Sebuah suara memekakan menginterupsi pikiran yang agak sentimental juga dengan senyum jutaan dolar ke arah dua manusia di depannya. Dia mengamati mereka dari ujung rambut sampai ujung kaki, matanya menjelajahi setiap pergerakan yang dilakukan.
Anyelir malang, Soraya sedang menggeleng prihatin sebab seorang Arsel yang selalu menempatkannya ke situasi yang sulit.
Buk Nur mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan lalu berbisik pelan, "itu boneka kalian konsepnya apa, kok kaya gaun mau pergi ke kondangan."
Ya Tuhan, apalagi ini. Begitu cantiknya Karina membuat gaun tersebut malah dikatain gaun undangan padahal kan mirip gaun putri Disney. Arsel mengerutkan bibir, jelas sekali ia sedang menahan tawa.
Soraya mendelik. "Itu konsepnya princess Aurora, buk." Suara soraya terdengar gemetar, kata-kata itu keluar begitu saja tanpa rencana dan ia juga kaget.
Kemudian buk Nur menunjukkan raut wajah super bingung, mana tau-taunya hal yang seperti itu hingga Arsel mendengus dengan mulutnya yang lantas berevolusi menjadi letusan tawa.
Sekarang mereka sedang berada di kantor guru. Kebetulan guru lain sedang tak terlihat satu jiwa pun, mungkin mereka banyak kerjaan, toh ini juga bukan waktu istirahat.
Alih alih menceramahi Soraya dan Arsel karena terlihat romantis layaknya Romeo dan Juliet versi jaman modern nyatanya buk Nur malah mengucap kata-kata random bak menyimpang.
"Tak masalah selagi masih batas wajar," ujar buk Nur pula. Tiba-tiba saja buk Nur mengatakan hal tersebut, padahal sedari tadi ia tak membahas antara Soraya dan Arsel.
Tetapi Arsel mengangguk dengan penuh semangat. "Ada tambahan nilai ga, buk?" tanya Arsel, sempat-sempatnya ia memikirkan nilai sedang Soraya sibuk berpikir untuk menghilangkan video tersebut setelah keluar dari ruangan full AC dengan harum Stella lime carnival ini.
"Oh, tentu aja. Lagian memang editan kamu juga bagus dan konsep boneka itu juga bagus, jahitannya rapih, pokoknya top, deh, nilai kalian bertiga bakal ibu buat paling bagus di antara yang lan." Buk Nur membuat TOP pada jari jempol tangannya.
Soraya terkesiap dengan cara yang dramatis, meski perasaannya masih kesal karena video itu menjadi viral tetapi nilai tinggi sedikit menenangkannya.
Buk Nur berdiri mengambil boneka beruang di antara beberapa tumpukan boneka lain dan memberikannya pada Soraya. "Ini punya kalian ibu balikin. Sekarang kalian juga balik ke kelas, ya. Tolong sampaikan pada kelompok lain kalau boneka mereka belum bisa ibu balikin karena belum sempat menilainya."
"Baik, buk," ucap Soraya dan Arsel serempak. "Yaudah, kami pamit dulu ya, buk."
Si monster bertubuh jangkung menarik tangan kanan Soraya dengan kuat agar keluar bersama, hingga saat sampai koridor Soraya mengerang sakit.
"Gila kali lo, kek narik sapi aja."
Lalu Arsel melepas pegangannya. "Lo lambat sih, hehe."
Soraya berjalan cepat sehingga Arsel tertinggal jauh di belakang. Malas sekali berjalan beriringan dengan lelaki itu, nanti rumor mereka semakin melunjak brutal.
Saat sampai ke kalas, mata Soraya Langsung mengarah ke gadis yang sedang sibuk foto untuk kebutuhan insta-story. Soraya langsung berjalan menuju gadis tersebut, ia melempar boneka tepat di tubuh ideal Karina.
"Lah kok di balikin, Ray. Yang lain engga tuh."
"Yang lain belum di nilai. Punya kita kan paling tinggi." Soraya berbangga hati, ia memegang kepangan rambutnya dengan angkuh. Karina meringis karena jijik
Karina memeluk bonekanya gemas. "Ini buat gua aja ya." Tapi seseorang menyambar boneka itu.
"Enak aja lo, ini punya gua." Dan akhirnya Karina dengan Arsel bertengkar karena memperebutkan boneka beruang berkonsep princess Aurora itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEGRITLY (Tamat)
Teen FictionIni tentang sebuah keluarga, bagi sebagian orang keluarga adalah tempat bersandar paling nyaman, tempat penerimaan yang tulus, tempat belajar paling pertama, tempat untuk menuntun kita dalam mengambil keputusan, tempat cerminan diri, tempat yang pal...