Part 9

16.4K 2.5K 149
                                    

Keiran menunduk sopan sebagai salam perpisahan pada supir keluarga Anderson yang bersedia untuk mengantarnya pulang.

Awalnya ia sedikit ragu, jika supir ini mengantarnya ke kediaman Zachary, Nayela dan keluarganya pasti akan langsung tahu asal-usulnya. Kemudian memilih menjaga jarak setelahnya.

Namun, setelah ia berpikir dengan kepala dingin, ia merasa Nayela pasti sudah tahu tentang dirinya. Tak mungkin tidak, mengingat bagaimana gosip tentang dirinya yang selalu diungkit di sekolah.

Pemuda itu yakin Nayela sudah mengetahuinya, tapi sikap gadis itu padanya tetap tidak berubah. Karena itulah, ia memutuskan untuk tidak khawatir.

Nayela adalah gadis baik, begitu pula dengan kedua orang tuanya. Dia jelas tak akan menjauhinya hanya karena latar belakangnya, bukan?

Dia saja membelanya saat bibinya merendahkannya. Gadis itu bahkan terlihat marah meski sudah susah payah untuk menyembunyikannya.

Keiran tersenyum mengingat ekspresi Nayela ketika berusaha menyembunyikan kekesalannya. Apakah pernah ada orang yang marah untuknya sebelum ini? Sudah jelas jawabannya adalah tidak.

"Ck. Kau ingin tetap berada di sana seperti seorang pengemis meminta sumbangan atau menyingkir dari hadapanku?"

Senyum hangat di wajah Keiran menghilang detik itu juga dan berganti menjadi ekspresi dingin. Tanpa ia menyahuti perkataan itu, kakinya lebih dulu menarik dirinya menuju ke dalam sebuah mansion mewah.

"Dasar tidak punya sopan santun," desis orang yang menyindir Keiran sebelumnya lalu melangkah malas memasuki rumahnya.

Saat dirinya sampai di ruang tengah, pemandangan di hadapannya membuatnya mendengus malas. Tak ada hari tanpa teriakan dan tamparan ibunya pada saudara tirinya itu.

"Kau sudah mulai membangkang rupanya, anak sial!" ucap wanita itu setelah menampar wajah Keiran.

"Kau pasti sengaja pulang larut agar tak perlu repot-repot mengerjakan pekerjaan rumah. IYA 'KAN?!"

Keiran hanya diam dan menunduk. Meski ia terlihat seperti seorang anak yang berbakti dan hanya diam ketika dimarahi, tapi tak ada yang tahu bagaimana hati dan kepalanya bereaksi.

"Tak akan ada makan malam untukmu selama satu minggu ke depan!" Usai mengatakan itu, nyonya dari kediaman Zachary berlalu dengan wajah memerah menahan amarah.

Caleb kembali melangkah mendekati Keiran. "Tidak bisakah kau tak bertengkar dengan Ibuku setiap kali pulang kesini? Ini membuatku jengah," keluhnya lalu meninggalkan Keiran begitu saja.

Keiran tak bereaksi apa pun dan hanya melanjutkan langkahnya menuju ke kamarnya yang terletak jauh di sudut mansion dan merupakan wilayah terpencil dari bangunan megah itu.

Setelah masuk dan mengunci pintunya, pemuda itu meletakkan tasnya kemudian merebahkan dirinya di atas kasur single yang terletak di lantai, beralaskan tikar tipis.

Kamarnya benar-benar sama dengan para pelayan di kediaman mewah ini. Namun Keiran tak peduli akan hal itu, karena selama ia bisa merebahkan tubuhnya dengan nyaman, maka tak masalah.

Sejenak, ia memejamkan mata dan mengingat hari ini. Emosi negatif yang sebelumnya menyelimutinya, mendadak hilang tak bersisa kala senyuman hangat milik Nayela melintas di benaknya.

'ting'

Mata birunya terbuka ketika mendengar suara itu. Ia merogoh ponsel di sakunya dan melihat satu pesan elektronik muncul di bar notifikasinya.

Ketika ia membaca nama pengirim serta subjeknya, Keiran bergegas bangkit dan membersihkan dirinya. Setelah selesai, ia melangkah keluar dari kamarnya, menuju pintu keluar belakang mansion.

In Order To Save The Male Antagonist's LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang