15, Bulan Awal. Tahun 1939.
Pesta besar di Demania Raya? Eran yang dahulu takkan pernah menyangka akan mendapatkan kesempatan hadir di pesta para aristokrat dari berbagai negeri perserikatan terbesar di dunia. Lokasinya juga tidak main-main. Memanfaatkan museum dan taman nasional di sekelilingnya, pesta itu dihadiri ribuan orang penting. Lima ribu Lakar dikerahkan, dan para pengawal pribadi tak diperbolehkan menyertai tuannya lebih dari dua awak saja. Pun, hanya segelintir yang diizinkan membawa pengawal mereka berkeliling. Atas dasar itulah, Esma yang mewakili Erfallen dari kubu Edwen, membawa serta Rayford dan Eran bersamanya. Bukankah duo ini lebih efektif menjadi pengawal pribadinya daripada veiler yang hanya diizinkan mengekorinya dalam rupa gumpalan asap hitam?
Berbeda dengan pesta muda-mudi bangsawan, tak perlu ada pembawa berita yang suka menyampaikan gosip ke kelompok-kelompok kecil. Siapa pun yang hadir di sini adalah sumber gosip itu sendiri, maka mereka saling bertukar sapa (kau tahulah) dalam lingkaran yang lebih intim dan serius. Pestanya juga berlangsung semalam suntuk, yang berarti kesempatan menonjolkan diri para aristokrat muda lebih besar, tetapi bermakna bencana bagi para tetua yang hanya hadir sebagai formalitas.
Oleh sebab itu, Esma menghendaki kesempurnaan penampilan pada Rayford dan Eran, apalagi topeng tak diperkenankan. Ucapan itu sudah cukup membuat Rayford dan Eran sama-sama menganggap pesta ini bak neraka. Apakah itu berarti mereka tak bisa menyantap hidangan sesuka hati lagi? Topeng adalah penyelamat mereka untuk tim kecil yang terbiasa hidup bak rakyat jelata ini!
"Oh, Rayford. Aku takkan sungkan-sungkan memuji ketampananmu. Aku bersyukur kau hanya mewarisi gen-gen terbaik con Caltine, dan bukan sifat beringas mereka untuk menguji coba manusia!"
Rayford tak menganggapnya sebagai pujian. Ia justru mengetuk-ketuk ujung sepatunya dengan gelisah. "Sepatu ini membuat kakiku terlihat panjang dan konyol, bisakah aku memakai punyaku saja?"
"Kau bakal terlihat seperti pria kampungan yang mencoba menyusup. Sudahlah, kau juga boleh membawanya. Itu jenis sepatu yang sering dipakai Edwen."
"Terima kasih, tetapi aku sungkan untuk meniru gaya berpakaiannya."
"Kau justru harus menirunya!" gerutu Esma, niscaya nyaris merusak kecantikannya malam ini dengan suasana hati yang buruk. Sang Lady menyuruh Rayford tetap menunggu Eran sementara ia akan berkoordinasi dengan veiler Vadrick. Perintah Esma serta-merta membuat Rayford melirik lemari jam di pojok lorong. Demi Tuhan, Eran sudah di balik pintu hampir tiga jam, dan selama itu pula Rayford sudah berbilas, menyantap camilan tiga kali, mengobrol dengan para veiler, menelusuri Erfaton secara keseluruhan, dan berpakaian. Apakah Eran menghabiskan waktu selama itu di dalam ruangan hanya untuk berdandan seperti Esma? Rayford sudah membayangkan gadis itu muring-muring, berkata bahwa ia bisa membantu mengerjakan tesis Rayford di waktu yang sama.
"Atau dia akan keluar bak putri-putri di panggung drama," Rayford mulai meracau sendiri. Omong-omong sudah lama sekali sejak ia menonton pertunjukan drama. Semenjak ia disibukkan dengan penelitian empat tahun lalu, Rayford tak pernah menyaksikan drama panggung lagi. Terakhir kali ia melakukannya ... ah, tentu dengan Kamilla. Omong-omong itu juga kencan terakhir mereka sebelum si putri berkata ia sedang dijodohkan dengan seorang aristokrat ... eh? Kalau tidak salah, selama bertahun-tahun menempuh tesis, Rayford memang sengaja menyibukkan diri agar tidak teringat kenangan lama. Ha!
Rayford geli dengan situasi dirinya sejak saat itu, hampir saja mengenang memori lama, ketika pintu yang menahan Eran selama tiga jam akhirnya mengayun terbuka. Rayford sontak menoleh, sudah siap menggoda Eran untuk muncul secara dramatis bak artis-artis di panggung drama, tetapi ia sudah terbengong-bengong duluan.
Rayford benar-benar tak mengira akan seperti aktor bodoh yang terpaku dengan kecantikan sang artis. Tetapi bedanya, ia tidak sedang tergila-gila, melainkan amat terheran-heran sebab gadis yang muncul di hadapannya ini bagaikan Eran dari dunia lain, atau kembar identik Eran yang selama ini disembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTIROM: The Marionette ✓
Fantasy[BOOK 4] "The price of romancing the death." ---------------------------- LAST BOOK OF ANTI SERIES (word count: 90k-95k words) ---------------------------- Rayford akhirnya menemukan tambatan hati yang tepat, tetapi untuk mencapai kegemilangan hidu...