Sesuai ucapannya, Rayford menghilang setelah serangkaian acara ujian tesis berakhir. Eran pulang bersama Edwen, lega karena kembali pada ketenangan setelah hingar-bingar kekacauan, dan perjalanan kali ini diwarnai lebih banyak kata-kata daripada sebelumnya. Kebanyakan Eran mendengarkan rutukan sang pewaris. Eran hanya mengangguk-angguk demi kelegaan hati Edwen.
Rayford pulang menjelang makan malam. Raut pucatnya telah tersingkirkan oleh rona segar menyenangkan, matanya hijau pucat sempurna, dan gurat nadi hitam menyeramkan sama sekali tak terlihat, seolah-olah tidak pernah menonjol di sepanjang kulit wajahnya dan berkedut-kedut mengerikan. Garis hitam di bawah mata juga menghilang total. Edwen pun agak terkesima dengan perubahan Rayford yang nampak begitu sehat bagai manusia tulen tanpa Energi menyesatkan, tanpa menggubris kenyataan bahwa kondisi ini hanya bisa tercapai setelah mereguk penuh darah mayat segar.
Penghuni Manor Erfallen kemudian makan malam dengan khusyuk. Meski, lambat laun dipenuhi canda tawa, sebab Rayford menceritakan hal-hal memalukan yang pernah terjadi selama dia bersekolah di Elentaire. Obrolan itu terhenti otomatis ketika piring terakhir telah ditandaskan, efektif membawa mereka bertiga ke dalam suasana hati yang tegang kala Judan muncul. Sudah waktunya menetapkan rencana final.
Rayford dan Eran saling melemparkan tatapan penuh arti. Eran akan menyampaikan usulannya, yang dengan alot mereka lalui pada malam sebelumnya. Edwen tentu telah mendengarnya, tetapi dengan penuh kebijaksanaan selayaknya orang bermartabat, menyerahkan waktunya kepada Eran tanpa penyelaan.
"Kami cenderung kepada opsiku, bahkan aku menyarankannya, sebab kendati Rayford telah memiliki sedikit Energi tuan kita, dominan Energi Par akan tetap menarik perhatian para veiler Argent."
Rayford menghela napas. Ia begitu enggan untuk membenarkannya, tetapi gadis itu menatapnya dengan penuh permohonan. Kegembiraannya hari ini mulai meredup perlahan. "Ya," ucapnya parau. "Dan kita juga tidak mungkin merusak pernikahan seseorang, baik sebelum maupun setelahnya. Setelah apa yang terjadi pada Darsell, kami sangsi kalau para tamu pernikahan bisa selamat."
"Dan, satu lagi," kata Eran. Ekspresinya mengeruh saat melanjutkan, "Bocah itu, si pengawal anak, memanggilku bibi tempo hari."
Dahi Edwen mengerut. "Apa?"
"Aku melupakannya sesaat, sampai Judy menyinggung tentang kemungkinan aku dan para wanita ini saling terhubung karena tanda yang ditinggalkan Argent," kata Eran muram. "Jadi, ya, kukira panggilan bibi itu ada kaitannya dengan ini."
Rayford menyahut. "Kau yakin, Eran? Kukira dia hanya mencoba mendistraksi kita agar tak menangkapnya."
"Tetapi aku tidak bisa tidak menduga begitu. Bagaimana?"
"Saya mungkin perlu menambahkan," kata Judan dengan santun. "Bahwa tanda yang dibuat oleh Tuan Besar laiknya darah yang mengalir antar saudara, atau Energi yang membuat kita semua menjadi para pewaris Tuan U'mbrate yang saling terkoneksi."
Edwen terheran-heran. "Kalau begitu, bocah ini tahu kalau kau tertanda, Eran."
"Benar!"
Kernyitan di dahi sang pewaris niscaya semakin berlipat-lipat. "Lantas bagaimana mungkin belum ada yang menangkapmu sampai sekarang? Jika anak itu melaporkannya kepada siapanpun di sana ... maka seharusnya kau sudah ditangkap."
Ruangan menghening. Bahkan Judan tak mampu berkata-kata ketika Edwen menatapnya dengan penuh rasa penasaran sekaligus kecurigaan.
"Kapten," panggil Edwen dengan tegas. "Kau mendengar apa yang dipikirkan semua veiler. Apa yang kau tahu?"
"Ini informasi baru bagi saya, Tuan," aku Judan dengan penuh penyesalan. "Yang dimana, itu berarti, anak ini tidak menyampaikannya kepada para veiler."
"Tapi kenapa?" gumam Rayford. "Apa dia menganggap itu tak penting?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTIROM: The Marionette ✓
Fantasi[BOOK 4] "The price of romancing the death." ---------------------------- LAST BOOK OF ANTI SERIES (word count: 90k-95k words) ---------------------------- Rayford akhirnya menemukan tambatan hati yang tepat, tetapi untuk mencapai kegemilangan hidu...