Hallo, ini Bagian Satu

146 23 190
                                    


Definisi Keluarga menurut kamu apa?

*****

" Ia membuatku terarah, mengajarkan cara berjalan, jatuh lalu bangkit dan kemudian tersenyum"

Baskara mulai tenggelam. Senjanya telah menghilang dan kini mulai diganti oleh bulan. Kebaradaannya mulai terlihat selayaknya seorang gadis yang tengah tersenyum menikmati angin malam.

Ia sangat terlihat cantik. Retina yang indah, mustahil jika tidak ada sepasang mata yang tak menatapnya. Namanya Dara, gadis manis yang dilahirkan dari keluarga berada.

Ia selalu mendapatkan kasih sayang yang berlimpah, baik dari keluarga maupun sahabatnya. Tidak ada hari yang bisa membuatnya enggan untuk tersenyum.

Hari ini gadis itu tengah berada di balkom kamarnya, entah apa yang sedang ia lakukan. Sadari tadi ia terus saja tersenyum. Mungkin hari ini ada sesuatu yang membuatnya bahagia.

"Aaaaa, aku dapat ponsel baru!" Terdengar ia mulai berseru. Sepertinya ia mendapat hadiah.

Matanya tidak bisa dipungkiri jika ia terlihat sangat bahagia, lantara ponsel yang ia suka kini sudah berada di tangannya. Orang tuanya memang selalu memberikan apa yang selalu ia inginkan.

Gadis itu keluar dari kamarnya dengan berlari pelan. Mulai membuka pintu kamar lain dan terlihat di sana sudah berada kedua orang tuanya.

"Mama, Papa! Makasih hadiahnya, Dara suka banget, ini ponsel yang Dara mau!" Ia berseru sambil memeluk kedua orang tuanya secara giliran.

"Sama-sama, Sayang. Walau dapat ponsel baru, harus tetap belajar, ya," ujar sang mama.

"Pasti dong, Ma. Aku bakalan belajar terus, biar pintar." Kedua orang tuanya tersenyum mendengar.

"Tapi, Sayang. Jangan bikin kepala kamu pusing karena belajar terus," ujar sang papa. Dara tersenyum, ia sangat bahagia memiliki orang tua seperti mama dan papanya. Mereka baik, tidak ingin membebani Dara.

Orang tua seperti itu yang selalu diinginkan oleh anak-anak lain dan Dara beruntung memilikinya. Itu sebuah anugerah terindah yang ia miliki di dunia ini. Semoga saja semesta selalu berpihak terhadapnya.

"Aku ke kamar dulu, ya. Mau tidur, besok 'kan sekolah," ujar Dara. Ketika sudah mendapat agukan dari kedua orang tuanya, gadis itu kemudian keluar dan berjalan menuju kamarnya berada.

Sampai di kamar ia merasa sedikit bingung, seperti ada yang dirinya lupa. "Astaga, aku lupa ngerjain tugas."

Ia dengan cepat berjalan menuju meja belajarnya dan mulai mengerjakan tugas. Dara tipekal anak yang rajin, baik dan selalu bergembira.

Beberapa menit berlalu, gadis itu mulai membereskan alat tulisnya dan membaringkan diri untuk beristirahat.

******

"Papa, ayo! Dara telat, nih!" Itu suara Dara. Gadis itu terlihat cemas dan takut jika terlambat masuk kelas, padahal sekarang masih jam 06:30 dan ia bilang bahwa dirinya sudah telat.

Bukan hanya rajin, Dara juga termasuk murid yang disiplin. Ia tidak suka jika telat datang ke sekolah. Oh iya, sempat lupa bahwa Dara adalah Ketua OSIS di sekolahnya. Ia sempat tidak menginginkan posisi itu. Gadis itu takut karena menjadi Ketua OSIS bukan hal yang mudah. Itu tanggung jawab yang sangat besar

Tetapi, ia juga tidak ingin menolak. Menjadi Ketua OSIS adalah impian banyak orang, dan ia beruntung bisa mengalahkan beberapa murid yang mendaftar sebagai Ketua.

Untuk kesekian kalinya, ia beruntung. Langkara jika tidak ada yang merasa iri dengannya. Terlahir dari keluarga kaya, memiliki otak cerdas, sahabat yang selalu support, serta menjadi Ketua OSIS di sekolah. Keberuntungan selalu berpihak kepadanya.

"Sayang, ini baru jam setengah tujuh loh, bel masuk jam tujuh baru bunyi," ujar Lalita-mama Dara-sambil menghampir sang putri dan mengelus puncak kepalanya.

"Ih, tapi kan Dara harus ke sekolah cepet-cepet, Ma," ujar gadis itu.

"Ya udah, tunggu Papamu dulu." Dara terlihat mengangguk mengiyakan ucapan sang mama.

******

"Sekolah yang baik, ya. Jangan galak-galak sama Kakel dan Adkelnya," ujar Adnan-papa Dara.

"Ih Papa tahu dari mana bahasa gitu, hahahaha." Tawa Dara melengking di dalam mobil. Ia baru mendengar papanya mengatakan itu. "Ya udah, aku masuk dulu, ya, Pa." Dara menyalami punggung tangan papanya lalu kemudian keluar dari mobil dan berjalan masuk menuju gerbang sekolahnya.

Mobil sang papa sudah beranjak pergi. Dara terlihat menyapa satpam yang berada di sana. Sudah beberapa murid yang datang. Dara bersiap untuk menunggu di depan gerbang setelah menyimpan tasnya. Setiap hari ia harus melakukan rajia terhadap murid-murid sekolahnya, karena memang itu tugas Dara.

Tidak jarang beberapa kakak kelas kesal melihat dirinya. Mengambil gelang serta menghapus lipstik yang terlalu merah kepada siapapun itu. Selain memiliki sifat ceria, ia bisa tegas di waktu bersamaan, itu membuatnya menjadi murid kesayangan guru.

Setelah menyimpan tas. Ia memanggil beberapa anggota OSIS yang berada di kelasnya. Sekitar lima orang teman kelas Dara menjadi anggota OSIS dan baru dua orang yang sudah datang.

"Kita ke gerbang sekarang," ucap Dara sembari keluar dari kelas yang diikuti oleh kedua anggota OSIS tersebut.

Dara mulai menjalankan kegiatannya. Tidak jarang beberapa pasang mata terlihat tidak suka karena selalu dirajia. Gadis itu sangat tegas, ia bahkan melawan kakak kelasnya dikarenakan lipstik yang dipakai sangat tebal.

"Kakak mau sekolah atau mau jadi biduan?" tanya Dara sambil menghapus lipstik tersebut menggunakan tisu basah yang sudah ia bawa.

Beberapa anggota OSIS tertawa mendengar pertanyaan Dara kepada kakak kelas tersebut. Mereka setuju dengan ucapan gadis itu. Bagaimana tidak, lipstik yang dipakai sangat tebal sekali dan merah merona. Bukan hanya itu, cewek itu juga memakai bulu mata yang cetar membahana. Layak dipanggil biduan, karena penampilannya yang seperti itu.

"Lain kali, jangan danda kayak gini, Kak. Kakak lebih cantik kalau natural," ujar Dara setelah menghapus lipstik tersebut.

Cewek yang tadi meninggalkan tempat itu. Ia malu dengan ucapan dari adik kelasnya yang menjabat sebagai Ketua OSIS. Ia seperti diinjak-injak oleh Dara. Sedangkan Dara merasa bodo amat, karena memang itu tugasnya dan juga ini sekolah, seharusnya tidak seperti itu.

"Eh ... eh. Tunggu dulu," ucap salah satu anggota OSIS yang berada di depan Dara.

"Kenapa, ya, Kak?" Cewek yang dipanggil itu merasa bingung dikarenakan ia sepertinya tidak melakukan hal-hal yang melanggar aturan.

"Tunggu dulu, itu di tangan kamu," ucap anggota OSIS tersebut. Setelah mendengar ucapan dari anggota OSIS itu, cewek tersebut kemudian mengecek pergelangan tangannya dan dirinya tengah memakai gelang.

"Ah ... ini, ya, Kak. Aduh maaf banget, Kak. Tapi aku mohon jangan ambil gelang ini, soalnya ini pemberian pacar aku," ujar cewek itu.

Disa-anggota OSIS yang tadi mulai mendekati cewek tersebut. "Dek, cinta nggak selamanya indah, Dek," ujar Disa. Semua yang berada di sana tertawa mendengar ucapan gadis itu.




Jangan lupa vote dan komennyaaaa yaa gesss!

Selasa, 15 Maret 2022

LANGIT YANG TERSELIP (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang