Bagian 15

18 4 16
                                    

Jika boleh, aku ingin selalu bersamamu.

Tidak terasa acara ulang tahun sekolah tinggal menghitung jari saja. Persiapan demi persiapan sudah anggota OSIS lakukan, baik dari segi lomba, sponsor dan undangan untuk para alumni sekolah telah mereka sebarkan.

Dara semakin hari terlihat sangat sibuk, gadis itu bahkan kurang mengikuti pelajaran di kelasnya. Bukan hanya itu, tiap harinya ia pulang kesorean diakibatkan harus mengurus segala macam hal yang harus diselesaikan secepat mungkin.

Kali ini, acara ulang tahun sekolah harus bisa lebih meriah dari pada acara sebelumnya. Tugas dan tanggung jawab Dara dimaksimalkan untuk acara ini. Untungnya kedua orang tua gadis itu selalu support apa yang gadis itu lakukan.

Memiliki orang tua seperti itu adalah keinginan terbesar bagi seorang anak, bukan?

Bahkan hari ini saja, Dara tengah berada di ruangan OSIS beserta wakil dan sekretarisnya. Mereka tengah membicarakan beberapa hal yang harus dilakukan.

"Kalian nggak laper apa? Aku laper banget, yuk ke kantin." Itu suara Daren.

Beberapa detik selanjutnya Dara menimpali, "Aku laper juga sih, Kamu Ser laper nggak?" Gadis yang bernama Serly mengangguk, ia juga sedang laper saat ini.

Ketiga remaja SMA tersebut lalu berjalan keluar ruangan OSIS dan menuju kantin yang letaknya yang tidak terlalu jauh. Menit selanjutnya, mereka sudah sampai di depan kantin, untung saja waktu istirahat telah berlalu beberapa menit yang lalu, jadi tidak ada murid yang berada di sana kecuali mereka.

"Mau makan apa?" Daren bertanya kepada kedua gadis itu.

"Terserah." Serentak keduanya menjawab dengan kata yang sama.

Darena memutar kedua bola matanya. "Gini nih yang bikin bingung, kenapa harus ada kata terserah dalam kamus perempuan, sih. Ribet banget kalian," pinta Daren kesal.

Kedua gadis itu hanya terkekeh melihat Daren yang kesal karenanya.

"Di samain aja." Itu suara Dara.

"Nah gitu kan enak, ini harus bilang terserah dulu, kalian ribet banget, ah!"

Setelah itu, cowok tersebut langsung pergi untuk memesankan makanan yang akan mereka makan.

Kedua gadis itu memilih untuk diam. Tidak ada percakapan setelah Daren pergi, Dara dan Serly yang tidak terlalu dekat hanya fokus terhadap ponselnya masing-masing.

"Oh iya, Dar, gimana kamu dengan Aldo? Tau nggak, heboh banget berita soal kalian berdua." Serly mulai berbicara. Dara yang awalnya masih fokus dengan ponselnya, kini mendongak melihat Serly yang tengah mengajaknya berbicara.

"Heboh gimana maksud kamu?" Dara bertanya dengan raut wajah bingung miliknya.

"Kamu nggak tau? Soal kamu sama Daren yang foto bareng pas Daren tanding footsal itu udah nyebar banget beritanya," balas Serly.

"Kok bisa, hahaha!" seru Dara di akhiri dengan kekehannya.

"Emang kalau berita tentang kamu sama Daren emang cepat banget meluasnya, Dar," balas Serly sembari tekekeh pelan.

LANGIT YANG TERSELIP (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang