04. Unconditionally

217 15 12
                                    

"7 hari dalam satu minggu itu udah ketentuan takdir, sama kayak aku sama kamu. Jadi gini, gak mau menye menye kayak y/n dan gak mau ambil pusing sampe gila, aku ke kamu tuh kaya lagunya Katy Perry yang judulnya Unconditionally yang artinya 'tanpa syarat', so, will u be my lover?"

"HAHAHAHAHA, anjrit, classic amat jijik gua dengernya please, aslinya lo niat mau nembak si Adam atau mau bikin dia muntah? Biasa aja kali."

Freya menendang batu kecil di depannya dengan kesal. "I'm feeling under the weather, huh. Tapi menurut gua si Adam kan love language nya word of affirmation jadi kayaknya dia bakal suka deh kalok gua nembak pake kata-kata yang tadi."

"Tau dari mana lo love language si Adam word of affirmation, lagian, Frey, emang lo serius mau nembak si adam langsung kayak gitu? Aduh, gua ngebayanginnya aja males banget, Frey."

"Ini tuh namanya effort Luna, gua tuh paling gak bisa ya nahan-nahan perasaan, keburu basi, Lun, entar Adam gua yang cool dan kece di ambil orang."

Luna menelan salivanya, sebab ia tahu beberapa saat lagi seseorang di sampingnya ini akan membuat sesuatu yang akan menghebohkan satu sekolah, bagaimana tidak, Freya berniat menembak Adam di lapangan saat pulang sekolah, membayangkannya saja Luna sudah tak sanggup. "Frey, gimana kalo lo nembaknya jalur instagram aja, deh, gimana kalo aslinya si Adam itu punya Agoraphobia (jenis gangguan kecemasan di mana seseorang takut dan menghindari tempat atau situasi yang dapat menyebabkannya panik, serta membuat pengidapnya merasa terjebak, tidak berdaya, ataupun malu.) Entar dia ilfil ke lo gimana?"

"Lo bikin overthingking doang, njir, bukannya dukung gua," lontar Freya, selanjutnya ia beranjak dari kursi di taman sekolah dan hendak masuk ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi.

Luna mengejar Freya dengan berlari kecil. "Lah, ngambek, hahaha," Luna terkekeh. "I can't kill two birds with one stone. Lo tau kan gua juga lagi pusing banget gara-gara kejadian beberapa hari lalu sama kak Soraya dan sampe sekarang kita berdua lagi perang dingin. Jadi gua dukung kok tentang lo sama Adam, yang gak gua dukung ntuh cara lo, lo mau di anggep cewe freak sama si Adam karena tiba-tiba nembak di keramaian?"

Freya menunduk sembari mencerna apa yang di katakan sahabatnya barusan. Benar juga pasti aneh sekali jika tiba-tiba mengutarakan perasaan di keramaian dengan seseorang yang tidak terlalu dekat dan bahkan beda kelas. Sepertinya Freya butuh pendekatan dulu.

Luna menepuk pundak dan merangkul bahu sahabatnya itu, meski Freya tertunduk lemas karena rencananya berhasil mulus tergagalkan.

***

Harinya cerah, tidak terlalu melelahkan juga, beberapa burung tampak bersiul sepanjang wire terbentang. Niatnya, tepat pukul 04.00 dini hari Soraya hendak berangkat untuk 'me time' di sekitar taman Tabebuya.

Sampai. Ia berjalan sembari menikmati keasrian pepohonan yang tertanam lalu duduk di kursi pinggiran kolam, terlihat olehnya kolam yang di penuhi dengan bunga teratai yang indah dan di tambah gazebo-gazebo di sekelilingnya. Sore ini akan sangat menenangkan.

Beberapa waktu dia hanya duduk manis mendengarkan alunan lagu seperti biasa di earphone yang tersambung ke ponsel. Tak lupa ia juga membuka Instagram dan mencari efek yang bagus untuk mengabadikan pemandangan di depannya, sekali jepretan ia langsung mengirim ke cerita Instagram. Lalu dengan sedikit ragu ia kembali masuk ke kamera Instagram, kali ini bukan untuk foto pemandangan di depannya lagi, namun dirinya.

Sekali, dua kali, tiga kali, dan sampai akhirnya dia bertekat membuat video layaknya vlogger yang sedang review tempat wisata. Ia berkata saat melihat hasil video tersebut, "kamu cantik banget kalok senyum terus gini."

DEGRITLY (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang