"(Name), masih lama?"
Pria itu masih menunggu (Name) dari atas tempat tidurnya, lagi-lagi dia menghela napas Panjang ketika mengetahui (Name) masih saja sibuk dengan laptopnya. Dia kembali merebahkan tubuhnya, sembari menarik selimut hingga menutupi dadanya.
"Kelamaan, aku udah ngantuk duluan," tutur Sakusa yang terdengar bete.
(Name) meregangkan tubuhnya, kali ini dia kebagian untuk menghandle produksi bahan makanan di restaurant. Entahlah padahal pekerjaan chef bukan itu, tapi entah apa yang dipikirkan bosnya yang malah menyerahkan tugas ini kepadanya.
"Melelahkan banget ngurusin ini," ungkap (Name) memastikan laptopnya.
(Name) menoleh dan mendapati suaminya yang sudah bergelut dengan selimutnya. Dia jadi merasa bersalah padanya, karena tidak bisa menunda pekerjaan ini. Lihat saja, Sakusa pasti ngambek.
"Ngambek nih ceritanya?" tanya (Name) berjalan mendekati kasur.
(Name) mengulas senyum jahil, tangannya mulai mencubit-cubit kecil perut pria itu, hingga membuatnya menoleh.
"Ganggu ih," tukasnya melirik tajam.
(Name) tertawa kecil, Tangannya terus saja mencubit kecil lengan pria itu, sengaja mengganggunya. Ekspresi wajah Sakusa nampak risih, dia sampai berdecak beberapa kali, hal itu malah membuat (Name) semakin menjahilinya. Sakusa tahu bagaimana cara menghentikan perbuatan (Name).
Grepp
Sekali tarikan saja, (Name) langsung jatuh tepat di atas tubuh Sakusa. Tangannya masih mengenggam tangan (Name) erat, tak mau melepaskannya. Sedangkan sebelah tanganya melingkar pada pinggang wanita itu, menahan agar dia tidak kemana-mana. (Name) tersenyum lebar melihat wajah Sakusa yang hanya berjarak beberapa senti darinya. Dia bisa melihat jelas tatapan pria itu yang tidak menunjukkan ekspresi apa pun.
Jari tanganya terulur menelurusi lakukan wajah Sakusa yang nampak begitu jelas. Jarinya berhenti di atas bibir pria itu, Sakusa terus menatapnya dalam diam. (Name) tersenyum simpul, jarinya menekan bibir Sakusa.
"Perutku tertekan, sayang," ujarnya pelan.
Sakusa mengerjapkan matanya. Sial, dia baru sadar kalau perut wanita itu sudah cukup besar. Alhasil Sakusa memindahkan (Name) ke sampingnya. Pria itu tanpa berbicara apa pun langsung memeluk (Name), membiarkan tangannya menjadi bantal kepala istrinya.
"Kalau mau di manjain tuh bilang, jangan cuman diem-diem aja," tutur (Name) tertawa melihat tatapan Sakusa yang melembut.
"Dasar gak peka," ucapnya lembut.
"Yaudah mau apa?"
Sakusa terdiam sejenak, tangannya beralih mengelus pipi (Name).
"Mau cium boleh?"
"Ya boleh dong."
"Tapi yang lama."
(Name) tertawa kecil, tangannya beralih meraih leher belakang Sakusa, "Boleh dong, sayang."
Sakusa tersenyum simpul sebelum dia mulai membungkam bibir sang istri. Terasa sekali kalau Sakusa sangat merindukannya, (Name) dapat merasakannya dari cara pria itu melumat bibirnya lembut. Pantas tadi dia ngambek, ternyata memang ini yang dia incar sejak awal.
"Sayang," panggil (Name) dengan sengaja.
Tangan (Name) meremas lembut rambut Sakusa, dan benar saja, pria itu langsung tersulut gairahnya serta semakin memperdalam ciumannya. Kasihan suaminya ini harus menahan dirinya karena (Name) lagi hamil besar. Alhasil, hanya inilah yang dapat ia lakukan untuk menyalurkan kerinduannya.
Sakusa melepaskan ciuman mereka, mengatur ritme napasnya untuk kembali normal. Netra hitamnya masih menatap bibir ranum (Name), sesekali dia kembali mencium bibir yang menggoda itu.
"Sayang," tutur (Name) lembut, wajah mereka hanya terpaut beberapa senti saja.
"I miss you, baby," lirihnya.
"Aku tahu. Maaf ya, kita tidak bisa melakukannya."
Sakusa menggeleng pelan, "It's okay, baby. Aku bisa menahannya."
(Name) tersenyum kecil, tangannya beralih menangkup pipi Sakusa, "Gemes banget."
Sakusa mendengus kecil dan mengulas senyum. Pria itu kembali mencium (Name) dengan lembut dan menyudahinya dengan cepat.
"Tidur yuk," ucapnya.
"Udah ngantuk ya?"
Sakusa mengangguk pelan dan memposisikan tubuhnya memeluk (Name). Dengan senang hati (Name) melingkarkan tangannya di pinggang Sakusa, memposisikan tubuhnya senyaman mungkin.
***
See you next chapter!
#skrind🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Sakusa Kiyoomi X Reader
Fanfiction(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -Sakusa Kiyoomi x Reader- Complete : 3 Juli 2022