Part 6

16.8K 2.2K 8
                                    

Setelah makan siang, Nayela tak tahu apa yang telah terjadi pada Keiran sehingga suasana hati pemuda itu tampak tidak terlalu bagus dan kembali bersikap dingin padanya.

Diam-diam, gadis itu menghela napas lelah. Ia harus bagaimana lagi untuk membuat targetnya 'berubah' dan bersikap terbuka padanya.

"Sistem," panggilnya dalam hati.

["Ya, Tuan Rumah."] Sebuah suara robotik terdengar di pikirannya. Nayela mengernyit samar karena tidak terbiasa dengan itu.

["Rupanya Anda tidak melupakan keberadaan saya, syukurlah. Ada yang Tuan Rumah perlukan?"]

"Um, kurasa aku memerlukan sedikit bantuanmu. Tapi sebelumnya aku ingin melihat persentasenya."

Pemberitahuan!
[Persentase Kepercayaan : 40%]

Nayela menatap tak percaya pada angka itu. Setelah apa yang ia lakukan, persentase kepercayaan target padanya hanya sebesar 40%? Dia pasti bercanda!

["Tuan Rumah, kepercayaan antagonis pria sebelum ini adalah 55%, tapi sejak dua hari yang lalu, tiba-tiba turun menjadi 40%."]

"Sial! Banyak sekali turunnya!" umpatnya kesal. Apa yang terjadi hingga itu terjadi? Nayela sama sekali tak dapat menebaknya.

Nayela duduk bersandar di kursi belajarnya sembari berpikir keras, berusaha mencari tahu alasan Keiran marah padanya. Dan suara sistem menyadarkannya.

["Saat Tuan Rumah berbicara dengan protagonis pria hari itu, antagonis pria melihatnya."]

Ah! Seakan ada lampu bohlam yang menyala di atas kepalanya, Nayela akhirnya bisa menemukan alasan ketidaksenangan Keiran padanya. Bodoh sekali.

Caleb, tentu saja! Keiran sangat membenci saudara tirinya, begitu juga sebaliknya. Melihat dirinya dan Caleb mengobrol tentu akan membuat Keiran ragu padanya.

"Huh, aku payah sekali. Sekarang apa yang harus aku lakukan," desahnya merana.

Menaikkan persentase kepercayaan target tidaklah semudah membalik telapak tangan. Keiran memiliki sedikit kepercayaan padanya saja sudah luar biasa menakjubkan.

Nayela sadar orang-orang seperti Keiran sangat sulit untuk percaya pada orang yang berada di sekitarnya. Keluarganya saja memperlakukannya seperti itu, tak menutup kemungkinan orang asing akan lebih buruk.

"Sistem tolong aku.." keluhnya.

["Berikan perintah Anda, Tuan Rumah."]

Nayela menegakkan punggungnya dan berpikir, apa sebaiknya yang dirinya lakukan. Untuk meningkatkan kepercayaan antagonis, ia harus berinteraksi lebih banyak dengannya.

Namun akhir-akhir ini Keiran selalu mengabaikannya dan kembali bersikap dingin padanya, meski dirinya berusaha bersikap baik.

"Aku tahu. Sistem tolong lakukan ini untukku," pinta Nayela dengan senyuman lebar setelah mendapat ide.

•••

Keesokkan harinya, pembelajaran berlangsung biasa dan penuh ketenangan. Saat bel tanda istirahat telah berbunyi, guru tak langsung keluar dari kelas.

"Attention, Students! Untuk tugas di pertemuan yang selanjutnya, saya ingin kalian membentuk kelompok yang terdiri dari dua orang untuk membuat makalah penelitian terkait materi yang sudah kita bahas hari ini. Untuk kelompoknya, cukup dengan teman sebangku kalian saja. Paham?"

"Paham, Ma'am." Seisi kelas menjawab kompak.

Setelah guru itu keluar dari kelas, Nayela tersenyum dan beralih menatap Keiran. "Sebaiknya dimana kita mengerjakannya? Bagaimana kalau di rumahku sore ini?"

In Order To Save The Male Antagonist's LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang