Bagian 16

15 3 8
                                    

Selain dari sibuk ngadain rapat. Aku juga sibuk mikirin kamu, jadi sibuknya aku bertambah.

"Terima kasih, Aldo," ucap Dara.

"Buat apa?" Aldo bertanya sembari menaikan sebelah alisnya seolah tengah bingung lantaran mendengar ujaran gadis itu.

"Terima kasih karena udah antar aku pulang dan gratis tanpa ngeluarin uang," ujar Dara yang di akhiri kekehan kecil khasnya.

Aldo men-standar motornya, sekali lagi ia mengacak rambut Dara gemes. Tawa dengan suara khas milik cowok itu, mampu mengalihkan dunia Dara.

"Do," panggil Dara.

"Kenapa, Dar?"

"Eum ... cuma mau manggil aja, sih," balas Dara.

"Kamu kenapa gemes banget, sih, Dar. Bikin pengen nyubit jantung kamu, deh jadinya," ujar Aldo.

Dara tertawa mendengar ucapan cowok itu. Keduanya masih saja berada di depan gerbang rumah Dara. Sampai akhirnya sebuah suara mengalihkan keduanya.

"Sayang, suruh masuk dong temanmu!" Seruan itu berasal dari Lalita. Ia sedari tadi melihat kedua remaja itu yang sedang keasikan.

"Eh ... Iya, Ma. Ayo, Do masuk," ajak Dara.

Aldo menggaruk kepalanya yang tak gatal. Hingga akhirnya, cowok itu mengangguk ajakan Dara. Ia sedikit gugup karena baru kali pertama bertemu langsung dengan kedua orang tua Dara. Terlebih orang tua gadis itu adalah orang penting di sekolahnya.

"Dar, emang nggak papa?" Aldo bertanya ketika Dara membuka gerbang.

"Santai, Do. Yuk masukin motor kamu," balas Dara. Sebenarnya, gadis itu juga gugup. Pertama kalinya, Aldo bertemu dengan kedua orang tuanya.

Aldo menurut saja, ia menyakinkan dirinya dan berusaha untuk tidak gugup. Sampai akhirnya, kedua remaja itu sudah berada di depan pintu rumah yang kini sudah ada Lalita di sana.

"Assalamualaikum , Tante," salam Aldo sembari mendekati Lalita lalu mencium telapak tangan wanita tersebut.

"Waalaikumsalam, Sayang," balas Lalita. Terlihat dari ujaran Lalita, sepertinya wanita paruh baya tersebut menyukai Aldo.

"Assalamualaikum, Mamaku tersayang." Kini Dara yang berucap. Dan Lalita membalas hal yang sama seperti ia membalas salaman dari Aldo.

"Yuk masuk. Eh Tante lupa. Kamu namanya siapa?" Lalita bertanya.

"Aldo, Tante," balas Aldo dengan sopannya.

"Oh ini yang namanya Aldo yang sering diceritain sama Dara." Ucapan itu membuat Aldo dan Dara salah tingkah. Gadis cantik itu melirik sang mama dengan tatapan kesalnya seakan mengatakan "kenapa dikasih, sih."

"Hahahaha, sini sini masuk dulu. Oh iya, Aldo sudah makan atau belum?"

"Tadi sudah di sekola, Tante," balas Aldo.

"Nah, karena sudah. Jadi, ayok makan lagi. Lagian pasti kamu makannya tadi pas istirahat 'kan?" Tebakan Lalita benar adanya. Cowok itu memang hanya makan saat jam istirahat dan itu pun hanya sebuah roti karena tidak sempat makan nasi diakibatkan ia harus latihan basket untuk lomba beberapa hari lagi.

LANGIT YANG TERSELIP (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang