik, tapi kenapa aku bisa di tempat ini lagi?”

“Kau sedang berada di alam bawah sadar,” jawabnya lembut. Monica berdiri ia mengulurkan tanganya kepada Xiu Juan
“Mau kemana?”

“Ikut saja, aku ingin mengobrol nyaman denganmu.”

Mereka berdua berjalan beriringan, jika ada saja orang lain yang melihatnya mereka akan mengira kedua gadis ini adalah sepasang adik kakak yang kembar tanpa celah.

Monica menuntunnya untuk duduk di kursi yang berada di taman itu, “Kemarilah.”

Xiu Juan menurut tanpa protes, “Ada apa sebenarnya?”

“Ini sudah saatnya,” ucap Monica menggantung.

“Saat? Untuk apa?”

“Aku akan memberikan ingatanku sepenuhnya padamu, kenapa baru sekarang? Karena ku kira kau bisa kembali lagi ke tubuh aslimu ternyata tidak”

Monica menghela pelan, ia mengucapkan kalimat itu dengan suara yang pelan namun masih bisa di dengar oleh Xiu Juan.

“Apa maksudmu?”

“Sudah hampir seminggu kau di duniaku, dan asal kau tahu, tubuh aslimu di duniamu itu masih hidup. Ia sedang koma, tapi..”

“Tapi apa?” Tanya Xiu Juan mendesak, seingatnya jika benar tubuhnya msih hidup artinya ia masih ada kesempatan untuk kembali. Jujur saja, Xiu Juan tidak kuat jika harus hidup bersama Ardolph selama-lamanya.

“Tapi, sebentar lagi akan meninggal.”

“Maksudmu?”

“Bunga yang kau hirup waktu itu adalah racun yang sangat mematikan, itu adalah bunga Rhododendron dan azalea. Seharusnya bunga itu berwarna merah muda, namun karena dicampur sihir hitam maka warnanya berubah hitam.”

Xiu Juan mematung, dalam pikirannya terus-menerus bertanya siapa orang yang tega melakukannya. Pasalnya di kerajaannya sangat banyak orang yang membencinya, kecuali Weiheng seorang.

Jadi banyak kemungkinan yang menjadi pelakunya, ia menghela napas pelan tak lama pipinya basah karena air matanya meluruh begitu saja.
“Kau menangis?”

“A—aku, merasa tidak berguna jika hidup, semua orang membenciku. “

“Maka dari itu, hidupnya kau untuk yang kedua kali ini adalah untuk menjemput kebahagiaanmu. Kau tahu pelakunya siapa?”

Xiu Juan TransmigrationsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang