Dua-Monica Ametta Quella

173 19 1
                                    

Tandai typo, bantu author ya:)

*******
Seorang gadis membuka matanya, setelah hampir dua hari gadis itu tak sadarkan diri. Ia menatap bingung sekelilingnya, "tempat apa ini?"

Lantas ia menatap tangannya yang dipakaikan selang infus, "ini alat apa? Kenapa aku tak bisa mengeluarkan suaraku?" batinnya takut.

Cklek!

Seorang pria paruh baya membuka pintu, ia melebarkan matanya dan tersenyum. Pria berjas putih itu lantas menelepon seseorang, setelah dirasa selesai ia menghampiri sang gadis.

"Hai, nona Monica. Syukurlah kau sudah sadar, aku telah menelepon tuan Aidyn. Katanya ia akan segera datang kemari," jelasnya dengan senyum hangat.

Gadis itu--Xiu Juan mengernyit bingung. "Apa maksudmu? Siapa yang kau panggil nona Monica? Dan siapa tuan Aidyn? Lalu siapa kau? Dan dimana a--argh!"

Xiu Juan memegang kepalanya kuat-kuat, rasanya seperti ada yang menghantamkan kepalanya ke dinding. Ini menyakitkan, ia melihat sekelebat bayangan seorang gadis yang sedang meminum ramuan atau entah apa itu ia tak tahu karena yang terakhir ia lihat ada seorang pria yang membantunya.

"No-nona Monica? Kau tidak apa-apa?" tanya dokter Frank panik. Ia segera memeriksanya, bersamaan dengan seorang pria berjas hitam dengan wajah datar dan tatapan dingin memasuki ruangan itu.

"Ada apa?" tanyanya datar, matanya melirik ke arah Xiu Juan yang masih mengerang menahan sakit di kepalanya. Tak lama ia menutup matanya, tak sadarkan diri.

"Tu-tuan Aidyn, dari hasil tes kemarin, nona Monica mengalami amnesia." Aidyn menyembunyikan keterjutannya dengan wajah datarnya, ia menunggu dokter Frank meneruskan ucapannya.

"Selain itu, ia juga mengalami lumpuh. Beberapa sistem syarafnya rusak, karena racun yang dikonsumsi oleh nona Monica berdosis tinggi pada kematian. Ini suatu anugerah karena nona Monica masih bisa hidup, nona Monica tidak bisa berbicara dalam beberapa waktu."

Lagi dan lagi Aidyn masih mengekspresikan wajahnya datar, tanpa diketahui tangannya mengepal erat. Sorot matanya menajam melihat wajah Monica yang sekarang raganya di tempati oleh jiwa Xiu Juan. Wajah cantik yang selalu ceria dan berseri-seri itu kini menjadi pucat, ia menatap wajah polos itu dengan pandangan yang tak bisa diartikan.

"Sampai kapan?"

"Itu tidak akan lama, sekitar lima atau enam hari. Karena tuan tidak terlambat membawanya kemari, sehingga kami masih bisa mengobatinya hingga tidak menjadi permanen."

"Barusan, kenapa?"

"Mungkin karena efek amnesianya, nona Monica memaksakan pikirannya untuk mengingat secara paksa yang membuatnya kesakitan. Untuk itu, saya harap tuan selalu mengingatkan nona agar dirinya tidak terlalu memaksakan pikirannya untuk mengingat."

Aidyn mengangguk tanpa mengucapkan sesuatu, ia bingung antara merasa kasihan, sedih atau senang?

"Kalo begitu, saya permisi." Dokter Frank pun melangkahkan kakinya keluar ruangan, berbicara bersama Aidyn membuatnya seperti orang gila yang sedang berbicara dengan patung es. Sungguh sangat dingin dan sangat menegangkan. Bahkan ia beberapa kali menahan napas tatkala mata setajam elang itu melihat kearahnya.

Di tempat lain, Xiu Juan merasa asing dengan keberadaan dirinya yang tiba-tiba berada di tepi danau. Pemandangan disini sangat indah membuat hatinya tenang, "aku dimana?" tanyanya pada diri sendiri.

Seseorang menyentuh pundaknya lembut, ia menoleh dan membelalakkan matanya ketika melihat wajah seorang gadis yang sangat cantik. Gadis itu tersenyum lembut kearahnya.

Xiu Juan TransmigrationsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang