"Dari tadi kau terus saja bercerita tentang masa SMA kita. Ada apa?"
(Name) menggeleng manja pada suaminya. Sedari tadi wanita itu terus saja bercerita mengenang masa-masa SMA mereka.
"Hanya ingin mengenang kok."
"Kau sedang tidak ingin menyinggungku kan?"
"Soal apa?"
Pria itu menghela napas pelan, "Soal kita putus. Dan tebal mukanya aku yang mengajakmu balikan."
(Name) terkejut mendengar penuturan suaminya, setelahnya dia tertawa geli membuat beberapa pengunjung café menoleh ke arahnya.
"Kecilkan suaramu," tuturnya.
"Saat itu Rena dan Sizuku mengejekmu habis-habisan. Karma! Hahaha."
"Stop teasing me," tukas Sakusa mengeratkan dahinya.
"Bagaimana ya kalau waktu itu aku menolak?"
"Tinggal cari wanita lain."
(Name) menyipitkan matanya dan menoel tangan Sakusa, "Yakin? Aku masih ingat kau bilang gak bisa move on dariku, dan kau merasa bersalah sekali menyia-nyiakan orang tulus sepertiku."
"Diamlah," gumam Sakusa menahan malu.
Namun nampaknya dia tidak mau berhenti mengoceh.
"Kuhukum kau di rumah."
"Hukum aja," oceh (Name).
Sakusa merasa tertantang, pria itu menyunggingkan senyum miring, "Di mobil aja, aku berubah pikiran."
"Tidak masalah bagiku."
***
"Sayang, maaf maaf, aku hanya bercanda soal perkataanku tadi."
(Name) memohon dengan menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada. Pria itu sudah bersiap melepas gespernya.
"Yang mana?"
"Yang itu. Perkataanku yang menantangmu."
"Kau menyesalinya?"
"Iya! Iya! Please, aku mau ada meeting sekarang."
(Name) semakin panik ketika Sakusa tak mendengarkan ucapannya. Tangannya menahan Sakusa untuk menurunkan dalamannya.
"Please, Omi. Nanti aja, jangan sekarang."
Sakusa menatap wajah istrinya dengan tersenyum miring.
"Tapi aku sudah tidak tahan, sayang," bisiknya seduktif.
Jantung (Name) semakin berdebar. Meetingnya akan dimulai dua puluh menit lagi. Memangnya dia bisa melewati dua puluh menit ke depan dengan baik-baik saja? Apalagi melihat wajah suaminya yang sudah sangat ingin melakukannya. Tak tega melihat wajah Sakusa yang penuh hasrat, akhirnya (Name) mengabulkannya. Dan menegaskan, jatahnya hanya sepuluh menit. Tanpa babibu Sakusa langsung menghujani (Name) dengan ciumannya, mulai dari bibir, leher, dan dadanya. (Name) mendesah penuh nikmat, untung saja mobil mereka kedap suara.
"Sayanghh. Sayangh uhh. Kau harus selesaikan ini dengan cepat."
"I know," desah Sakusa dengan nada rendah. Pria itu nampak menikmati setiap gerakannya.
Delapan menit kemudian, Sakusa mempercepat tempo gerakannya, menandakan pria itu akan mencapai kenikmatannya.
"Omi ahh aahh." (Name) mendesah merasakan milik suaminya yang membabi buta di bawah sana.
"Omi Omi ahhh hmm."
Beriringan dengan desahan (Name), keduanya mencapai kenikmatan bersama. Perlahan Sakusa mulai memelankan temponya, setelahnya hanya sentakan demi sentakan.
(Name) masih mengalungkan tangannya pada leher Sakusa, pandangan keduanya beradu, dan sedetik kemudian menautkan bibir ranum mereka. Menysesap setiap rasa yang disalurkan satu sama lain. Bagaikan ada beribu kupu-kupu yang terbang di dalam perut (Name). Rasanya bagai mimpi. Ciuman liar dan panas mereka berakhir begitu cepat mengingat waktu yang tidak banyak tersisa.
"Apakah aku tepat waktu?" tanya Sakusa.
(Name) beranjak duduk di kursi sebelah dan melihat jam tangannya, "Kau kelebihan tiga menit tau."
Sakusa tertawa kecil, "Anggap aja tiga menit itu sebagai bonus."
"Bersiap-siaplah untuk meeting," lanjutnya lagi.
Keduanya memakai pakaiannya. Sakusa membersihkan sisa-sisa peperangan mereka, sedangkan (Name) bersiap untuk meetingnya.
***
See you next chapter!
#skrind🦊Halo. Bagi yang kurang paham kenapa ini terkesan cepat banget. Jadi di sini, mereka seperti flashback ke masa SMA ya. Oke? Terima kasih sudah mau membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Sakusa Kiyoomi X Reader
Fanfiction(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -Sakusa Kiyoomi x Reader- Complete : 3 Juli 2022