10. Leonardo Dicaprio

88 7 6
                                    

Kantin sekolah penuh dengan segerombolan siswa/I sekolah menengah atas Jakarta. Beberapa di antaranya ada yang sedang menikmati makan siang, duduk duduk dengan santai di kursi panjang, bahkan bersua foto bak di tempat wisata nan indah.

Sedang seorang gadis yang mengenakan jaket hitam polos sedang sibuk menyendiri di temani dengan earphone di telinganya tanpa anting perak atau emas, bibir mungilnya menggunakan lip balm berwarna peach sedang menyeruput es teh manis yang ia pegang di tangan kanan, tangan kirinya pula memegang ponsel yang di dalamnya terdapat lirik lagu yang sedang ia dengarkan.

Dari ujung koridor, dua orang tampak berjalan ke arahnya, ia menerka seperti itu dan terkaannya memang benar. Mereka terlihat tinggi semampai dan berwajah datar.

Gubrak!
Salah satu dari mereka memukul meja di depan Soraya dengan kuat. Sedikit kaget, apa maksudnya? Salah satunya lagi juga tak memberikan penjelasan dan hanya tersenyum miring dengan puas. Soraya melepas earphone dan menyimpan benda tersebut di saku baju, gadis itu meraih helaian rambutnya dan mengikat dengan susah payah karena pendek.

Ia mendelik kepada dua orang aneh yang tak mengindahkan harinya itu, mata lebarnya melontarkan sejuta pertanyaan untuk Ketrin dan Jessy. Ah, pasti sebab perdebatan di aplikasi itu.

"Hey, pretty girl, don't u know us?" tanya Jessy dengan nada seperti seseorang yang sedang catcall.

Sebenarnya Soraya memang sudah tau tapi ia menjawab malas, "yes, i don't. u'r not famous."

Sorot mata Jessy berubah drastis rasanya ia ingin langsung menghantam seseorang yang baru saja menjawabnya. "oh, iya kan yang paling terkenal cuma lo," katanya sebal.

Ketrin duduk di kursi depan Soraya. "Gua pengen sendiri, masih banyak kok kursi lain ngapain harus duduk di depan gua. Lo ngefans ya sama gua. Dateng dateng nanya kenal apa engga," cibir Soraya, ia berdiri hendak pergi dari hadapan Ketrin dan Jessy.

Ketrin menarik tangan Soraya agar tak bisa pergi. "Where u wanna go? Let's talk together, kami baru aja pengen nemenin lo. Lumayan kan dapet temen seleb kaya lo, ck," cetus Ketrin tubuh Soraya terduduk karenanya membuat Soraya naik pitam hingga berdesis.

Soraya mencekram jari jemari Ketrin kasar. "what do u want? Ga usah bertele-tele, gue sibuk." Kemudian ia melepas tangan dan melipatnya di antara pinggang.

"Ga ada, we're just wanna something play with u, haha," tawa jahat. "Mulai hari ini kita kayaknya bisa deh jadi bestie, so, can I've ur phone number? Sans aja kali, gausah tegang gitu." Ketrin mengelus pipi Soraya tapi mencengkram rahangnya tiba-tiba.

Soraya menepisnya hingga tubuh Ketrin terhempas sedikit. Jessy yang sedari tadi diam saja tiba-tiba menampar Soraya, hal itu membuat mereka menjadi pusat perhatian di sana.

Mengelus pipi yang panas. "U'r so fu*k' crazy." Tak mau memperkeruh keadaan dengan membalas fisik pada mereka, sebab ini masih di area sekolah, bisa gawat jika ada guru yang tau kalau dirinya sedang bertengkar.

Ketrin mencondongkan tubuhnya namun masih berjarak jauh dengan Soraya. "Hey, see urself. Liat aja kedepannya lo bakal nyesel karna songong kaya gitu. I mean, just take care cuz we can do what we want in this place," ucap Ketrin dengan nada peringatan, sedikit pun kata-kata itu tak membuat Soraya gentar.

"Ya ya gua liatin deh, up to u." Soraya beranjak pergi meninggalkan kedua orang itu.

***

Karina mengejar Soraya yang tak berjalan santai sehabis dari kantin. "SORAYA," teriaknya dari kejauhan, tapi Soraya tak acuh akan hal itu, ia terus berjalan dengan wajah ketusnya menuju kelas.

DEGRITLY (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang