6. Nasib punya anak laki semua

738 95 3
                                    

"Demam biasa aja neng ini, Senja-nya. Gapapa da, diminumin obat tar juga hilang panasnya. Kudu makan aja pokoknya tar habis ini. Janggan gak makan."

Mina menghela nafas lega, seharian dia dibuat pusing sama kelakuan Senja yang uring-uringan gak jelas, tau-taunya malam ini langsung panas ngagebret. Tumben.

"Yakin bang? Tapi tadi Senja panas banget, apa neng bawa ke rumah sakit aja gitu ya? Takutnya malah step gitu." tanya Mina lagi dengan cemas.

Jungkook gelengin kepalanya, "Gapapa neng, kalem ya. Demam biasa kok ini, percaya sama abang. Habis ini tar gue titip obat ke June aja, kayanya belum pulang itu bapak-bapak satu."

"Tuh denger apa kata om Jungkook, dek? Lagi sakit bukannya makan, malah puasa kamu tuh." tegur Mingyu yang daritadi diam di ambang pintu, lalu geleng-geleng kepala setelah anak bungsunya merengut manja di pelukan Jungkook yang baru aja meriksa tekanan darahnya.

"Ini lagian kamu kenapa jadi demam gini sih, Ja? Di rumah depan juga itu Rania lagi sakit tau, tumben-tumbenan ini pada sakit. Biasanya kamu sama Rania tuh yang paling anti demam-demaman kaya gini, kan?"

Jungkook mengelus rambut panjang ponakannya ini dengan sayang. Jujur aja ini Jungkook jadi sedikit khawatir, soalnya ponakannya yang satu ini bisa dibilang antibodinya kuat, diantara anak perempuan yang lain. Eh sekarang malah tumbang, lemes banget gak ada tenaga. Kan Jungkook jadi ikut gak tega jadinya.

"Ya gimana gak sakit coba, orang semalaman dia rendaman di kolam sama Rania Sonya sampe subuh. Mana huhujanan lagi. Di panggil-panggil anaknya pada bodo amat. Lagi kompak pada ngambek sama Galang semua. Yaudah sakitnya juga kompak sekarang." saut Galang yang baru aja masuk ke dalam kamar adik kembarnya, lalu ikut duduk di pinggiran kursi.

"Mau bakso gak?" tawar Galang nyerahin satu mangkok berisi mie bakso dengan kuah yang masih panas.

Senja mengintip sedikit, belum mau melepaskan pelukannya dari Jungkook. Lalu setelahnya menggeleng, yang mana membuat Mina menghela nafas khawatir.

"Dek, makan dulu dong. Kan mau minum obat habis ini." bujuk Jungkook pelan.

"Belum mau makan. Lagian kan obatnya juga belum ada om."

Jungkook menatap Mingyu, lalu sama-sama meringis. Iya juga ya, kan obatnya belum ada sekarang.

"Atuh tetep aja harus makan. Minum obatnya nyusul nanti, ya?" ucap Mina kali ini masih membujuk Senja untuk mau makan malam ini.

"Senja gamau bakso tapi. Pengennya sate damri." Balas Senja dengan suara parau.

"Dekk ngucap! Jauh banget loh itu, dari ujung ke ujung. Abang juga udah beliin bakso enggal jauh-jauh loh ini, Senja."

"Dih, gue tanya balik, emang siapa yang minta abang beliin bakso?"

Mingyu terkekeh, "Iya juga, kamu juga ngapain beli bakso enggal, adek kamu belum nitip apa-apa loh bang daritadi?" tanyanya heran.

Galang meringis, "Bukan buat Senja sih tadi. Tapi teh Rania yang mau, yaudah abang beliin aja sekalian untuk Senja."

Jungkook mendongak kaget, "Loh tumben Rania mau ngebakso? Biasa dia yang paling susah kalau makan kuah-kuahan kan?"

Galang menghela nafas panjang, "Iya om. Teh Rania kalau sakit tipe makanannya suka jungkir balik. Tadi juga harusnya bang Raga yang beliin, tapi anaknya mendadak harus pergi dulu. Teh Rania-nya keburu ngambek."

"Tuhkan, buat teh Rania aja bang Galang mau jauh-jauh beliin, tapi buat Senja gamau. Yang adeknya bang Galang itu sebenarnya Senja atau teh Rania sih?!"

TENTANG KITA || 01L 02L ft 97L [SQ Anak Gang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang