bab 14

142 10 0
                                    

" Mama, kami balik dulu. Kalau ada apa-apa nanti telefon je " Tengku Hamizan mengangkat beg bagasinya menuju ke luar.

" Yelah ... Memang kalau boleh hari-hari mama nak telefon Mizan. Susah sangat nak balik sini kan ... "

" Mama tak payah lah perli Mizan macam tu. Bukan Mizan tak nak balik, sibuk di ofis je. Nanti kalau ada masa, Mizan janji Mizan balik bercuti dekat sini okay ... " pujuk Tengku Hamizan.

Hajah Shahidah mengangguk kepala.

" Nenek, Dhia balik dulu tau. Kalau nenek sakit, jangan lupa makan ubat " sampuk Dhia.

" Ye sayang. Nanti dah sampai sana, jangan lupa video call nenek. "

" Okay nenek " jawab Dhia sambil tersenyum menampakkan gigi.

Wardah yang dalam keadaan sedaya upaya mengangkat lebih kurang tiga beg bagasi itu keluar menuju ke arah pintu utama rumah.

" Beg Wardah ke semua tu? " tanya Hajah Shahidah.

" Eh bukan. Ni termasuk beg Noah sekali. Dia suruh saya tolong angkat kan sekali. "

" Dia pergi mana? "

" Sibuk nak periksa keadaan kereta "

" Haih ... Apa lah si Noah tu. Ada pula suruh Wardah yang angkat kan. Kalau beg dia tu kecil, tak apa lah juga. Ni sebesar alam. "

" Tak apa. Wardah tak kisah pun. " kata Wardah.

" Alah mama, biarkan je dia angkat beg tu. Isi baju je pun, bukannya batu. Lemah sangat. Itu memang patut kerja dia. Yelah, Mizan upah dia mahal-mahal, tak kan lah semata-mata untuk jaga Dhia je. "

" Tapi memang kerja dia jaga Dhia je kan? Ada ke dalam kontrak tulis 'pembantu mengangkat beg majikan' ? " tanya Hajah Shahidah.

Tengku Hamizan menjeling. Apa kena dengan mama nya itu, dia pun tidak tahu. Dah kenapa satu rumah nak back-up perempuan ni?

" Mama, it's okay ... Wardah tak kisah pun ... Tolong orang tu kan satu kebaikan " kata Wardah.

" Kau cakap apa tadi? Mama? Since when? Siapa yang suruh? " soal Tengku Hamizan.

" Mama yang suruh. Kenapa? "

" Ma, dia cuma orang luar je tau dalam keluarga ni-"

" -Dan Mizan kena perlahan-lahan terima dia sebagai salah satu ahli keluarga kita juga "

" But for what? " kata Tengku Hamizan dengan nada yang marah .

" Mama dah tertarik pada Wardah untuk jadikan Wardah menantu baru mama "

" Uhuk! " Noah yang lagi tadi menyaksikan drama mereka di tepi kereta itu terbatuk.

" Mama sedar tak mama cakap apa ni? "

" I am ! "

Tengku Hamizan tertawa sinis.

" What's wrong with you, mama ... "

" Tapi kenapa? Apa yang kurang pada Wardah ni? "

" Banyak "

" Beritahu mama apa yang kurang? "

" Look. kami kenal tak sampai seminggu pun. Hm, mama lagi lah. Baru sehari kenal, dah nak jadikan menantu. Merepek. "

" That's why, mama nak Mizan kenal dia dengan lebih rapat lagi. Dah alang-alang dia pekerja kamu kan? "

" Ma- "

" No excuse , Hamizan ... Mama tengok Wardah baik sangat. Jaga Dhia pun pandai. Apa lagi yang tak cukup? Atleast dia lebih baik dari bekas isteri Mizan yang pemalas dan tak reti jaga anak tu. "

W A R D A H (OG)Where stories live. Discover now