40. Iya atau engga?

343 56 5
                                    

"Ini gak ada bubur rasa lain apa ya? Keju kek, bbq kek, jagung manis, seawed atau apa gitu.Tawar anjir ga ada rasanya banget! Enek gue sumpah."

Senja yang lagi ngaduk-ngaduk bubur milik Stella reflek mendelik, "Bubur ajaib itu namanya sinting, apa rasanya bubur pake keju-kejuan! Mau makan makanan yang ada rasa-rasa mah nasi padang noh, beragam macam lauknya. Tapi tar, besok-besok aja, sekarang cenah gak boleh. Kata Papah Jaehyun, jangan kasih makan Cella yang aneh-aneh dulu."

Stella merengut, "Itu nasi padang, bukan yang aneh-anen anjir. Lagian semalam gue udah makan nasi goreng juga. Beliin dong Ja, lo ngomong-ngomong nasi padang, gue jadi kepengen!"

"Aaaaa buruan!" Seru Senja dengan sendok yang udah berada di depan mulut Stella, "Gak boleh sinting! Lagi sakit sia teh! Gak boleh makanan pedas-pedas dulu! Lagian om June mah suka aneh-aneh emang."

"Apa nih ngomong-ngomong nasi padang nasi padangan?"

Pintu kamar terbuka lebar dari luar. menampilkan dua sosok laki-laki yang baru datang, masih dengan seragam putih abu-abu yang kancingnya sudah tak terpasang sempurna, juga helm fullface yang di jinjing di tangan masing-masing.

Fajar menutup rapat kembali pintu dari dalam, berjalan menyimpan tas juga helmnya di sudut nakas di samping ranjang tidur Stella, lalu meraih bungkusan keresek kecil dari tasnya. 

"Panjang umur si nasi padang diomongin langsung datang." Kekeh Fajar membuka bungkus nasinya di atas kasur Stella dengan telaten, membuat Stella reflek mendorong kasar suapan bubur yang Senja sodorkan kepadanya.

"MAUUUU JAR!"

"Bolehhh, wait a minute..."

Senja mendecak sebal, ia menyimpan mangkok bubur Stella di atas nakas dengan kasar.

"Sialan lo! Gue udah baik-baik nurutin Papah jangan ngasih Cella makan keras-kerasan. Ini anaknya ngelanggar sendiri. Gue laporin Mamah pokoknya abis ini! Awas aja!"

"Lapor aja sok lapor. Tar gue minta bantuan pertahanan dari om June."

"Curang apaan! Mainnya ngaduan!"

Stella memutar bola matanya malas, lalu mendorong kening Senja gemas, "Bego! Yang mau main lapor-laporan kan juga elo duluan ya sinting!"

Senja memelototkan matanya tak terima, "Hehh! Lo kok jadi belain Fajar anjir!"

"Iyalah! Kalau gue belain lo tar gue gak bisa makan nasi padang."

Fajar terbahak puas, lalu menjulurkan lidahnya, mengejek sepupunya geli sendiri.

"Betul sekali. Udah awas lo jauh-jauh! Gue mau makan sama Cella, duaan aja! Lo gak boleh minta, gak boleh ganggu. Parasit dasar!"

"HIH BANGSAT LO BERDUA! JAHAT BANGET! AWAS AJA GUE ADUIN BENERAN ABIS INI!"

"Huuu mainnya aduan!"

"IHHH FAJAR!!!"

Farel terkekeh, segera ia tarik Senja yang semula duduk di samping ranjang Stella, bersebrangan dengan Fajar, kini dibawanya ke arah sofa sebelum gadis itu benar-benar mengamuk.

"Makan dulu! Ngelawan Fajar juga butuh tenaga." Kata Farel diakhiri kekehan.

Senja merengut ditempatnya, melirik Fajar Stella yang udah asik makan sepiring berdua, lalu menatap satu bungkus nasi padang lainnya yang tengah Farel buka.

"Aaaa?"

Dengan masih memasang wajah sebal, Senja tetap membuka mulutnya, membiarkan Farel menyuapinya sesendok penuh nasi padang, yang mana sebenarnya udah buat Senja ngiler juga daritadi. Tapi Fajar-nya mancing-mancing emosi.

TENTANG KITA || 01L 02L ft 97L [SQ Anak Gang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang