Part 12

17.3K 2.6K 166
                                    

Detik berganti menit, menit berganti jam, hingga jam menjadi hari, bulan bahkan tahun. Perlahan, Keiran mendapatkan semua imbal hasil atas investasinya.

Keputusannya saat itu untuk mengeluarkan banyak uang tidaklah sia-sia. Perusahaan Livo yang saat ini menjadi pelopor teknologi berbasis AI, sukses besar dan membagi dividen yang tidak main-main untuk setiap lembar sahamnya.

Dalam kurun waktu singkat, investasi Keiran benar-benar menghasilkan keuntungan luar biasa. Bahkan jika ia mau, ia bisa pergi dari kediaman Zachary saat itu juga, tanpa perlu merasa khawatir akan menjadi seorang gelandangan.

Namun, Keiran memiliki rencana lain. Ia memilih tak meninggalkan Zachary sampai persiapannya matang dan waktunya tepat. Setelah selesai, ia bersumpah akan melepas marga sialan itu.

Kemudian mengenai hubungannya dengan Nayela, keduanya resmi berkencan saat akhir tahun kedua di SMA, yang artinya itu sudah sekitar tujuh tahun yang lalu.

Mengingat bagaimana Keiran menembaknya, Nayela tak bisa menahan diri untuk tidak terkekeh geli. Bagi orang seperti Keiran yang sulit meski hanya untuk tersenyum, menyatakan perasaan adalah hal yang luar biasa.

•••

Hari itu, Nayela mendapati Keiran yang uring-uringan dan gelisah selama pembelajaran. Kala ditanya, dia hanya akan menggeleng dan menghindari wajahnya.

Namun pada akhirnya, ketika Nayela hendak pulang dengan Paman Eddie, Keiran menahan dirinya, dan mengatakan pada supirnya untuk pulang lebih dulu.

Keiran membawanya menuju ke sebuah taman yang berada di pinggiran kota yang juga terdapat danau di sekitarnya.

Kala itu dia menatap Nayela dengan tatapan dalam dan sungguh-sungguh, kemudian meraih tangannya dan menggenggamnya lembut.

"Aku ingin mengatakan sesuatu," ucapnya kemudian terdiam sebentar.

"Aku tahu, mungkin kau memiliki kesan yang buruk padaku saat pertama kali bertemu. Aku juga sadar aku tidak pantas menerima semua kebaikanmu. Tapi.."

"Astraea, aku menyukaimu," lanjutnya.

Nayela terdiam mematung saat itu. Itu adalah saat pertama kali ada orang yang menyatakan perasaan padanya. Di kehidupan aslinya, orang-orang mungkin menyukainya, tapi tak pernah ada yang menyatakan itu di hadapannya.

Keiran adalah yang pertama. Dan Nayela merasakan degup jantungnya melonjak dua kali lipat dari yang biasanya. Pipinya memanas dan perutnya tergelitik.

Melihat keterdiaman gadis di hadapannya itu, Keiran tersenyum tipis. Namun sorot matanya meredup. Ia sudah menebak hal ini terjadi.

Nayela memang sangat baik padanya. Namun gadis itu juga baik pada semua orang. Ia sudah berkali-kali memikirkan keputusannya untuk mengaku dan tidak sekali dua kali ia juga memikirkan kemungkinan Nayela akan menolaknya.

Namun tidak pernah ia sangka jika rasanya teramat menyakitkan, meski di sisi lain ini terasa melegakan.

Nayela adalah gadis pertama yang membuat dirinya merasakan perasaan semacam ini. Menerima lebih banyak kehangatan gadis itu membuatnya rakus dan egois menginginkan gadis itu untuk dirinya sendiri.

Tapi apabila Keiran melakukan itu, bukankah Nayela akan takut padanya dan menjauhinya? Memikirkan hal itu saja sudah membuat amarahnya menggelora dan tubuhnya sedikit gemetar.

Tidak! Nayela tidak boleh menjauh darinya!

Bahkan apabila gadis itu tak menyukainya, ia masih bisa menahannya di sisinya. Ia dapat menunjukkan sisi paling menyedihkan dari dirinya kalau itu dapat membuat Nayela iba sehingga akan selalu bersikap baik padanya.

In Order To Save The Male Antagonist's LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang