Bagian 14

19 4 21
                                    

Suka hujan atau aku?

Ada kalanya di mana, langit yang cerah kian berubah saat sang mendung menerjang. Seperti biasanya, gadis cantik yang kini tengah berada di dalam ruangan yang tak terlalu luas sedang berbincang bersama beberapa anggotanya mengenai acara yang sebentar lagi akan diadakan.

Namun, kini hanya anggota inti OSIS saja yang melakukan rapat membahas mengenai beberapa hal yang mungkin belum terselesaikan. Tetapi, karena rintik hujan yang mulai turun secara beramai-ramai, Dara-yang sebagai moderator pada rapat tersebut memilih untuk menghentikan sejenak karena hujan yang menganggu.

"Mungkin sampai sini saja rapat kita, karena hujan yang lumayan membesar kita lanjutkan nanti sepulang sekolah, kalian boleh kembali ke kelas masing-masing. Tapi untuk sekretaris OSIS jangan keluar dulu soalnya proposal untuk sponsor harus dibuat secepatnya. Terima kasih," jelas Dara. Seorang gadis yang menjabat sebagai sekretaris mengangguk dan memberikan jempol seakan siap dengan tugas yang telah Dara berikan.

Satu-persatu anggota inti keluar dan di sisakan oleh Dara, Daren dan sekretaris OSIS tersebut. Cowok itu tidak keluar dan memilih membantu untuk membuat proposal yang akan diberikan kepada para sponsor.

"Kamu nggak ke kelas, Dar?" tanya Daren tanpa mengalihkan pandangannya kepada di depannya.

"Ini mau balik kelas, aku duluan, ya, semangat buat kalian berdua!" seru Dara sembari meninggalkan ruangan tersebut.

Dara berjalan menyusuri koridor, rintik hujan yang mulai melebat membuat pinggiran lantai mulai basah.

Dara berjalan di pinggir, hujan yang turun dari seng dan tangan gadis itu ia ulurkan ke depan sehingga membuat tangannya basah.

"Main ujan seru juga, ya," ujarnya.

"Iya seru kalo ada aku di samping kamu." Suara itu berasal dari seseorang yang kini berada di sampingnya dan melakukan hal yang sama dengan gadis itu.

"Eh, Aldo. Sejak kapan di sini?" tanya Dara.

"Sejak kamu cemburu." Balasan dari Aldo membuat gadis itu refleks memukul bagian bahu Aldo.

"Hahahaha becanda lho, Dar. Aku baru aja di sini," jawab Aldo serius.

"Ngapain kamu di sini?" tanya Dara lagi.

"Nggak ngapa-ngapain, sih. Tadi niatnya mau ke toilet, cuma ngeliat kamu di sini, jadi nggak ke sana deh," jawab Aldo.

"Eum yaudah."

"Dar," panggil Aldo.

"Kenapa?"

"Ngegas banget jawabnya, masih cemburu, ya?"

"Dih, enggak, ya."

Aldo diam sejenak, hingga akhirnya ia memanggil Dara kembali, "Dar."

"Iyaa Aldo kenapa?"

"Kamu suka hujan?"

"Iya suka banget malah," balas Dara.

"Lebih suka ujan atau aku?"

"Kamu ... eh ... eum." Balasan dari Dara membuat keduanya sama-sama terdiam. Dara merutuki dirinya kenapa bisa spontan seperti itu. Sedangkan, Aldo-cowok itu bingung dengan apa yang harus ia lakukan.

LANGIT YANG TERSELIP (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang