03. Gagal

265 20 2
                                    

Hari berlalu begitu cepat, Arum menyusuri paska kejadian yang menimpa ayah, dia mencoba menyelesaikan masalah itu sendiri tanpa diketahui adik-adik dan bundanya, ternyata separah itu hingga mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang dan beberapa diantaranya luka berat, usut punya usut kecelakaan itu terjadi karena ada mobil yang ingin belok ke kanan namun lupa memasang lampu sen tak melihat-lihat kebelakang dan langsung belok saja, lalu ayah mengebut dari belakangnya menggunakan mobil juga hingga akhirnya mereka bertabrakan.

Katanya, mobil yang di tabrak ayah saat itu berisikan 3 anggota keluarga yang hendak pulang ke rumah. Seorang ayah, ibu dan anaknya, ayahnya yang kala itu supir sudah di pastikan meninggal dunia ditempat, ibunya dirawat di rumah sakit yang sama dan anaknya hanya luka ringan.

Arum mengunjungi ibu dari keluarga tersebut di rumah sakit itu, ruangan mereka dekat dengan ruangan ayah. Arum mengetuk ruangan tersebut dan mengucapkan salam sehingga muncul seorang gadis cantik yang menggunakan perban di kepalanya. "Aku boleh masuk ga?" gadis itu mengangguk sambil bertanya-tanya dalam hatinya.

Gadis itu mempersilahkan Arum untuk duduk di kursi yang tersedia. "Maaf mengganggu, jadi aku cuma mau bilang kalok aku anak dari bapak yang bertabrakan dengan mobil kalian beberapa waktu silam," jelasnya.

"Oh, jadi orangtuamu yang bunuh papa aku!" bentak gadis itu.

"Ini kecelakaan, ayah aku juga lagi dirawat, aku kesini cuma mau liat keadaan ibumu dan kamu."

Gadis itu berdiri dan menarik paksa Arum untuk keluar dari ruangan tersebut. "Keluar!" amuknya. "Gua bakal cari tau tentang semua keluarga lo, liat apa yang bakal gua lakuin selanjutnya," ancamnya lalu menutup pintu dengan kuat.

Arum mengelus dada dia paham betul apa yang dirasakan gadis itu sekarang pasti sangat kehilangan sosok ayahnya di tambah harus mewanti-wanti keadaan ibunya, pasti sangat berat untuk remaja yang di perkirakan Arum masih sebaya adik-adiknya.

Arum berjalan kembali ke ruangan ayah dengan menunduk dan murung, ia merasa sangat bersalah padahal ia juga tahu kecelakaan ini adalah kesalahan dari kedua belah pihak, sepertinya Arum harus mencari tahu identitas gadis itu dan juga keluarganya.

•••

"Ntar malam aku boleh ga ajak Freya tidur di rumah kita?" Soraya balas mengangguk atas pertanyaan Luna. Soraya mengangguk sembari karaokean dilaptopnya.

Luna ber-Yes ria, dia langsung menelepon sahabat karibnya disitu juga. "Frey, cepetan kesini, banyak yang harus kita lakuin, have fun for tonight!" Seru Luna tampak amat senang. "OMG!? Boleh sama kak Raya? Aaaaaa ... Yes, i'm on my way" jawab Freya ditelepon, Luna mematikan sambungan telepon Freya dan berlari ke kamarnya dengan sumringah.

Soraya menggelengkan kepala, ia lanjut bernyanyi hingga menguras waktu selangnya. Freya dan Luna adalah seorang k-popers garis keras dimana mereka akan rela membeli barang barang seperti album, lightstick, poster idol, boneka dan lain lain sebagainya, mereka juga K-drama yang rela menghabiskan waktunya untuk menonton selama yang mereka bisa dan terakhir bahkan mereka sering mengikuti war tidak penting diaplikasi Twitter yang benar-benar bisa membuat emosi merekah.

Kadang Soraya bertanya-tanya apakah tidak susah membedakan wajah orang-orang Korea karena sungguh Soraya melihat poster boyband Korea yang terpampang dikamarnya dan Luna wajah mereka terlihat mirip semua.

Malam tiba, waktunya Soraya memasak dan mempersiapkan pakaian ganti untuk bunda dirumah sakit, akhir-akhir ini kak Arum sudah memulai kuliahnya lagi jadi bunda selalu berdua saja dengan ayah dan keaadan ayah juga semakin waktu kian membaik.

Setelah usai memasak Soraya menyuruh Luna dan Freya yang baru saja sampai untuk makan malam dengan lauk yang sudah tersedia. Soraya mengantar makanan dan pakaian bunda sendiri ke rumah sakit, sebelum pergi Soraya berpesan agar Luna dan Freya tidak keluar rumah.

DEGRITLY (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang