(25) Heaven

2.5K 179 1
                                    

Warning 18+

***

Dalam heningnya malam di saat bulan muncul dengan sempurna, hanya terdengar dentingan jam dan suara penuh kenikmatan dari kedua insan yang memadu kasih. Menikmati waktu berdua seperti rindu yang membuncah tidak tertahankan oleh hasrat.

Cahaya purnama menelusup melalui celah gorden kamar, memberikan siluet-siluet tubuh keduanya. Wanita itu sekali lagi menutup mulutnya berusaha menahan desahan akibat ulah pria di atasnya. Pria itu masih sibuk memainkan kedua payudara sintalnya, permainan lidahnya tidak perlu diragukan lagi, berhasil membuat (Name) merasakan kenikmatan tak terkira.

"Eughh," gumamnya ketika ia merasakan Sakusa berpindah ke payudara kirinya.

Semakin kencang desahannya, semakin Sakusa menggila di sana. Tak berapa lama ia mengangkat wajahnya menatap (Name) yang memejamkan matanya.

Arah pandangannya kini turun ke bawah sana, dan tersenyum miring. Jari-jari itu mengecek bagian bawah sana, tak salah lagi, istrinya sudah sangat basah di sana.

"(Name)," panggilnya mendekatkan wajahnya pada (Name).

(Name) membuka mata dan mendapati Sakusa menatapnya dengan senyum kecil.

"Aahh, Omi," pekik (Name) ketika merasakan dua jari pria itu masuk ke bawah sana.

"Hmm?"

(Name) menatapnya menahan kenikmatan yang pria itu beri hanya dari dua jarinya. Wanita itu mulai mendesah ketika Sakusa memasukkan dan mengeluarkan jarinya dengan tempo pelan.

"Omi ahh ahh."

(Name) menempelkan bibirnya dengan Sakusa, melumatnya bahkan bermain dengan lidah pria itu. Ini adalah timing yang tepat.

"Ahh ahhh, hhmm, uh f*ck," desah (Name) merasakan perubahan tempo yang begitu cepat.

Sakusa mengulas senyum miring melihat wajah istrinya yang kenikmatan. Sekitar semenit berlangsung, tubuh (Name) nampaknya akan mencapai kenikmatannya.

"I'm coming, hmmm, ah ahh ahh." Lenguhan panjang menandakan dirinya telah mencapai klimaks.

Keduanya saling bertatapan sejenak, sebelum Sakusa mencium bibirnya singkat.

"Aku masukin ya?"

(Name) menggeleng, "Aku mau di atas."

Sakusa semakin tersenyum lebar, "Sehabis itu gantian ya."

Tak berpikir panjang lagi, Sakusa berbaring di atas kasur dengan kedua tangan melipat di belakang kepalanya, membiarkan (Name) mengambil alih.

(Name) berjongkok di atasnya, menyesuaikan milik Sakusa yang sudah mengeras seakan bersiap kapan saja. Wanita itu menggodanya dengan menggesekkan milik suaminya sebelum dia mulai memasukkannya ke dalam dirinya yang sudah sangat merindukan kejantanan Sakusa.

Desahan mengiringi penetrasi mereka, hingga kejantanan Sakusa masuk dengan sempurna ke dalam milik (Name).

"Aku sangat merindukan ini," ucap (Name).

"Harus lebih sering melakukannya," timpal Sakusa.

"Rasanya punyamu makin besar aja, sayang."

Sakusa hanya mendengus pelan dengan senyuman di wajahnya. Kedua tangan (Name) berasa di perut Sakusa, perlahan ia mulai menggerakkan pinggulnya. Sensasi hangat dan menyesakkan mulai terasa. Sakusa merasakan kejantanannya seakan diremas dengan kuat, hingga ia mendesah kecil.

(Name) mengubah pergerakannya, kini dia bergerak seperti menunggangi kuda.

"Omi ahh."

Kedua tangan pria itu memegang pinggang (Name), wajahnya nampak menikmati setiap gerakan yang dilakukan wanitanya.

Hanya butuh lima menit, (Name) akan sampai pada puncak kenikmatannya.

"Enak banget, ahh. F*ck, I'm coming."

Lenguhan panjang terdengar merdu di telinga, tubuh (Name) gemetar seketika kenikmatan menjalar di sekujur tubuhnya. Ia juga merasakan milik Sakusa yang berkedut hebat, begitu pula cairan yang terasa panas di dalam sana.

"Gantian, sayang."

Sakusa tidak memberi jeda, pria itu langsung menindih tubuh (Name) dan langsung menghentakkan miliknya.

"Kurang kenceng?" tanyanya tersenyum miring ketika (Name) mengangguk.

Tangannya menahan salah satu kaki (Name) di pundak. (Name) memejamkan matanya, ia dapat merasakan kejantanan Sakusa yang mencapai pada titik terdalam.

"Omi. Omi. Ahh, Omi."

Tanpa berkata pun Sakusa tahu kalau (Name) menyukainya.

"Beg for me baby. Ughh." Sakusa terus menghentak dengan teratur.

"Please, c*m inside me, Omi."

Sakusa mempercepat temponya, sebelah tangannya meraih payudara (Name) yang ikut bergerak mengikuti tempo. Butuh lima menit hingga Sakusa mencapai kenikmatannya.

"Ahh ahh ahhh, (Name). I love you, baby."

Keduanya sejenak mengatur napas selepas klimaks hebat.

"Lagi ya?" ucap Sakusa kembali menindih (Name).

(Name) tersenyum lebar dan mengangguk, "Ok, mumpum Eri tidur pulas di kamarnya."

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? | Sakusa Kiyoomi X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang