Monica mengusap wajahnya pelan, ia sedikit tersentak melihat tempatnya kali ini. Bukan kamar ataupun sebuah taman yang indah, melainkan hutan yang sangat mengerikan. Begitu banyak pohon mati dan tanah kering disertai gumpalan kabut yang tebal.
"Dimana aku? Apa Ardolph membuangku ke hutan?"
Monica beranjak bangun, ia berjalan mengikuti jalan panjang di depannya. "H--Halo?! Apa ada orang?! Tolong siapapun!!"
Monica menahan sesak di dadanya, tak ayal sekujur tubuhnya bergetar karena takut. Tapi tidak ada satu orang pun yang bisa ia mintai tolong, sebenarnya dimana sekarang ia berada?
Setelah merasa lelah karena perjalanannya yang tiada ujung, Monica menyandarkan tubuhnya di salah satu pohon besar yang mati. Monica memeluk kedua lututnya, "t--tolong.. siapapun, aku sangat haus dan lapar" gumamnya pelan.
Tak lama ia mendengar suara nyanyian seorang perempuan, dengan cepat ia mencari sumber suara itu hingga ia menemukannya. Seorang perempuan memakai gaun merah sambil duduk melihat air terjun di depannya.
"Disini ada air terjun? Kenapa aku sama sekali tidak mendengar suara airnya. Ini sangat aneh," batinnya. Monica mengahampiri gadis itu yang terlihat sangat fokus menatap air terjun.
Baru saja Monica akan menyapanya, gadis itu berhenti bernyanyi. "Kau sudah datang rupanya.."
Monica mematung, ia melirik kanan dan kirinya. Apa maksud perempuan itu, dirinya?
"Tak perlu menoleh ke kanan dan kiri, disini hanya ada kita berdua. Sudah jelas, aku berbicara padamu."
"K--kau siapa?" Monica menunggu perempuan itu berbalik menampakkan wajahnya
Perempuan itu berdiri, ia mengambil secangkir air dan menghampiri Monica yang terdiam.
"M--monica asli?!"
"Akhirnya kau mengenaliku juga, Xiu Juan.. ambillah, kau haus bukan?"
Dengan berbinar, Xiu Juan mengambil cangkir itu dan menenggak habis airnya.
Monica meraih tangan gadis itu dan membawanya duduk berdampingan.
"Apa.. aku berada di alam bawah sadarku lagi?" tanya Xiu Juan setelah dirasa dirinya sedikit tenang.
"Ya.. begitulah"
Monica mengangguk, ia menatap Xiu Juan lembut. "Maafkan aku.. karena membuat hidupmu semakin menderita, andai saja aku tak mencintai pria itu. Mungkin aku atau kau bisa mendapatkan kebahagiaan di masa ini."
Monica menundukkan wajahnya murung, Xiu Juan yang melihatnya tak bisa berkata-kata. Ia menyentuh pundak perempuan itu, "tidak apa.. jangan menyalahkan dirimu sendiri. Tidak ada orang yang menginginkan hidupnya menderita bukan? Dimasa depan atau di masa lalu, hidupku mungkin hancur.. tapi setidaknya, aku merasakan sedikit kebahagiaan dimasa depan. Itupun karena kau juga.."
Monica memeluk Xiu Juan erat, "aku mohon.. cintai Aidyn ku, ah tidak, Ardolph mu. Dia memang brengsek, namun dia melakukan itu karena sakit hatinya. Aidyn membutuhkanmu, dia membutuhkan seseorang yang mengobati lukanya. Ucapan cinta dia padamu itu benar, dia tulus mengatakannya. Apa kau tidak merasakannya?"
Xiu Juan menghela pelan, ia pun menyadarinya. Namun entah kenapa, hatinya sesak jika mengingat Aidyn. Xiu Juan membenci Aidyn, teramat sangat. Namun hati kecilnya berbisik, ia juga mencintai pria itu.
"Bertahanlah.. apa kau bisa melakukannya untukku?"
Xiu Juan menatap dalam mata Monica yang sangat berharap padanya, ia tak mengerti kenapa gadis itu sangat memohon untuk bertahan dan mencintai Aidyn?
KAMU SEDANG MEMBACA
Xiu Juan Transmigrations
FantasiJudul awal : Different soul Genre : fantasy-Transmigrations ini cerita first aku genre transmigrasi >< semoga suka♡ ------- Di hina, Di khianati, dan terakhir di racuni. itulah nasib malang seorang gadis yang bernama Xiu Juan, yang di juluki putri t...