(8) Sebuah Akhir

2.7K 319 9
                                    

Mata hitam legam tajam itu menatap lawan bicaranya, tidak ada reaksi apa pun yang berarti. Tidak ada emosi apa pun yang menunjukkan kesedihan atau penyesalan di matanya. Benar-benar hanya menatap lurus lawan bicaranya.

"Kau dengar perkataanku kan?" tanyanya.

(Name) memaku terdiam, kembali menatap mata hitam Sakusa. Dia perlu waktu untuk mencerna perkataan cowok itu. Dia perlu waktu untuk menerima luka baru yang ditorehkan Sakusa. Matanya memanas, cairan bening mulai mendesak keluar.

"Kita putus aja. Aku hanya membuatmu sakit hati."

"Begitu menurutmu?" lugas (Name).

Sakusa mengangguk, "Iya."

(Name) mengalihkan pandangannya dengan cepat tepat sebelum cairan bening itu terjatuh. Dadanya terasa terbakar, membuatnya napasnya sedikit terkecat. Sejenak (Name) berusaha mengatur napasnya, tangannya terkepal erat. Gedung belakang sekolah itu sangat sepi, seharusnya tidak ada seorang pun yang melihat mereka berdua saat ini. Tak lama bel sekolah nyaring berbunyi. (Name) juga sudah begitu malas untuk berdebat dengan cowok itu.

"Baiklah kalau itu maumu," ucap (Name) kembali menatap Sakusa.

Dia menarik kedua sisi bibirnya, tersenyum kecil pada Sakusa. Sakusa dan (Name) saling bertatapan. Ada rasa bersalah dalam hati Sakusa, dia melihat jelas raut wajah (Name) yang berusaha menahan emosinya. Dia tahu, dia telah melukai hati cewek itu.

"Gomen."

(Name) menarik senyum, "Yasudah." (Name) menghela napas panjang.

"Terima kasih atas enam bulannya."

Senyuman (Name) terasa mengoyak hati Sakusa. Dia merasa menjadi cowok yang brengsek, tetapi kalau mereka terus bersama, (Name) hanya akan sakit hati akibat sikapnya. Dan ini adalah keputusan yang terbaik.

***

Rena dan Sizuku mendapat kabar (Name) dan Sakusa putus, tentu begitu geram. Rena seakan ingin melayangkan tinju ke wajah tampan cowok itu kalau saja (Name) dan Sizuku tidak menahannya. Selama seminggu (Name) menangisi cowok itu. Di kelas pun Sakusa bersikap seperti tidak terjadi apa-apa, padahal dengan susah payah (Name) menguatkan hatinya setiap kali melihat wajah cowok itu.

Rena selalu mengingatkannya untuk jangan menangisi pria brengsek begitu lama, cepatlah move on, masih banyak pria lain di luar sana. Sizuku pernah berkata juga, nanti di tempat kuliah juga banyak cowok tampan, kau juga pasti tidak akan bertemu dengannya lagi.

Untuk saat ini harapan (Name) hanya satu, ingin cepat-cepat lulus.

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? | Sakusa Kiyoomi X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang