The CEO's Revenge

13.5K 1.6K 92
                                    

Di sebuah ruangan serba putih dengan aroma khas, terbaring sosok gadis cantik bertubuh kurus ringkih dalam keadaan tak sadarkan diri.

Tidak ada seorang pun yang mendampingi gadis itu hingga beberapa saat kemudian, seorang pria yang berparas rupawan, dengan rambut hitam dan mata cokelat terangnya, masuk lalu duduk di sebelah brankar gadis itu.

Tatapan mata pria itu yang semula tajam menusuk, seketika berubah sendu ketika menatap wajah ayu gadis di hadapannya.

Sebelah tangan pria itu yang sedikit terasa kasar, menyentuh lembut permukaan tangan mungil gadis yang tengah terlarut dalam dunia bawah sadarnya itu.

"Hai, Nay Sayang," bisik pria itu dengan nada halus dan mendayu.

Ibu jarinya mengusap pelan punggung tangan kecil gadis itu hingga menyebabkan kedua kelopak mata sang gadis berkedut samar sebelum akhirnya terbuka sempurna. Hal itu lantas mengundang senyum cerah di wajah sang pria.

"Hey. Apa Kakak mengganggumu?" tanya pria itu sedikit merasa bersalah. Ia mengulurkan tangannya yang lain untuk mengusap puncak kepala gadis itu dengan sayang.

"Hm.."

Gadis itu bergumam samar sambil menggelengkan kepalanya pelan. Ia balas menggenggam telapak tangan pria itu lalu tersenyum.

"Kak Aston.." panggilnya lirih dengan suara serak dan nyaris sulit didengar.

Pria bernama Aston itu lantas dengan cekatan menuangkan segelas air dan memberikannya pada gadis yang baru saja terbangun itu. Ia juga dengan hati-hati membantunya.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Aston dengan nada yang sarat akan kekhawatiran yang nyata.

Gadis itu, Nayela, menggeleng pelan. "Aku sudah lebih baik, Kak. Jangan khawatir," katanya disertai senyum lembut.

Aston tampak menghela napas lega lalu kembali menatap ke arah Nayela. "Lain kali tolong minum obatmu tepat waktu, oke? Kau membuat Kakak ketakutan sampai mati," ujar Aston dengan ekspresi serius.

Nayela ingin tertawa sebenarnya. Namun ia memilih untuk menghargai kekhawatiran pria itu dan balas menganggukkan kepalanya dengan patuh. Sehingga mengundang ekspresi puas di wajah Aston.

"Ngomong-ngomong, Nay, besok Kakak harus pergi ke luar kota untuk perjalanan bisnis selama satu minggu," ucap Aston sambil memasang raut wajah penuh sesal.

Nayela balas mengangguk mengerti dan tersenyum. "Kalau begitu, Kakak harus cepat kembali dengan selamat. Oh! Dan jangan lupa untuk membawa oleh-oleh, oke?" sahut Nayela dengan ceria berusaha membesarkan hati sang kakak yang terlihat gundah.

Aston menghela napas dan tersenyum tak berdaya. "Baiklah. Sekarang lebih baik, Nay tidur lagi. Kakak akan menunggu di sini," katanya sambil mengusap-usap puncak kepala Nayela dengan lembut hingga kedua mata gadis itu perlahan-lahan kembali tertutup.

Meski matanya terpejam, seolah tertidur, pikiran Nayela tak tidur dan masih beroperasi. Ia tengah berkomunikasi dengan sistemnya, lebih tepatnya, tengah menerima skrip mengenai dunia ini.

Antagonis di dunia ini adalah tunangannya, Sander Donovan. CEO muda dengan kekayaan dan aset yang melimpah ruah.

Berbeda dengan Keiran yang terlahir sengsara, Sander tidak demikian. Ia lahir di tengah keluarga yang harmonis dan kaya raya.

Ayahnya adalah pengusaha sukses yang menguasai hampir sebagian besar perekonomian negara. Sang ibu adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki kepribadian hangat dan penyayang.

Hidup Sander begitu sempurna hingga ia menginjak usia remaja. Kedua orang tuanya tiba-tiba meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.

Dunia Sander mendadak berubah 180 derajat.

In Order To Save The Male Antagonist's LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang