39. Nginap

346 56 7
                                    

7 hari berlalu pasca terjadinya penculikan Stella malam hari itu yang membuat gempar seluruh penghuni Gang.

Stella sendiri gak kenapa-kenapa, benturan kuat dikepalanya fakta tidak membuat Stella kehilangan kesadarannya, atau kata Jungkook bisa aja berakibat koma. Tapi ternyata memang Stella-nya kuat, malahan yang bawa dia kabur malam itu, kini terbaring di kamar lain dengan kesadarannya yang kian menipis katanya.

"Morning..."

Sonya yang baru keluar kamar mandi, reflek membekap mulut Reyhan yang baru aja melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar rawat Stella dengan ceria.

"Sttt! Jangan berisik, baru tidur Cella-nya." Bisik Sonya pelan, "Semalam gabisa tidur lagi dianya."

Reyhan ngangguk-ngangguk aja, "Tidur sendiri, apa diminumin Mamah obat tidur?"

Sonya ngehela nafas panjang, "Disuntikin obat tidurnya ke selang infus, soalnya Cella gak mau minum obat tidur lagi katanya. Tapi kata tante Jiho kalau gak dikasi obat tidur Cella bakal kurang istirahatnya. Jadi tadi diam-diam nyuntiknya. Kasian Cella keliatan banyak fikiran banget. Dibawa ngomong juga gak mau dia."

Reyhan ikut ngehela nafas, tangannya terangkat untuk mempuk-puk lembut perlahan kepala Sonya, "Yaudah gapapa, pelan-pelan di ajak ngomong Cella-nya, tapi nanti. Jangan di tanya-tanyain dulu. Sekarang dia masih kaget Nya, biar adaptasi dulu."

Sonya memelaskan wajahnya, tapi tetap mengangguk lemah.

"Ih kok malah jadi pada ngobrol disini!" Tegur Adel menepuk pundak Reyhan gemas.

Melirik kebelakang Reyhan, dimana ternyata semua anak gang ada disana, termasuk kehadiran Senja yang sukses membuat mata Sonya membelalak kaget. Pasalnya perempuan itu tiba-tiba mogok bicara setelah malam itu, gak bisa di ajak ngobrol apapun. Anaknya lebih memilih memendam diri di dalam kamar, bahkan sekolah pun ia skip. Juga selalu menolak saat di ajak jengukin Cella. Entah apa alasannya.

"Hey, kalau mau masuk, masuk sekalian, jangan setop di tengah jalan. Rombongan kalian ngalangin jalan ini teh." Tegur Jungkook yang kebetulan lewat sekalian mau ngecek kondisi Stella, malah menemukan rombongan semut bergerombol di depan kamar Stella malam-malam begini.

Rania yang posisinya berdiri paling belakang terkekeh, lalu tanpa permisi melewati teman-teman juga adik-adiknya, menyerobot masuk ke dalam kamar.

"Ayok ah masuk!"

"Rey jalan!" Komando Farel greget ngeliat kembarannya itu masih anteng di ambang pintu, membuat yang lain jadi ikutan gak bisa masuk.

Sonya juga Reyhan reflek minggir, memberi jalan yang lain untuk masuk ke dalam kamar, lalu satu persatu menggambil posisi pewe masing-masing. Seperti Bima dan Galang yang langsung ngegelar karpet, terus gogoleran di lantai. Juga Salsa Adel yang ngebuka kantong belanjaan mereka, lalu menumpahkan segala macam ciki-cikian di atas meja.

"Ini gue makan semua aja ya Ran?" Tanya Adel mengangkat satu ciki rasa jagung bakar di tangan kirinya, juga rasa keju di sisi lainnya.

Rania ngedelik, lalu ngerampas ciki berasa keju dari tangan Adel, "Enak aja. Kan udah satu-satu! Gue keju, lo jagung bakar!"

Adel memanyunkan bibirnya, "Tapi kepengen yang jagung bakar juga Ran! Lo ini aja deh ya? Oke, deal?"

Farel yang melihat coklat batangnya sedang di pegang sama teteh sepupunya reflek terbelalak, buru-buru meraih coklatnya sebelum disantap oleh Adel ataupun Rania.

"Enak aja ih si teteh! Ini punya Farel ya! Jangan dikorbanin juga!" Protes Farel, buat Adel semakin memajukan bibirnya merajuk.

Raga yang melihat keributan Adel Rania di sofa, terkekeh kecil, "Del ambil yang punya Raga aja, masih ada di kantong, coba cek."

TENTANG KITA || 01L 02L ft 97L [SQ Anak Gang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang