38 - Arka seperti awan

4.5K 434 31
                                    

Masih dimalam yang sama, pesta tengah berlangsung. Berbeda dengan orang-orang yang tengah menikmati jalannya pesta, Arka justru tengah berada di ruangan yang dipenuhi oleh layar monitor CCTV.

"Pak tolong perlihatkan rekaman CCTV lokasi ruangan VVIP no.9, waktu kejadian sekitar pukul 21.00!" Arka memerintahkan kepada orang yang bertugas di ruangan rekaman monitor CCTV itu.

"Maaf, anda tidak memiliki akses apapun untuk melihat semua kejadian melalui rekaman CCTV di gedung ini," kata petugas tersebut.

Arka memutar bola matanya malas. Ia kemudian mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dan meletakkannya di hadapan petugas tersebut. "Segini cukup?"

"Baik, sebentar saya cari detail rekamannya."

Tidak perlu waktu lama untuk menemukan rekaman CCTV yang Arka minta. Layar komputer menampilkan Adira yang tengah berada di meja bar untuk mengambil minum. Arka menyeringai ketika melihat seorang bartender yang saat itu memberikan Adira minuman. Arka yakin bahwa bartender itulah yang mencampurkan minuman Adira dengan alkohol dan obat perangsang.

"Pause!" suruhnya.

"Tolong zoom muka bartender sialan ini! Gue minta lo masukin semua file ini ke handphone gue, cepet!"

Selama kurang lebih tiga menit, petugas CCTV itu mengembalikan ponsel milik Arka. Tanpa berlama-lama, laki-laki tersebut langsung keluar mencari bartender yang telah berani mencelakakan gadis yang ia cintai. Mau main-main rupanya.

Perkara mudah bagi Arka untuk menemukan bartender itu. Ternyata laki-laki pengecut itu  bersembunyi di salah satu bilik toilet. Arka menyeringai menatap tajam sang bartender yang menunduk tak berani menatap wajahnya.

"Lo jawab apa tujuan lo masukin alkohol dan obat perangsang ke minuman Adira?" cecar Arka namun tampaknya bartender tersebut tetap memilih bungkam. Tidak mau membuka bibirnya sedikitpun.

"Oh… lo nantangin gue? Lo milih buat langsung dijeblosin ke penjara dibandingkan jawab jujur pertanyaan gue?" Sang bartender tetap diam.

Arka tersenyum miring. Ternyata orang dihadapannya ini menginginkan tindakan lebih dari dirinya. Oh, tentu saja hal yang mudah karena Arka sudah mengantongi file yang dapat menjadi bukti perbuatan jahat barista itu.

"Liat ini kelakuan lo! Hitungan ketiga lo nggak jawab jujur, gue telepon polisi sekarang!"

"Satu… dua… ti--"

"Oke gue jawab!" tegas bartender itu. Keringat dingin mengucur deras dari dahinya. Ia tidak ingin masuk penjara begitu saja. Bagaimana dengan pekerjaannya nanti?

"Gue cuma disuruh buat lakuin itu sama cewek yang lagi ngerayain ulang tahunnya di hotel ini." Dalam satu tarikan nafas bartender itu menjawab pertanyaan Arka.

"Chesa maksud lo?"

"Iya, gue disuruh sama dia buat masukin alkohol dan obat perangsang ke minuman perempuan yang udah dia tunjukin fotonya ke gue."

Tidak membutuhkan penjelasan bartender itu lagi, Arka langsung menemui Chesa meminta kejelasan maksud dari gadis licik itu. Bukan hal yang sulit bagi Arka untuk menyeret Chesa ke dalam salah satu ruangan.

"Lo apa-apaan sih, Arka?! Gue lagi sibuk malah seenaknya narik-narik gue ke sini!" kesal Chesa.

Tadinya, gadis itu sedang asyik mengobrol bersama dengan teman-temannya tetapi Arka datang lalu menyeretnya dengan seenak jidat.

"Mau lo apa sih, Sa? Erland sama Adira udah putus, buat apa lo ganggu Adira lagi?"

Chesa mencerna maksud perkataan Arka. Dan  sekarang ia paham arah pembicaraan Arka tadi. "Lo udah tau?"

Laksana Hujan [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang