Genap tiga hari aku berada di rumah sakit yang terbilang mewah ini, dengan fasilitas yang lebih dari memadai. Tenaga medis yang terampil dan cekatan serta ramah. Menu makanan yang selalu lezat dan bebas pilih sehari sebelumnya, membuat Rifky selalu sibuk mengingat-ingat rasa dan teksturnya. Entahlah, mungkin ia berkeinginan mempraktekkannya kelak. Ya, tiga hari sudah ia setia menemaniku di sini.
Ketika ditanya mengapa tidak ke kantor saja, ia hanya tersenyum dan menjawab ingin menemani hingga aku sehat. Sungguh, sikapnya saat meladeni atau melayani kebutuhanku benar-benar membuat diri ini tersanjung dan merasa dicintai.
Kesehatan yang kian membaik, membuat dokter mengizinkanku untuk pulang hari ini. Kabar baik yang kutunggu-tunggu. Meski setiap hari baik keluarga ataupun teman-teman datang menjenguk, tetap saja ada yang kurang, karena mama melarang Arya masuk ke ruang rawat inap. Walau pihak rumah sakit telah memperbolehkan.
Arya selalu menelepon setiap hari, mengoceh panjang lebar tentang apa pun, dan aku mendengarnya sambil senyum-senyum sendiri. Betapa malaikat kecil itu telah menjadi kanak-kanak yang pandai dan menggemaskan.
Seperti pagi ini, baru saja selesai berganti pakaian, suara Arya sudah ramai terdengar. Ternyata Rifky yang mengangkat panggilan dari bocah itu yang heboh saat mengetahui bahwa kami akan pulang hari ini. Aku hanya tertawa mendengarkan, sementara Rifky telah sibuk berkemas.
Tiba-tiba terdengar ketukan pelan di pintu. Rifky bergegas membukanya, dan mempersilakan kedua tamu itu masuk dan duduk di sofa. Lantas mendekatiku yang masih berbicara di telepon. Berbisik pelan di telinga, dan mengambil alih ponsel dari genggamanku.
Seketika aku menoleh pada dua orang tamu berusia paruh baya yang sepertinya adalah sepasang suami istri. Menatap Rifky dengan pandangan bertanya, yang hanya dijawab dengan senyuman. Ia menggamit tanganku untuk mendekat ke arah sofa.
Kedua tamu tersebut memperkenalkan diri sebagai Bapak dan Ibu Candra, orang yang menyelamatkan Rifky saat kecelakaan itu terjadi. Refleks mataku membulat dan menatap Rifky yang duduk di sisiku. Ia mengangguk mengiyakan.
Keduanya meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi. Tak sengaja mereka menyebut Rifky dengan Reyhan, putra mereka yang juga menjadi korban kecelakaan pesawat.
Reyhan yang saat itu menyelamatkan Rifky dari ledakan di sisi kirinya, ikut terlempar keluar sebelum badan pesawat menghantam permukaan laut. Rifky yang dalam kondisi pingsan, sekuat tenaga ditarik oleh Reyhan menjauh agar terhindar dari ledakan.
Sayang, asma Reyhan tiba-tiba kambuh, membuatnya lemas hingga bibir dan jari-jarinya membiru. Namun, tetap berusaha menahan Rifky agar tidak tenggelam, hingga akhirnya ditemukan Tim SAR berjam-jam kemudian.
Bapak dan Ibu Candra yang langsung terbang saat itu juga, segera melarikan Rifky dan Reyhan ke rumah sakit. Sayang, nama Rifky sebagai korban yang selamat sepertinya terlewat, hingga tidak terdata.
Namun, Reyhan tak sempat membuka mata lagi sejak tiba di rumah sakit. Pendarahan dalam dan luka yang serius membuatnya menyerah pada takdir Allah. Sementara Rifky masih berjuang di meja operasi. Bapak dan Ibu Candra memutuskan untuk menunggui Rifky setelah pemakaman Reyhan.
Akhirnya Rifky membuka mata, setelah dua hari tak sadarkan diri. Lalu semuanya terjadi begitu saja, tak sengaja mereka memanggil Rifky dengan Reyhan. Sebagai akibat dari rasa kehilangan yang sangat.
Terlebih mereka tak menemukan identitas apa pun yang bisa menjelaskan siapa pemuda itu. Aku yang tengah menyimak, tiba-tiba teringat dompet milik Rifky yang ditemukan di antara tumpukan barang-barang milik korban lain yang bertumpuk di dermaga
Sejak itulah Rifky mengenal dirinya sebagai Reyhan dan hidup bersama pasangan suami istri tersebut setelah berbulan-bulan tinggal di rumah sakit.
“Maafkan kami, Nak Tia. Bukan bermaksud menyembunyikan Rifky. Kami sendiri sudah melapor, tapi entah bagaimana tetap tidak terdata. Maafkan kami juga, yang akhirnya memanggilnya dengan nama Reyhan. Saat itu kami masih berduka atas kepergian Reyhan,” ujar Ibu Candra dengan terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Hati
RomanceKisah perjuangan Tia memperoleh kembali cinta suaminya. Di lain pihak, telah ada seseorang yang menanti jika ia memilih untuk menyerah. Cerita ini sekuel dari cerbung sebelumnya yang berjudul Secret Admirer, yang telah tamat di Facebook.