Bagian 18

12 2 0
                                    

Biar lebih jelas, aku sukaa sama kamu.

Tepat pada jam setengah empat sore. Perlombaan basket dimulai, sorak-sorai terdengar begitu jelas di telinga gadis itu, tetapi sialnya ia tidak bisa menonton dikarena ada beberapa hal yang harus ia lakukan bersama Daren-wakil ketua OSIS.

Gadis itu tidak bisa melihat ketampanan Aldo saat sedang bermain, tetapi tadi ia memberitahukan kepada Tiara untuk memvideokan cowok tersebut. Mau tak mau, sahabatnya harus tetap mau, awalnya Tiara enggan untuk mengikuti perkataan Dara.

Namun, dikarenakan melihat kesibukan Dara, Tiara mengiyakan saja.

"Njir jadi kepo aku sama pertandingannya." Daren mulai bersuara setelah beberapa menit terdiam.

Dara melihat ke arah Daren, ia membenarkan ucapan cowok tersebut. Bagaimana tidak? Jarak antara ruang OSIS dengan lapangan basket yang lumayan jauh masih bisa mereka mendengar sorak-sorai para penonton. Suara tersebut membuat kedua remaja tersebut giur dan penasaran dengan pertandingannya.

"Kamu nggak mau nonton, Dar? Aku penasaran banget, kelas kamu dan Aldo yang tanding," ujar Daren.

"Sebenarnya mau, cuma kan ini belum selesai, Ren," balas Dara.

"Udah santai aja, serahin ini semua sama aku. Yuk kita nonton, aku tau kamu dari tadi pengen nonton Aldo 'kan?" Tebakan Daren tepat pada sasaran. Melihat Dara tersenyum membuat cowok itu tahu apa jawabannya.

"Tapi 'kan ini kita harus selesai besok, Ren," balas Dara ragu-ragu.

"Udah, kamu nggak yakin sama aku? Ntar malam aku ngebut bikinnya jadi serahin semuanya ke aku. Yuk gas kita nonton mereka," ujar Daren.

Dara bangun dari tempat duduknya lalu berkata, "yuk gas!"

Kedua remaja tersebut dengan antusias keluar dati ruangan OSIS dan berlari menuju lapangan basket. Dari jarak yang jauh saja mereka bisa mendengar dan melihat betapa banyaknya penonton. Sepertinya yang datang bukan hanya murid dari kelas mereka, tetapi dari sekolah lain. Semakin dekat dengan lapangan, semakin terdengar keras pula suara para penonton.

"Aldo, semangat!" Teriakan demi teriakan penyemangat dari penonton masuk ke dalam indera pendengar Dara. Kini kedua remaja itu sudah berada di pinggiran lapangan basket.

Senyum Dara mengembang ketika indera penglihatnya melihat Aldo. Gadis itu bisa melihat betapa tampannya cowok tersebut serta gesitnya ia mendrible bola.

Dara melihat ke arah lain, benar dugaannya. Bukan hanya murid dari sekolahnya saja yang tengah menonton pertandingan ini, tetapi dari beberapa sekolah lain serta masyarakat sekitar juga.

Kini gadis itu tengah mencari-cari sahabatnya-Tiara. Entah di mana gadis itu berada saat ini. Karena ramai, Dara tidak bisa menemukan Tiara.

"Kamu cari siapa, Dar?" tanya Daren karena sedari tadi ia melihat gadis itu mencari-cari sesuatu.

"Aku cari Tiara, nggak tau gadis itu sekarang di mana," balas Dara.

"Coba di chat, Dar," saran Daren.

"Eh iya juga, ya. Astaga sempat lupa kalau punya hp," ujarnya yang di akhiri dengan kekehan khasnya.

LANGIT YANG TERSELIP (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang