32 - Ketulusan Arka

5K 403 8
                                    

Hai hai gimana kabarnya? Semoga baik-baik aja. Aku kangen banget update, nyapa kalian, interaksi sama kalian melalui cerita ini. Akhirnya setelah sekian lama bisa update lagi. Berharap kalian tetep setia di sini❤️

Happy reading dear-!!
Jangan lupa support nya melalui vote & komennya buat Laksana Hujan😍

°°°

Di sebuah tempat yang dipenuhi oleh keindahan alamnya. Danau berarus tenang membawa kedamaian bagi siapapun yang melihatnya. Tak terkecuali bagi Adira, gadis itu tersenyum menyaksikan indahnya danau yang berada didepannya itu.

Tak lama, tubuhnya terlonjak kaget ketika matanya ditutup oleh telapak tangan seseorang dari arah belakang.

"Siapa? Lepas ih! Erland, ya?" tebak Adira tepat sasaran. Cowok itu adalah Erland.

"Kok tau sih, Ra? Padahal aku pengen ngasih surprise buat kamu." Erland beralih duduk di samping Adira. Tatapannya tak lepas dari wajah cantik yang membuatnya merasa nyaman ketika menatap wajah sang gadis.

"Surprise apa?"

"Ikut yu," ajak Erland, laki-laki tampan itu mengulurkan tangannya untuk Adira genggam.

"Ikut kemana?"

"Ke sebuah tempat di mana kita akan merasakan kebahagiaan yang abadi."

Kening Adira berkerut heran mendengar penuturan Erland. Kebahagiaan yang abadi? Apa maksud perkataan Erland barusan?

"Kalo kita pergi ke sana, apa kita akan merasakan kebahagiaan yang abadi? Apa nggak akan ada lagi yang ganggu kita buat bahagia, Erland?"

Erland mengangguk. Cowok itu mulai melangkahkan kakinya berjalan terlebih dahulu diikuti oleh Adira dibelakangnya. Beberapa langkah kemudian, Adira dibuat kewalahan ketika harus mengimbangi langkah kaki Erland yang terlalu cepat.

"Erland jalannya pelan-pelan, ini aku susah nyusulnya."

"Erland ih! Tunggu!"

Dug

Adira terjatuh, kakinya terkilir tetapi gadis itu tetap memaksakan diri untuk tetap bangkit menyusul Erland yang sudah menjauh dari posisinya sekarang.

"Erland, tunggu. Kamu dimana, Land?" Adira memegangi kakinya yang terasa sangat sakit. Untuk bangkit saja rasanya sangat sulit.

"Aku disini, Ra." Erland berada dibelakang Adira. Laki-laki itu mengulurkan tangannya membantu Adira untuk berdiri.

"Kakinya sakit?" tanya Erland.

Adira menggeleng pelan. "Sakit tapi nggak papa. Kamu bilang mau ngasih aku surprise, mana surprise nya?"

"Kembali, Ra. Kamu pantas bahagia dengan orang yang lebih baik dari aku. Nanti aku akan liat kamu bahagia dari atas sana." Erland menunjuk ke atas langit membuat kening Adira semakin berkerut heran.

"Kamu ngomong apa sih, Erland?"

"Pulang ya, nanti kita ketemu di sebuah tempat di mana kita akan mendapat kebahagiaan yang abadi. Sekarang kamu kembali, belum saatnya untuk kita mendapatkan itu, Ra."

Tanpa sadar, setetes air mata turun membasahi pipi mulus Adira. Erland yang menyadari itu langsung bergegas mengusap bulir bening yang turun dari pelupuk mata indah gadisnya. Tidak boleh, Erland tidak mau melihat Adira menangis lagi.

Erland membawa gadis itu kedalam pelukannya. Hangat, itulah yang Adira rasakan ketika berada di pelukan Erland. Namun beberapa saat kemudian, Adira kembali dibuat hancur ketika menyadari bahwa ia hanya memeluk angin semata. Tidak ada Erland disisinya. Lantas di mana Erland berada?

Laksana Hujan [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang