Rayford mengernyit. "Itu tidak seperti dirimu," gumamnya. "Tetapi, yang paling penting, kendati Edwen menawarkan dukungan kepada kita seandainya misi ini berhasil, tetap tak bisa menjadi jaminan keselamatan kita di Perang Dinasti."
"Dan mengapa tidak?"
"Ini berbeda dengan perang antar klan yang biasa kau lihat." Rayford menatap abangnya dengan nanar. "Puluhan ribu anak buahmu takkan sanggup melawan ratusan dehmos, belum juga ratusan ribu pengawal mereka yang minimal sekelas Host. Oh, apa kau tahu kalau ada pengawal-pengawal yang terbuat dari unsur Energi? Jumlah mereka bisa mencapai jutaan dan takkan pernah habis selama tuannya masih hidup. Seperti Erfallen dan para veilernya."
Caellan membuka mulut, namun tak ada suara yang keluar. Ia seolah-olah baru ingat siapa yang sedang mereka bicarakan. Pria itu merosot di sofa dan ujung sepatunya mulai mengetuk-ketuk.
"Apalagi yang sudah kau tahu, Ray?"
"Kita hanya bertiga—kau, aku, dan Luna—dan klan kita cuma seumur jagung," kata Rayford tegas. "con Caltine memang pendahulu kita, tetapi kita adalah keturunan dari para pemberontaknya. Meski con Caltine mengakui keberadaan kita sekarang, belum tentu mereka akan mau memedulikan kita. Erfallen? Nah—Eran, aku tidak bermaksud menyinggungmu, tetapi aku sedang mencoba realistis—kita tidak tahu seberapa besar dukungan yang akan diberikan."
"Kalau begitu jangan gagalkan kontrak hidupmu ini." Caellan menghela napas. "Kalau kau gagal dan mati, hanya tinggal aku sendiri. Yah, aku masih punya ruang dan tenaga untuk menerima Par seutuhnya di tubuhku."
"Jangan bercanda." Rayford mengusap wajah. "Kau akan punya anak sebentar lagi, dan jangan acuhkan kesepakatan kita meski aku mati. Biarkan aku tetap menjembatani urusan kita dengan para monster sementara kau menjaga kewarasanmu."
Perut Eran memulas sekarang. Pembicaraan macam apa ini?
"Kalau kau mati," kata Caellan menimbang-nimbang. "Maka Caltine akan vakum dari Dinasti Cortess selama sesaat. Kalau begitu akan kudidik anak pertamaku sebagai penggantimu."
"Bagus."
Eran tidak bisa menahan diri untuk tidak berkomentar. "Apa kalian sungguh-sungguh yakin Rayford akan mati?" ia menahan napas. "Perang Dinasti bahkan belum mulai, dan kalian juga tak tahu dukungan macam apa yang diberikan Edwen. Aku ... aku akan memintanya untuk memberi dukungan besar!"
"Semua jenis kemungkinan harus dipikirkan, Eran." Caellan tersenyum, sementara Rayford semakin murung. "Perang antar klan besar takkan memberikan kesempatan bagi klan-klan kecil, apalagi kami yang baru saja diakui dengan setengah hati ... oh, kecuali ...." Caellan menatap Rayford sekali lagi. "Kecuali kau mau menawarkan dirimu untuk berperang atas nama klan besar, seperti yang kau lakukan dengan menuruti perintah Anthoniras tahun lalu. Kenapa tak kau lakukan saja untuk Erfallen? Bukankah Edwen sedang berseteru dengan ayahnya?"
Rayford merona tersinggung. "Apakah kita sedepresi itu untuk menjual klan?"
"Menjual apanya? Ini adalah cara bertahan hidup dengan memanfaatkan lingkungan."
"Oh, aku lebih baik mati karena berpartisipasi sebagai Caltine ketimbang lainnya."
Caellan memutar bola mata, seolah ini pernah terjadi ribuan kali sebelumnya. Eran tidak bisa menentukan apakah ucapan Caellan adalah murni kepasrahan atau sekadar sindiran. "Yah, kalau begitu jalankan saja apa adanya."
Ruangan menghening, dan semakin lama waktu yang berlalu dalam kesunyian mencekam ini, Eran merasa semakin tidak karuan. Oh, apakah tak ada yang bisa dikatakan? Tetapi apa? Eran bukan siapa-siapa di Erfallen yang mampu memberikan jaminan. Posisi Rayford di klan Caltine lebih besar daripada status Eran di Erfallen!
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTIROM: The Marionette ✓
Fantasi[BOOK 4] "The price of romancing the death." ---------------------------- LAST BOOK OF ANTI SERIES (word count: 90k-95k words) ---------------------------- Rayford akhirnya menemukan tambatan hati yang tepat, tetapi untuk mencapai kegemilangan hidu...