"Lumpuhkan Erfallen."
Rayford sontak beranjak. "Aku tidak bisa."
"Aku tahu apa yang kau lakukan," seru Armandes. "Kau mengikat kontrak hidup dengan Erfallen. Aku tahu. Aku bisa melihat nadimu menggelora hitam menjijikkan."
"Kenapa kau mau melumpuhkan Erfallen?" Rayford menahan amarah. "Bukankah empat klan tertinggi seharusnya saling membantu kalau hanya mereka yang berhak memperebutkan posisi Cortessor?"
"Memang biasanya begitu," kata Anthoniras. Ia menarik Rayford agar duduk kembali. "Tetapi, ah ... aku tidak sampai hati mengatakannya. Katakan kepadanya, Kek. Edwen itu sahabat sehidup sematiku, kau tahu? Dia sahabat yang paling kusayang!"
Armandes memutar bola mata. "Kau tahu Dewan Erfallen—Argent? Ya, dia melakukan banyak hal selama dua dekade terakhir semenjak Edwen membelot darinya."
"Kau juga tahu aku dan Edwen dulu pernah bertengkar di Elentaire, bukan?" Anthoniras berbisik. "Dia nyaris menghancurkan institut tetapi aku berhasil menyadarkannya, lalu dia menghilang dan tahu-tahu kembali sebagai orang baik-baik—tahu, kan?"
Dada Rayford berdebar dalam ketidaknyamanan. "Lalu?"
"Argent tak menyukai perubahan Edwen karena bocah itu harapan satu-satunya, sebab Argent tak memiliki anak lelaki selain Edwen, dan tak mengharapkan anak perempuannya sejak lahir," kata Armandes. "Sehingga ia berulah selama dua dekade ini, dan meski aku sudah berhasil menemukan sebagian rahasianya, tetapi masih ada yang belum bisa kutemukan."
Suasana menghening sejenak. Rayford tenggelam dalam kegelisahan yang semakin kuat menggelut. Melumpuhkan Erfallen? Yang benar saja!
Armandes menjentikkan jari. "Atau, begini: temukan rahasia Argent untukku sebelum perang terjadi. Satu saja. Aku curiga dia sedang menyiapkan sesuatu untuk merusak aturan Perang Dinasti kelak, dan itu buruk. Sangat buruk. Aku bahkan tak bisa memberikan perlindungan kepadamu kalau itu terjadi."
"Apa yang harus kulakukan setelah menemukannya?"
"Itu menyusul."
"Tidak bisa." Rayford meradang. "Aku harus tahu apa yang akan kau perintahkan kepadaku selanjutnya." Tentu saja! Bagaimana seandainya rahasia yang disembunyikan Argent ternyata begitu berbahaya dan mematikan, sampai-sampai langkah selanjutnya adalah melumpuhkan Erfallen itu sendiri? Itu berarti Rayford—dan Eran—bisa mati.
Oh, astaga!
Armandes mendesah. "Yah, bunuh Argent. Edwen adalah anak baik-baik sekarang, bukan? Cukup diawasi saja. Sebenarnya aku tak ingin mencurigainya, tapi tak ada salahnya berjaga-jaga."
"Berjaga-jaga?"
"Bagaimanapun juga Edwen pernah berada di jalan yang keliru. Amat keliru," kata Anthoniras pelan. Ia sama sekali tak tersenyum saat memutar kembali kenangan dua dekade lampau. "Dan itu selalu mengalir di nadi para Erfallen sejak dahulu. Apakah kau pernah mempelajari sejarah dinasti, Rayford? Klan Erfallen berakar pada seorang kakek moyang bernama Lord Grimshaw—dia dahulu terkenal sebagai penguasa terkejam di era lima abad yang lalu. Berbagai hal buruk ... kebanyakan berasal dari Erfallen."
Yang benar saja, segala hal yang Rayford ketahui barusan terdengar bagai lelucon, apalagi mengait-ngaitkan sejarah dinasti dengan seorang raja kegelapan berabad-abad lampau.
"Edwen memang sudah berubah," tegas Armandes. "Tetapi kita telah berpengalaman selama ratusan tahun hidup bersama sebagai sejarah, Rayford. Kita perlu berjaga-jaga, dengan melumpuhkan Argent dan mengawasi ketat Edwen. Itu, dan karena kebetulan kau mengikat kontrak hidup dengannya, maka kaulah yang kupilih untuk memenuhi permintaanku."
"Kalau aku tidak bisa memenuhinya?"
"Tahun ini adalah tahun terakhir kejayaan klanmu." Armandes tersenyum mafhum. "Ayolah, Nak. Bagaimana kau akan mempertahankan diri melawan empat belas klan Dinasti Cortess tanpa bantuan? Bahkan Tuhan saja akan menertawakanmu."
"Jadi?" Anthoniras mendesak. "Tidak ada hari-hari untuk berpikir. Ya atau tidak? Aku tak menyarankan penolakan, sumpah."
Rayford menelan ludah. Oh Tuhan, tolonglah dia. Setiap detik yang dilaluinya untuk mempertimbangkan pilihan niscaya terasa mencekik. Tak ada waktu untuk berdiskusi dengan Caellan. Segala urusan di tanah Elentaire berada pada kendali Rayford.
Pada akhirnya, ia mengangguk pasrah.
"Bagus." Armandes sontak beranjak dan mengulurkan tangan. Rayford menjabat dengan penuh keraguan. "Aku tak perlu buat kontrak hidup atau apalah denganmu, tenang saja. Karena kau cicitku sendiri, benar?"
"Aku masih tidak percaya kalau kau kakek buyutku."
"Tak masalah! Aku juga tak peduli pada dirimu sampai menantuku tahu-tahu meresmikan Caltine. Kukira kalian semua sudah mati."
Anthoniras merenggut Rayford dari tatapan Armandes yang menusuk. Pria muda di sisinya ini lemas dan pucat pasi, Anthoniras sampai tidak tega. "Kalau begitu kita sudah sepakat. Kami akan pulang."
"Ya." Armandes melambaikan tangan saat lantai kayu bergemuruh dan kembali runtuh. Segala furnitur di sekeliling mereka lenyap, termasuk tubuh sang kakek yang mulai mendistorsi. "Belajar dengan baik, Anak-anak ...." suaranya memelan ketika tubuh Rayford melumat, dan sepintas kemudian, mereka tiba di laboratorium Profesor Rikard yang kosong. Barang-barang Rayford masih tergeletak di meja. Sinar ungu mentari di ufuk barat menembus dari jendela-jendela raksasa di sepanjang dinding.
"Senang akhirnya posisi kita sudah jelas sekarang." Anthoniras tersenyum. "Ingat, aku adalah pamanmu. Jangan lagi kau mencurigaiku tanpa alasan, karena aku tahu itulah yang selama ini kau lakukan padaku."
"Ya, dan kalau kuingat-ingat lagi, kau masih saja tega mengganggu keponakanmu selama bertahun-tahun. Dan, menghancurkan tesisku tanpa inisiatif membantu?"
"Begitulah anggapanmu, bukan?" Anthoniras melirik barang-barang Rayford, lantas membantunya beberes. Rayford merasa janggal mendapati ketua Aliansi Lima, yang selama ini menjadi momok dan paling diperhitungkan, mau membantunya bebersih atas asas kekeluargaan.
"Lantas?"
"Si putri yang kuculik itu," kata Anthoniras, "kalau aku tidak melakukannya, dia hanya akan menghambatmu. Kuharap kau sudah sadar, sebab jika aku tidak melakukan dengan cara demikian, maka entah bagaimana lagi aku bisa menembus kebebalanmu."
Ketika hanya kesenyapan yang merespons, Anthoniras menatapnya dengan senyum tipis. "Tetapi aku tidak menyalahkanmu kalau selama ini memasang kecurigaan terhadap orang lain, Ray. Kita hidup di keluarga yang amat kacau dan sama sekali tidak damai. Kau pasti lelah terus merasa curiga."
"Yah."
"Aku tidak akan memaksamu untuk memercayaiku," kata Anthoniras. Ia menyerahkan setumpuk catatan yang telah rapi dan Rayford memasukkannya ke kardus dengan kaku. "Aku hanya ingin kau mulai mempertimbangkan segala sesuatu dengan sudut pandang yang lebih luas lagi, karena kini kau paham kalau kita masih bersaudara."
Setelah itu Anthoniras pamit. Sang pria muda masih mematung di tempatnya, berusaha mencerna apa yang terjadi, lantas menyerah dan menuntaskan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTIROM: The Marionette ✓
Fantasy[BOOK 4] "The price of romancing the death." ---------------------------- LAST BOOK OF ANTI SERIES (word count: 90k-95k words) ---------------------------- Rayford akhirnya menemukan tambatan hati yang tepat, tetapi untuk mencapai kegemilangan hidu...