"Omi," sedari tadi (Name) masih menangis didalam pelukan Sakusa perkara pria itu akan pergi keluar kota selama lima hari untuk pertandingannya.
Omi yang sudah pasrah pun hanya membiarkan (Name) berbaring di atas tubuhnya, untung dia sudah mandi, kalau belum, rasanya malas untuk beranjak dari tempat tidur kalau sudah begini.
"Apa?"
(Name) mengangkat wajahnya dan manruh pipinya di atas dada Sakusa, "Berangkat besok banget ya?"
"Iya."
"Aaaa, aku gak mau melepasmu selama itu," rengeknya.
"Cuman lima hari, sayang."
(Name) langsung terbelalak, kepalanya terangkat, mata hitamnya menatap tak percaya pada Sakusa.
"Cuman lima hari?" ucapnya penuh penekanan pada setiap kata. "Kau tau itu lama, sayanggg!" Tangannya bergerak memukul dada Sakusa.
"Sebentar doang."
"Lama!" ngototnya memukul-mukul pelan dada Sakusa.
Sakusa tertawa kecil melihat istrinya merajuk. Tangannya bergerak meraih helaian rambut yang menutupi wajah (Name) dan menyingkapnya ke belakang, dia baru menyadari kalau rambut (Name) sudah semakin panjang.
"Rambutmu udah panjang banget," ucapnya.
"Jangan mengalihkan pembicaraan," rengeknya lagi.
Hal itu membuat Sakusa tertawa lagi, wajah wanita itu benar-benar merajuk dan terlihat menggemaskan.
"Lima hari tanpa 'milikmu' itu rasanya membosankan," ungkap (Name) yang sontak membuat tawa Sakusa meledak.
"Kau bilang apa? Milikku?" tanyanya dengan masih tertawa.
"Kenapa tertawaaa." Nampaknya (Name) berhasil membuatnya tertawa lepas. "Milikmu mewarnai hariku tau."
"Hahahaha," tawa Sakusa meledak. (Name) ikut tertawa melihatnya.
"Kau mau milikku sekarang? Sebelum besok berpisah," tawar Sakusa seduktif menatap (Name).
Tak terduga, Sakusa menawarkannya dengan cuma-cuma. (Name) menelan salivanya, tentu saja dia mau sebelum dia puasa selama lima hari ke depan. Tapi yang harus dia pastikan saat ini adalah pastikan Eri sudah tertidur.
"Sebentar, aku pastikan Eri tertidur dulu."
Dengan semangat (Name) berdiri dan melompat dari kasur mereka, lagi-lagi tawa pria itu meledak. Dia harus bersiap-siap sekarang. Setelah sepuluh menit menunggu, akhirnya Sakusa melihat (Name) memasuki kamar mereka dengan wajah lega.
"Untung dia tertidur dengan cepat," ungkapnya merasa lega, tidak biasanya Eri tertidur dengan cepat.
"Sebentar, aku ganti baju dulu," ucapnya pada Sakusa yang mendekatinya dengan senyum lebar.
Langkah (Name) terhenti ketika Sakusa tiba-tiba menarik pinggangnya dan mengikis jarak antara keduanya. Tatapan pria itu menggelap, sepertinya dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
"Kelamaan, aku udah gak tahan," bisiknya tepat di depan bibir (Name).
(Name) tertawa pelan, tangannya bergerak mengelus dada Sakusa yang masih terhalangi baju tidurnya.
"Sayang," jedanya, "Bibirku bengkak," (Name) menggigit kecil bibirnya. Sakusa menelan salivanya dengan susah payah.
"Can you bite it?" bisiknya membuat Sakusa bergairah.
Pria itu meremas bokong (Name) membuat desahan kecil berhasil lolos. Napasnya memburu, dadanya naik turun menahan hasrat yang siap membuncah.
"I'll make your lips more swollen, baby," ungkapnya sebelum (Name) merasakan bibirnya seperti di lahap oleh monster yang penuh nafsu.
***
See you next chapter!
#skrind🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Sakusa Kiyoomi X Reader
Fanfic(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -Sakusa Kiyoomi x Reader- Complete : 3 Juli 2022