38. Diculik?

366 56 6
                                    

Pukul 1.30 am dini hari dimana anak-anak Gang memustuskan untuk berkumpul di pendopo atas perintah Fajar. Tak ada larangan sama sekali dari para orang tua karena mereka bisa melihat ekspresi kekalutan anak-anak yang gelisah semua setelah Sonya meminta tolong yang lain untuk menggotong Senja yang pingsan di ujung Gang tadi.

Sempat membuat Mina Mingyu
juga Galang panik luar biasa, yang lalu  menghujami Farel Fajar pertanyaan kenapa Senja bisa pingsan, sedangkan dua laki-laki itu sekarang ikut bingung, karena Senja bahkan belum cerita apa-apa daritadi.

Yang lebih parah Stella menghilang dari kamarnya tanpa kabar apapun. Satu-satunya yang memiliki informasi lebih, dipastikan hanya Senja, tapi gadis itu belum sadar dari pingsannya.

Maka dari itu Adel meminjam ponsel Senja seatas izin Galang untuk mengorek informasi kemana kira-kira Stella pergi dini hari begini tanpa izin, dan sukses membuat Ibun Lisa panik setengah mati.

"Udah ada kabar dari mbak belum?"

Rose Jiho yang sedari tadi diam di balkon rumah Jiho reflek menoleh, June Jaehyun ikut bergabung di luar setelah keduanya mencoba ngecek cctv yang mengarah ke ujung luar Gang untuk ngecek situasi yang terjadi sebelum ini tadi,

Rose menggeleng, "Belum, ditelfon gak ngangkat, Bam juga. Aku takutnya mereka kalut di jalan Jun."

Jiho ngangguk setuju, "Coba telfon Hyunjin Yeji sama Ruto, siapa tau mbak udah sampai disana, tapi belum sempat ngabarin."

Tanpa menunggu aba-aba lagi, Jaehyun mengangkat ponselnya mencoba menghubungi adik-adik dari Bambam dan Lisa,

"Halo dek..."

Jiho menoleh kembali pandangannya ke pendopo, lalu melirik rumah Mingyu, mencoba mengintip ke arah kamar lamanya dulu yang sekarang ditempati oleh ponakannya, Senja.

"Oh God! Tolong bantu mereka, jangan persulit pertemanan mereka, cukup kita aja dulu yang dibuat ombang-ambing, jangan mereka juga..." Bisik Rose penuh harap setelah melihat raut wajah anak-anaknya sedang menegang di bawah sana.

"Salah gue gak sih kalau kejadiannya kek gini?" tanya June tiba-tiba dari belakang punggung Rose,

Dua wanita itu reflek menoleh ke arah June dengan kening mengerut, "Maksud?"

June ngangguk sekilas, "Ini efek gue kemaren sok ngide bikin acara jodoh-jodohan itu bukan sih? Katanya Bam, seudah balik dari Bogor, Cella memang jadi lebih diem. Gue takutnya bikin itu anak stress."

"Bukan kata gue sih," ucap Jiho ragu, "Mungkin memang sedikit berefek, tapi gue rasa masalah mereka beda lagi. Itu yang harus kita liat-liat, takutnya berat, mereka gak bisa ambil andil."

June menghela nafas panjang, "Ya ampun anjir pen nangis gue! Shua, maafin papa ya nak..."

Rose reflek mengusap tangan suaminya yang bertengger di pundak Rose dengan lembut, mencoba menenangkan perasaan June yang bisa Rose pastikan tengah kalut itu.

"Yeji bilang Lisa udah dirumahnya, Hyunjin Ruto juga udah di rumah Yeji. Masalahnya Cella yang gak ada disana." 

Bahu Jiho reflek terturun lemas mendengar penjelasan Jaehyun. Jaehyun ikut mengusap pelan punggung Jiho dari belakang.

"Gue udah ngubungin Jungkook Mingyu, kita tunggu sebentar lagi, minimal dengar dulu kata anak-anak, kalau memang Cella belum juga pulang, kita turun tangan semua." putus Jaehyun mau tak mau.

"Cella di culik." Putus Adel pada akhirnya, membuat semua orang yang memusatkan perhatian kepadanya kini ternyenyak, sampai rasanya susah bernafas.

"Cia." Ucap Adel lagi membuat yang lain tambah tersentak kaget tak percaya.

"Cia?" Beo Fajar dan Reyhan kompak, keduanya saling pandang sebentar, lalu kembali menatap Adel menuntut penjelasan.

Adel menampilkan roomchat Senja dengan Stella, lalu menyodorkan ponselnya ke arah Rania disebelahnya, yang setelahnya fokus Rania mencoba mendalami isi pesan disana,

"Sebelum Senja ngirim pesan ke Farel sama Fajar, lebih dulu masuk pesannya Cella yang minta temanin ke depan, ditanya Senja mau ngapain, Cella bilang Cia nelfon dia minta ketemuan sebentar. Terakhir Senja bilang jangan, tapi cuma di read sama Cella, udahnya gak dibales lagi, di telfon juga gak ngangkat."

Jelas Adel panjang lebar. Setelahnya hanya hening yang menemani kesepuluhan remaja disana. Adel mengamati satu persatu ekspresi adik-adiknya, terutama Sonya yang tengah menahan tangis ditempatnya. Lalu terakhir bertukar tatap dengan Raga yang keliatan kosong di pandangannya,

"Berarti kita asumsiin aja Cella pergi sama Cia, ya?" Simpul Rania juga meminta persetujuan yang lain.

"Bentar... Bukannya Cia bilang mau pulang ke Jakarta?" Potong Galang noleh ke Reyhan yang mengerutkan keningnya bingung.

"Tau darimana?" Tanya laki-laki itu bingung sendiri.

Farel mendengus geram, "Terakhir kita ngumpul di kafe Bunda Mina, lo berdua Fajar ketemu Cia, kita buntutin, kita denger sendiri."

Reyhan menatap Fajar lama, setelahnya keduanya mengangguk membenarkan, baru teringat kalau keduanya sempat menemui Cia yang pamit ingin pulang lagi ke Jakarta, dan sempat meminta maaf kepada Reyhan juga Fajar.

"Berarti bukan Cia dong?" tanya Bima lagi setelah mendengar percakapan adik-adiknya.

"Gak bisa dibilang bukan Cia juga, tapi untuk nunjuk cewek itu yang bawa Cella, kita belum punya cukup bukti." potong Raga membuat yang lain mengangguk setuju, lalu lagi-lagi termenung bingung.

Sedangkan Sonya sedaritadi gelisah ditempatnya sambil meremat ponselnya, menunggu kabar dari Ayah dan Ibunnya yang tadi ngotot pergi berdua untuk mencari sosok adik kembarnya.

Reyhan yang melihat gadis disebelahnya tengah menahan tangis, diam-diam mendekatkan duduknya ke arah Sonya, lalu melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu, menariknya untuk bersandar kepadanya. Menepuk-nepuk pelan punggung Sonya, mencoba menenangkannya.

Sampai suara gaduh yang berasal dari rumah Galang berhasil mengalihkan atensi mereka, terlihat Mingyu yang buru-buru berjalan ke garasinya. Lalu Jungkook yang berlari dari rumah Mingyu masuk ke rumahnya sendiri,

Mengabaikan pertanyaan anak-anaknya di pendopo, Jungkook mengeluarkan motornya dari garasi, lalu membawanya sampai ke depan rumah Jaehyun, yang berseblahan juga dengan pendopo.

"JAE! JUN CABUT BURUAN!"

Jaehyun June yang memang sedari tadi mengamati pergerakan dua temannya yang heboh, mau gak mau dibuat panik, tanpa tau ada apa, lalu segera menyusul ke bawah, di susul Jiho Rose yang berlari dengan pikiran campur aduk.

"NAIK BURU!" teriak Mingyu dari depan rumahnya.

June segera menyambar asal helm milik Fajar yang ada di garasi, lalu menaiki motor Mingyu yang setelahnya bergerak melaju keluar dari Gang.

Diikuti Jaehyun yang naik keboncengan Jungkook, dan bersiap untuk melaju, sebelum Jungkook memutuskan untuk menatap anak-anaknya terlebih dahulu, lalu berakhir menoleh ke arah Jiho yang mamapah Rose yang sesenggukan menahan tangis saking paniknya.

"Udah gapapa, kita keluar bentar. Ho bawa anak-anak, gabungin di rumah Mingyu aja. Temenin Una Mina. Gue pergi ya?"

Jungkook kembali mengurungkan niatnya menarik gas, saat Fajar berhenti di depan motornya dengan wajah yang mengeras tegas,

"Yah, jangan ninggalin kita dengan keadaan linglung panik gak tau apa-apa kayak gini."

Jungkook menghela nafas, ia membalikan badannya menatap Jaehyun yang juga ia tengah mencari jawab untuk kepanikannya,

"Cella udah ketemu." Jungkook berhenti sebentar setelah semua orang berseru lega, lalu setelahnya melanjutkan kembali kalimatnya dengan hati-hati,

"Tapi sekarang di rumah sakit, mobil yang ngebawa dia terbalik di jalan arah menuju Lembang, sekarang Cella-nya belum sadarin diri."

TENTANG KITA || 01L 02L ft 97L [SQ Anak Gang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang