20. Middle Of September

112 7 0
                                    

Mungkin Soraya telah mengatakan ribuan atau bahkan jutaan kali dengan nada yang sangat menyakitkan dan sorot mata kesal bahwa dirinya benar-benar tak akan mau meminta maaf kepada Jessy, karena ia merasa tak punya kesalahan kepada gadis itu.

Namun jika yang di depannya ini adalah Ketrina barulah dirinya meminta maaf, karena memang harus ada maaf yang terjalin diantara mereka.

Ia menggerutu dalam benaknya, ia diculik oleh Jessy karena Arum yang egois tak mau berkata pada ayah dan bunda untuk menyuruh mereka meminta maaf kepada Ketrin.

Ketrin hanya minta permintaan maaf dari ayah saja tak lebih, tapi Arum malah sok hebat menawarkan diri bisa menyelesaikan masalah ini, parahnya ia malah membawa-bawa Soraya dan sekarang dirinya malah dalam bahaya.

Dasar sistem kekeluargaan yang aneh. Tahu begini sejak awal mending ia tinggal bersama eyang saja.

Soraya menggeram dalam hatinya, ia sudah tak tahan dengan semua ini, ia yakin keluarganya juga tak akan tahu dirinya tengah dalam keadaan yang seperti ini karena mereka tak peduli.

Ponselnya berdering, namun tangannya tengah terikat, Jessy mengambil ponsel Soraya lalu segera melihat siapa yang melakukan panggilan tersebut.

Di sana tertera nama ‘Arsel’ benar saja pasti lelaki itu sangat cemas sebab ditinggal begitu saja.

Jessy menunjukkan layar ponsel Soraya itu. “Lo tau siapa cowok yang lo deketin ini?! Dia cowok gue anjir! Lo harusnya ga usah berani-beraninya deketin dia tolol,” racau Jessy, gadis itu berkata sambil memukul kasar kepala Soraya.

Soraya membelalakkan matanya, jika memang benar seperti itulah hal yang terjadi ... lalu manusia mana yang bisa ia percaya lagi?

Jessy menyusupkan tangannya pada saku celana. “Lo ngerti ‘kan sekarang kenapa gue kaya gini sama lo? Kebetulannya ya Ketrina juga katanya ada dendam pribadi sama lo yang gue ga tau juga sebenarnya itu apa, yaudah kita abisin aja lo sekalian, lo suka banget sih anaknya cari masalah,” ucap Jessy dengan angkuh.

Jessy membuka ponsel Soraya yang tak terkunci, lalu ia membuka aplikasi WhatsApp, ia mencari nama ‘Arsel’ dan mengirim pesan pada lelaki itu.

Soraya: Sel, ga usah khawatir aku lagi di rumah temen aku, ujan sih, jadi aku mampir disini.

Sepersekian detik setelahnya, Arsel langsung membalas pesan itu secara gesit.

Arsel: Dimana, Ray?

Soraya: Disini, udah kamu pulang duluan aja, maaf ya aku tinggal sendiri

Arsel: RAYA DIMANA?!

Soraya: Di rumah temen

Di sisi lain Karin berkata bahwa Soraya tak memiliki teman selain dirinya, ya mau bagaimana pun memang seperti itu kenyataannya, Karin adalah teman satu-satunya Soraya sejak jaman SD.

Arsel: SIAPA NAMA TEMENNYA?!

Lalu Jessy memukul Soraya lagi. “Heh, siapa nama temen lo?” tanyanya untuk dijadikan alasan.

“Buat apa? Gaakan gue kasih tau, oon.”

Namun nyatanya Jessy tak se-bodoh itu, ia mencari di kontak Soraya, dan apa itu? Soraya hanya memiliki 5 kontak dalam ponselnya: Adek, Kakak, Karin, Arsel dan Wali kelas 11 IPA, sangat terlihat kehidupan nolife-nya.

DEGRITLY (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang