(9) Buah Bibir

3.1K 334 2
                                    

Hari kelulusan

Semua murid tak terkecuali guru menyambut senang hari kelulusan kelas 12 di SMA Itachiyama. Hari spesial ini tidak boleh dinodai oleh air mata kesedihan, haruslah air mata kesenangan yang mengiringi. Kelas (Name) sedang mengambil foto bersama di depan gedung bertuliskan nama sekolah mereka, mengabadikan potret wajah-wajah ceria sebagai kenangan mengingat serunya masa SMA. Setelah ini mereka akan menempuh jalan masing-masing, ada yang langsung menikah dengan pacarnya, meneruskan usaha keluarga, mencari kerja, mengejar mimpi, atau mengejar pendidikan keluar negeri.

"Kenapa sekolahmu jauh sekali sih?" rengek Sizuku merangkul pundak (Name).

Rena ikut merangkul pundak Sizuku. Ketiga sahabat itu saling bertukar tawa dan canda sebelum berakhirnya masa SMA mereka.

"Memang aku mengincar di sana, dan untung keterima. Hahaha."

"New Zealand jauh dari Jepang!" ujar Sizuku.

"Swedia juga jauh dari Jepang!" balas (Name) tertawa.

"Aku mah kuliah di Jepang aja. Hahahaha," celetuk Rena.

"Padahal jurusanmu ada di New Zealand lho. Kita kan bisa bareng di sana."

"Hahaha. Enggak deh, Tokyo Medical and Dental University is my dream."

"Iya deh iya."

Ketiganya tertawa bahagia. Tak sengaja mata (Name) menangkap sosok Sakusa yang sedang bersama teman cowok kelasnya, Pasalnya cowok itu tersenyum lebar tanpa maskernya, memberi ucapan terima kasih pada orang yang datang menyelamatinya. Tak ayal juga terlihat teman-teman dari tim volly yang juga datang.

"Aku ke Kimagi dulu ya, Ren."

Rena mengangguk pada Sizuku yang melenggang pergi.

"Gak usah diliatin terlalu lama," tukas Rena ketika melihat (Name) memperhatikan Sakusa dari jauh.

"Ketahuan deh."

"Kenapa? Kau masih ada rasa sama dia?"

(Name) terdiam sejenak, menghirup oksigen banyak-banyak, mengisi rongga dadanya, "Sekarang hanya mengagumi. Aku yakin dia jadi pemain volly yang hebat."

Rena mendengus sambil tertawa, "Pasti sih. Lihat aja tuh banyak banget fansnya yang dateng."

"Wajar. Ahahaha."

"Kau udah pamitan sama dia?"

"Kenapa mesti pamitan?" tanya (Name) membenarkan bucket bunganya.

"Ya pamitan aja."

(Name) menyipitkan matanya, "Kau juga gak pamitan sama Lucas?"

Lucas, cowok dari London yang baru pindah ketika kelas 12. Pipi Rena seketika menghangat. (Name) menggodanya lagi.

"Semoga aja dia gak pulang ke London. Nanti kau sedih, nangis-nangis. Kan kita gak ada di Jepang. Nanti siapa yang akan ngelap ingusmu."

"Stop it!"

"Lucas!! Hey Lucas!!"

"STOP IT (Name)!"

Rena tidak dapat membungkam mulut (Name) dan pria itu menatap ke arah mereka sembari tersenyum.

"Sana temuin Lucas." (Name) mendorong tubuh Rena.

Melihat teman-temannya yang kasmaran, cukup membuatnya meringis sakit. Lagi-lagi dia berujung sendirian, hanya dia yang tertinggal. Dia mengeluarkan handphonenya dari saku baju, membaca pesan-pesan ucapan selamat dari teman dan kelaurganya.

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? | Sakusa Kiyoomi X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang