Sudah tiga puluh menit kendaraan roda empat ini meluncur di jalan raya yang telah lengang. Membuat laki-laki yang berada di sisiku mempercepat lajunya. Mungkin karena lelah yang telah mendera, baik lelah fisik atau pun psikis. Mungkin juga karena ingin segera tiba di rumah, seperti aku saat ini.
Sungguh saat ini aku hanya ingin secepatnya sampai di rumah dan memeluk malaikat kecilku, tapi mengingat malam yang kian beranjak, besar kemungkinan putra kesayanganku itu telah terlelap. Entah mengapa aku sangat merindukannya, ingin sekali mendekap dan menemani dirinya menuju alam mimpi.
Apakah aku lelah? Ya, aku lelah, bahkan merasa sangat penat dengan semua yang terjadi hari ini. Setelah selama tiga hari mengecap manisnya pernikahan dengan Rifky yang telah lama hilang, kini harus muncul badai kembali di tengah-tengah kami. Badai yang membuat semua perjuangan kami mempertahankan rumah tangga ini serasa sia-sia.
Entah siapa dalang di balik semua foto-foto yang tersimpan di ponsel Rifky yang berada dalam genggamanku ini. Gambar yang membuat suamiku marah besar, hingga mengalahkan rasa khawatirnya tentang keselamatanku akibat perbuatan Reynand tadi. Bahkan menuduh Dimas yang telah sengaja menyebarkan foto-foto itu, hingga beredar rumor tentang bayi yang saat ini kukandung.
Kulirik lelaki di sisi yang masih diam seribu bahasa. Pandangannya lurus menatap jalanan gelap di depan, dengan rahang mengeras dan tangan yang mencengkeram kemudi. Ia masih terganggu dengan semua rumor ini rupanya. Teringat jelas sikapnya tadi yang tiba-tiba saja menarikku ke mobil, mengabaikan Dimas yang masih mematung di sana dan segera menjalankan mobil meninggalkan tempat itu. Tak seharusnya kamu bersikap demikian, Mas.
Kulihat kembali gambar demi gambar yang membuat dada ini semakin terasa sesak, tiap kali mengingatnya. Perlahan ingatanku melayang pada beberapa kejadian yang telah berlalu, yang mungkin saja menjadi penyebab kecemburuan Rifky malam ini.
🍀
“Tia, besok aku jemput ya. Ada family gathering untuk staff dan para pemegang saham. Aku harap kamu bisa ikut, menggantikan Rifky.” Suara Dimas terdengar jelas di seberang sana saat panggilan itu kuangkat.
“Maaf, Mas. Aku gak bisa. Apalagi pake nginap segala, kasian Arya–”
“Aryanya di ajak dong, Tia.” Dimas masih berusaha membujukku.
“Gak bisa, Mas. Arya baru aja sehat, gak mungkin aku ajak ke mana-mana. Belum lagi Utinya pasti gak bakal kasih izin.”
“Tapi kamu kan ahli waris Rifky selaku pemegang saham, Tia. Apalagi Rifky udah gak ada, otomatis kamu yang menggantikan dia. Jadi tolong besok luangin waktu ya. Aku gak mau dengar alasan apa pun. Besok aku jemput pulang kantor!”
Keesokan harinya, Dimas benar-benar telah menunggu di depan kantor saat aku keluar dari gedung lima lantai tersebut. Terpaksa aku mengikuti, beruntung hari itu aku membawa mobil sendiri. Jadi, nanti bisa pulang sendiri, tak perlu bergantung pada Dimas.
Para staff dan pemegang saham yang lainnya telah menunggu kedatanganku dan Dimas. Acara 'Family Gathering’ yang diadakan di Bandung, membuat kami harus bermalam barang 2 malam di sana.
“Tia. Aku marah berat kamu gak tepati janji. Udah gak ikut, malah mau pamit sekarang. Apa kamu gak mau kenalan sama para pemegang saham yang lain?” tukas Dimas dengan raut penuh kecewa saat aku hendak berpamitan.
“Maaf, Mas. Aku udah bilang kan kalo Arya baru aja sehat setelah tiga hari dirawat di rumah sakit. Gak mungkin aku tinggalin dia. Lagi pula semua urusan saham ini udah aku percayain sama kamu. Aku benar-benar gak paham dan gak tertarik mengurusi hal-hal beginian. Aku bukan Mas Rifky yang bisa masuk ke semua bidang, Mas. Tolong ngertiin aku, Mas. Aku mohon.”
Dengan berat hati Dimas akhirnya mengizinkan aku pulang. Tak terbayang bahagianya aku, karena terbebas dari beban itu. Ya, bagiku hal itu adalah beban, karena aku sama sekali tak berminat berurusan dengan urusan saham dan lain sebagainya. Semuanya di luar kemampuanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Hati
RomanceKisah perjuangan Tia memperoleh kembali cinta suaminya. Di lain pihak, telah ada seseorang yang menanti jika ia memilih untuk menyerah. Cerita ini sekuel dari cerbung sebelumnya yang berjudul Secret Admirer, yang telah tamat di Facebook.