16, Bulan Awal. Tahun 1939.
"Armada. Aku kira pengawal anak-anak itu adalah armada Argent yang khusus disiapkan untuk mendapat dukungan dari pihak luar."
Rayford setuju dengan cara Eran menarik kesimpulan selepas ia bercerita. Esma, yang mengetuk-ngetuk jari sedari tadi, juga tak menyanggah. Ruang hotel diliputi ketenangan yang meresahkan.
Sarapan baru saja ditandaskan. Eran bangun tak lama setelah Rayford kembali dari Konservatori, tetapi Esma melarang mereka bertemu, dan baru kali ini Rayford menemuinya lagi. Pipi Eran telah merona sehat seperti semula.
"Kejayaan lama," Esma mengulang ucapan Lord Niklaus. "Kalau dugaanku benar, yang dimana aku harap itu tidak terjadi, maka Papa sedang mencari dukungan dari pihak luar. Jika ia sampai memaksa Menteri Cleventine untuk menerima tawarannya, maka Papa tidak main-main. Ia ingin menyertakan dukungan Cortessian luar untuk Perang Dinasti ini."
"Itu buruk."
"Sangat buruk. Tak boleh ada bantuan dari luar sama sekali." Esma menggigit jari. "Kalau Papa nekat melakukannya, maka dia benar-benar bakal mengacaukan Perang Dinasti. Cortessor juga harus menghentikannya, tetapi ini adalah tanggung jawab para Erfallen dahulu. Dan, kukira, yang lain pasti memercayakannya kepadaku dan Edwen. Kami pewaris langsung."
Rayford berharap Esma mengetahui apa yang terjadi pada Perang Dinasti Cortess di Demania Raya tiga puluh tahun lalu. Dari semua obrolannya dengan Lord Niklaus, Rayford hanya tidak menceritakan apa yang diwanti-wanti sang Menteri, khawatir akan menyinggung perasaan sang Lady yang sudah jenuh. Barangkali nanti, ia akan menceritakannya kepada Eran, tetapi saat tidak ada siapapun yang menguping.
"Kita harus bergegas," kata Esma. Ia beranjak dan mulai mondar-mandir di ruangan, bibirnya terus menggumamkan berbagai rencana yang memusingkan. Beberapa menit kemudian, dia menjentikkan jari. "Kalian urus perihal pengawal anak itu, karena Eran yang pernah menemuinya." Ia menunjuk Rayford dengan ancaman berkobar di matanya. "Kalau Eran terluka lagi, aku akan menghancurkan seluruh nadimu."
"Esma, sudah kubilang itu permintaanku. Rayford tidak melakukan apapun karena aku yang memintanya!"
"Diamlah, Eran. Kau adalah keluargaku, jadi menurutlah," tukas sang Lady, membuat gadis di samping Rayford menggerutu kesal. "Kalian coba temukan asal mula pengawal anak itu, atau dimana Papa mengembangkan mereka. Aku akan mengumpulkan seluruh nama rekan kerja Papa dan siapa saja yang pernah menerima tawarannya selain Lord Herring. Aku harus memutus penawaran yang masih terjalin ... dan secepat-cepatnya pasti akan membutuhkan waktu dua bulan." Esma menghela napas keras-keras, memukul meja, dan mengacak rambut. "Oh, dua bulan! Sebaiknya kalian benar-benar memanfaatkan waktu sebanyak itu dengan baik. Kalau kalian tak kunjung menemukan cara lain, maka jegal saja si putri agar pengawal anaknya mau muncul."
Eran mendengus geli mendengar usulan Esma, walau tidak dengan Rayford. Dia lebih terfokus pada permasalahan lain. "Kalau kau terus-terusan mengusik rekan-rekan kerjanya, maka Argent akan mengetahui niatmu," ujarnya. "Kau akan mengekspos dirimu."
"Oh, tenang saja." Esma tersenyum kecut. "Sejak awal Papa tahu kami tak pernah berpihak dengannya lagi. Segala kebaikan yang dia berikan kepadaku hingga kini hanyalah kewajiban, tidak lebih dari itu. Yah, bisa dibilang dia akan membiarkan apa pun upaya kami untuk melawannya, tetapi kami tak pernah tahu apa yang dia lakukan selama ini ... dan saat itu akan segera datang."
"Dia membantu agar bisnismu berkembang, Esma."
Alih-alih meresponsnya, Sang Lady menoleh kepada Eran dan berbisik dengan cukup keras, sengaja untuk membuat sang pria merenggut malu. "Temanmu ini begitu mulia, sampai-sampai hati nuraninya masih ingin membela seseorang yang pantas dibunuh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTIROM: The Marionette ✓
Fantasy[BOOK 4] "The price of romancing the death." ---------------------------- LAST BOOK OF ANTI SERIES (word count: 90k-95k words) ---------------------------- Rayford akhirnya menemukan tambatan hati yang tepat, tetapi untuk mencapai kegemilangan hidu...