"Bibi!" seru Edmund, suaranya redam oleh jendela yang pecah karena hantaman tubuh Rayford dan Eran.
Gadis itu memekik saat serpihan kaca menggores tubuhnya, tetapi tarikan itu masih menyedot mereka dengan kuat hingga terseret melintasi desa bagai tersedot pusaran angin topan. Tubuh mereka terempas masuk ke rumah bundar, berguling-guling dan tergolek tepat di tengah ruangan. Dengan erangan tertahan, Rayford mengangkat sekujur tubuhnya yang nyeri dan mendapati dua pasang ujung sepatu berada tepat di depannya.
Rayford mendongak dan mendapati Argent menatap dengan tajam. "Oh. Jadi kau bocah anyir itu?"
Napas Rayford memburu. Tunggu—tunggu dulu!
Dia sama sekali tak menduga akan bertemu dengan Argent Erfallen sekarang juga. Meski begitu Rayford refleks terduduk, menarik tangan Eran yang masih tergolek lemas di belakang punggungnya. Sikapnya itu membuat Argent mendengus geli dan mengangkat pandangan.
"Apakah cuma ini saja yang kau berikan kepadaku, Ed? Apa kau menganggap remeh ayahmu ini?"
Suara Edwen sarat akan amarah, berbeda dengan Argent yang begitu tenang dan menjengkelkan. Ia terdengar dari arah belakang Rayford. "Demi Tuhan, tanpa bocah anyir ini aku takkan pernah tahu upayamu untuk menciptakan tempat yang begitu terkutuk."
Jawaban Edwen membuat alis Argent berkedut. Ia menyunggingkan senyum. "Harus kukatakan bahwa kau tak kalah cerdas daripada Esma. Tapi aku masih kecewa," Argent benar-benar jujur saat nada suaranya sarat akan perasaan senada. "Puluhan tahun kau dididik sebagai anakku. Kukira kau akan lebih cerdas, sedikit, dan tidak sekadar mengasah Energi saja. Aku sungguh kecewa karena kau membutuhkan anaknya Par untuk membantumu. Kau tahu Par itu cuma anjing suruhan kakek-kakek moyang kita, kan?"
Ruangan menghening. Hanya terdengar sayup-sayup suara gempuran yang terjadi di luar ruangan. Karena Edwen tak mengatakan apapun, Argent beralih dari hadapan Rayford dan melanjutkan, "Aku sudah bersiap-siap menyambut, yah ... setidaknya seribu veiler dan tiga ribu pasukan pengawal sahabat-sahabatmu, begitu? Ternyata jumlahnya juga tetap saja. Bukankah kau juga punya Pewaris Cortess yang bisa kauandalkan di saat-saat menjelang perang? Dia bakal melakukan apapun demi mendapatkan dukunganmu. Dan, mengapa tidak dengan armada milik putra Cortessor itu? Mereka memang menjengkelkan setengah mati, tetapi—oh, ayolah—mereka berkuasa. Atau itu terlalu mewah untuk ayahmu ini?"
Rayford sama sekali tidak habis pikir. Apakah pria ini berekspektasi perang yang lebih besar? Jadi, dia sudah lebih dari siap untuk menghadapi hal yang baginya biasa saja ini? Keringat mengucur di tubuh Rayford, mengalir di atas luka-luka lebamnya yang perih.
Kekhawatiran Armandes con Caltine ternyata memang terwujud.
"Apa ini?" Argent tahu-tahu sudah berdiri di samping Eran. Ia mengamati serpihan kaca di tubuh gadis itu. "Bukankah kau seharusnya bersih, Sayangku? Apa yang kalian lakukan di dalam pondok-pondok?"
Rayford tersentak. Ia cepat-cepat menarik Eran menjauh. Reaksinya, sekali lagi, membuat Argent terhibur.
"Untuk apa kau mati-matian menjaganya dariku? Aku sudah menandainya, Nak." Argent mengedip nakal. "Dia akan mengandung anakku sebentar lagi."
Rayford melompat, tapi Argent lebih cepat. Bahkan tanpa menggerakkan tangan, tubuh Rayford tahu-tahu terangkat ke udara dan tertahan, seiring dengan pandangan mata Argent yang terkunci padanya. Oh Tuhan—pria ini menggerakkannya hanya dengan tatapan mata!
"Lepaskan aku!"
"Lepaskan dia, Ayah." Geram Edwen. "Dia tak mengganggumu."
"Lepaskan dia, Ayah." Argent mencemooh dengan geli. Segera setelah dia mengalihkan pandangan dari Rayford, pria muda itu jatuh berdebam di lantai. Ia tergolek di samping Eran yang masih sulit menggerakkan diri, dan mereka saling tatap dengan nanar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTIROM: The Marionette ✓
Fantasy[BOOK 4] "The price of romancing the death." ---------------------------- LAST BOOK OF ANTI SERIES (word count: 90k-95k words) ---------------------------- Rayford akhirnya menemukan tambatan hati yang tepat, tetapi untuk mencapai kegemilangan hidu...