1. Prolog

9.2K 363 42
                                    

"Ngapain lo ngelamun deket pager?"

"Itu Hoon, liatin yg maen basket di bawah.."

"Napa? Lo suka ama anak basket?"

" Bukan, gue suka ama cowo yg duduk di pinggir lapangan itu. Yang lagi treak-treak cheering.."

" Ooh...itu managernya."

"Siapa namanya?"

"Sean. Tapi ada juga yang manggil dia Sunoo."

"Oh.."


.

Marsha adalah anak magang di suatu Universitas ternama di kota ini. Dia ngambil part time jadi bagian marketing kampus di siang hari, and lanjut kuliah di malem hari.

Sahabatnya, Benjamin Park, yang panggilan akrabnya sih "Hoonie", juga kuliah di tempat yang sama. Cuma bedanya Hoonie ga ambil part-time di kantor administrasi kampus, tapi dia buka gerai kopi kecil di dining area kampus bareng adiknya, Riki.

Di waktu istirahat makan siang biasanya mereka selalu bareng, kalo ga Marsha dateng ke cafe, berarti Hoonie yang dateng ke gedung tempat Marsha kerja.

Siang ini mereka duduk di lantai 2, di kursi makan sederhana di sebuah paviliun teduh di sebelah ruang kerja Marsha. Mereka berbagi dua buah bento bekal Marsha dari rumah. Dan masing-masing satu cup frozen capuccino yang dibawa oleh Hoonie sebagai teman makan siang.

Di bawah sana terhampar lapangan basket yang selalu jadi vocal point kampus. Pemandangan itulah yang sedari tadi menyerap atensi Marsha, mengabaikan pemandangan di hadapannya yang sebenarnya sudah indah. Hoonie dan mata teduhnya, wajah yang tampan dilengkapi dengan moles alias tahi lalat yang imut di wajahnya.

"Kalo mau, gue kenalin lo ama Sean. Dia sering mampir ke cafe kalo abis pertandingan." Tawar Hoonie.

"Ga usah, dia kayaknya jutek."

"Kalo ga kenal ya jutek, lo ga tau ya sasaeng dia banyak? Makanya dia jutek."

"Ya pasti. Kiyowo gitu ya pasti banyak fans."

"Gue bisa ngenalin lo dengan elegan, lo ga perlu jadi stalker kayak cewe-cewe itu tuh .." Hoonie menunjuk pojok lapangan dengan dagu, dimana sekumpulan sekte pemuja klub basket berkumpul. Semua sibuk minta di notice.

"Ga perlu. Biar gue usaha sendiri."

"Usaha lo selalu gagal, Marsha. Lo itu kalo suka ama cowo suka norak. Jadi cowonya kabur duluan."

"Ya itu gue apa adanya."

"Lo gak bosen jomblo terus? Daging lo lama-lama alot tau."

"Ngaca!. Lo juga."

"Gue beda . Fans gue banyak, gue tinggal milih aja yang mau gue ajak nge date tiap minggu, Sha."

"Pengen nyantet lo, tapi kata-kata lo bener.."

"Kita mesti cari cara biar lo bisa nge-date ama cowo, paling enggak lo icip-icip dikit deh."

"Lo pikir ramyeon ya bisa icip-icip dikit?"

"Ya masa udah segede gini ciuman aja blom pernah?.Percuma itu bibir kalo cuma dipake makan ama ngomong doang." Hoonie meneguk kopinya, "cobain deh nge-date ama beberapa orang biar lo pinter."

"Bisa pelan dikit ga ngomongnya? Bos gue denger tuh." Marsha melirik ke arah Bu Yura yang duduk di meja sebelah bersama Jay, seorang staf marketing lainnya, "bisa abis kena bully."

"Engga lah, bos lo juga kayaknya setipe ama lo, ga suka pacaran." Bisik Hoonie.

"Dia sibuk berkarir, Hoonie. Tolong dibedakan."

1-9-8-7    [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang