Liburan telah usai, tak menyangka Desember menyapanya begitu cepat seperti kereta yang hendak mengantarkan putri Cinderella ke istana raja. Secara pribadi, hari ini menurutnya terlalu fantasi untuk dijalani, tapi tak masalah juga sebagai sarana unjuk bakat.
Di depannya semua orang telah beramai-ramai menunggu suara nyanyiannya. Ah, ayolah, dia bukan jelmaan Katy Perry atau Selena Gomez dadakan yang bisa mengeluarkan suara emas, yang ia takutkan tiba-tiba suaranya terdengar seperti chipmunk terjepit pepohonan di pertengahan lagu, sangat absurd untuk dibayangkan.
Matanya menjelajahi keramaian itu hingga akhirnya ia menangkap sekumpulan orang, Arsel, Karina dan keluarganya yang tampak semangat menyoraki dan bertepuk tangan, setidaknya hal itu memberinya kekuatan.
Sepersekian detik kemudian, lampu ruangan itu dimatikan hingga hanya tersisa lampu sorot yang mengarah padanya, orang-orang kian memberinya tepuk tangan, instrumen musik juga sudah terdengar dibagian intronya.
Soraya menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya pelan, tersenyum sejenak ke orang-orang yang ia kenal, memejamkan matanya lalu mulai bernyanyi:
I wonder why you and me fight each other
(Aku heran kenapa kamu dan aku bertengkar satu sama lain)
Don't you see the similarities between us?
(Tidakkah kamu melihat kesamaan diantara kita?)
Take a minute and see yourself in the mirror
Ambillah beberapa menit dan lihat dirimu sendiri pada cermin)
You look like me, those eyes, lips, you can't deny
(Kamu terlihat seperti aku, kedua mata itu, bibir, kamu tak bisa menyengkalnya)Sambil bernyanyi, kenangan-kenangan lama terlintas di kepalanya. Tentang hari-hari bersama saudarinya yang entah mengapa selalu saja kacau bak perang dunia yang membuat rentan hati.
Kalau dipikir kembali sebenarnya mereka pinang dibelah dua, ada darah yang sama mengalir di tubuhnya, terlahir dari rahim yang sama, tumbuh besar bersama, mengalami jatuh bangun dan suka cita bersama-sama pula. Pertengkaran diantara mereka yang lalu harusnya terselesaikan jika saling bersambung tangan seperti sekarang.
Have you thought about why we look the same?
(Sudahkah kamu memikirkan tentang kenapa kita terlihat sama?)
Why we feel the same?
(Kenapa kita terasa sama?)
Don't tell me it's by chance
(Jangan bilang padaku itu hanya kebetulan)
Oh, you're my brother, you're my sister
(Oh, kamu adalah saudara dan saudariku)
We're one big family
(Kita adalah satu keluarga besar)
Oh, you're my brother, you're my sister
(Oh, kamu adalah saudara dan saudariku)
Just one big family
(Hanya satu keluarga besar)Bertelau-telau seperti panas di belukar, sejauh apapun pergi dan sesulit apapun masalahnya, keluarga adalah tempat pulang terbaik untukmu. Mereka bisa menerimamu dengan versi dan keadaan dirimu, hal itu dikarenakan kalian adalah satu keluarga yang menyatu. Just one big family ....
It doesn't matter if you live far away from me
(Tak berarti apa-apa jika kamu tinggal jauh dariku)
You feel I feel, you bleed I bleed, you cry and I cry
(Kamu merasakan aku merasakan, kamu berdarah aku berdarah, kamu menangis dan aku menangis)
We sleep and dream
(Kita tidur dan bermimpi)
Sometimels we're sad sometimes we're happy
(Terkadang kita bersedih dan terkadang kita bahagia)
You breathe I breathe
(Kamu bernapas aku bernapas)
We love, walk, talk and we smile
(Kita mencintai, berjalan, berbicara dan kita tersenyum)
Have you thought about why we look the same?
(Sudahkah kamu memikirkan tentang kenapa kita terlihat sama?)
Why we feel the same?
(Kenapa kita terasa sama?)
Don't tell me it's by chance
(Jangan bilang padaku itu hanya kebetulan)
Oh, you're my brother, you're my sister
(Oh, kamu saudara dan saudariku)
We're one big family
(Kita adalah satu keluarga)Mereka seperti memiliki kabel USB antara satu sama lain, tapi bukan sarana penghantar arus listrik melainkan sebagai penghubung yang tak lekang dari hati. Satu menangis semua menangis, satu bahagia semua bahagia, satu kecewa semua kecewa, satu menderita semua menderita, satu tertawa semua tertawa, lagi-lagi hal itu dikarenakan mereka adalah satu keluarga yang menyatu. Just one big family ....
I care about you and i wish you could realize
(Aku peduli tentangmu dan aku harap kamu bisa sadar akan hal itu)
There's no difference between us two
(Tidak ada perbedaan diantara kita)
We're part of one family
(Kita adalah bagian dari sebuah keluarga)
No matter how far you are
(Tak berarti seberapa jauh dirimu)
And even if we don't know each other
(Dan bahkan jika kita tak saling mengetahui satu sama lain)
Oh, you and me, me and you, we are one
(Oh, kamu dan aku, aku dan kamu, kita adalah satu)
Oh, you're my brother, you're my sister
We're one big family
Oh, you're my brother, you're my sister
Just one big family
Oh, you're my brother, you're my sister
We're one big family
Oh, you're my brother, you're my sister
Just one big family
Just one big familyDi sisi lain, orang-orang tampak tengah menghayati lagu yang dinyanyikan sendu oleh Soraya, suara itu bergelanggang di mata orang banyak, gadis itu pantas mendapatkan pujian banyak nantinya, ia juga menantikan hal itu.
Lagu itu sebenarnya ditujukan untuk dirinya dan keluarganya, tapi jika nyatanya lirik tersebut terasa sangat mewakilkan banyak orang, baguslah. Setidaknya mereka menjadi sadar bahwa memiliki sebuah keluarga adalah sesuatu yang sempurna untuk disyukuri.
Kendati demikian, berakhirlah cerita ini juga, sebuah cerita yang awalnya saya juga tak tahu harus diselesaikan seperti apa dan pada akhirnya jadi begini.
Tentang keluh kesah anak pertama. Katanya, dia anak yang paling dipercaya, dituntut untuk menjadi contoh yang sempurna, padahal belum terlalu siap untuk menjadi dewasa. Seperti Arumna Nirmala.
Tentang keluh kesah anak tengah. Yang apa-apa diharuskan untuk mengalah, ia jarang diperlakukan dengan indah, biasanya hanya jadi pelengkap dalam rumah. Seperti Soraya Kamalia.
Tentang keluh kesah anak terakhir. Si paling dimanja sejak lahir, namun menjadi terkekang karena dianggap belum mahir, juga tempat taruh harap yang gagal hadir. Seperti Kanya Deluna.
Tentang keluh kesah anak satu-satunya. Meski tiap saat sepi menyelimutinya, ia bangkit sendirian untuk banyak harapan yang telah disematkan ke dalam pundaknya. Seperti Zen Marcello.
Terlepas dari itu semua, siapapun yang memeluk penderitaan dan penyebar semangat kebahagiaan, mereka hanyalah anak remaja dengan ribu, juta dan milyar kecemburuan. Jangan tiba di perut dikempiskan, tiba di mata dipicingkan, tiba di dada dibusungkan.
Sekian, terima kasih.
_______________________Jum'at, 1 Juli 2022__________
KAMU SEDANG MEMBACA
DEGRITLY (Tamat)
Teen FictionIni tentang sebuah keluarga, bagi sebagian orang keluarga adalah tempat bersandar paling nyaman, tempat penerimaan yang tulus, tempat belajar paling pertama, tempat untuk menuntun kita dalam mengambil keputusan, tempat cerminan diri, tempat yang pal...